Kamu pikir aku mau hidup kayak gini terus?!" Seketika itu juga mata Cahaya berkaca-kaca "Justru Aya bilang gini biar kamu tuh gak nanggung beban sendiri! Apa kamu gak nganggap Aya sebagai keluarga?!" Bayu tanpa menjawab langsung pergi meninggalkan mereka bertiga sendiri. Malam itu diakhiri dengan kesunyian, hanya ada bisikan angin yang tersisa.
       Matahari sudah bersinar terang, Cahaya bangun dan meninggalkan kamarnya berkeliling di sekitar rumah untuk meminta maaf atas kejadian kemarin tapi sayangnya dia tidak menemukan Bayu dimana-mana.Â
Karena khawatir, Cahaya memutuskan untuk keluar dia berpamitan dengan Aceng dan Dennis untuk mencari Bayu di tempat yang sering dia kunjungi, tempat dimana banyak kenangan Bayu dan orang tuanya terkubur, tempat dimana Bayu selalu menyendiri ketika emosinya sedang tidak stabil.Â
Cahaya akhirnya sampai di taman dekat toko roti itu, betul dugaannya Bayu sedang terdiam di bangku taman tersebut. "Ba-" Ketika Cahaya hendak menyapa Bayu tiba-tiba seorang petugas keamanan datang dan menarik paksa lengan Bayu.Â
Cahaya terkejut karena panik dia cepat-cepat berlari menghampiri Bayu dan petugas keamanan tersebut "Tunggu pak! Bapak mau bawa teman saya kemana?" Petugas keamanan itu dengan ketus berkata "Oh jadi kamu temannya, ke kantor polisi lah enak saja sudah mencuri asal dilepas begitu saja dia pikir karena dia masih anak-anak akan saya bebaskan begitu saja!" Mendengar hal tersebut alangkah kagetnya Cahaya, ternyata selama ini pekerjaan yang dia maksud itu bohong dia tidak bekerja tetapi mencuri.Â
"Bayu, ini bohong kan? Mana mungkin Bayu mencuri, pasti bapak salah orang!" Mendengar perkataan Cahaya, Bayu hanya terdiam dan mengalihkan pandangannya dengan ekspresi merasa bersalah.Â
"Sudah salah ngotot lagi! Jangan-jangan kamu itu temannya dia yang bantu dia mencuri ya?!" Petugas keamanan tersebut meraih tangan Cahaya dan menariknya. "Bukan pak! Bukan dia, dia gak salah apa-apa!" tiba-tiba terdengar teriakan dari jauh. "Ceceng?! Kamu ngapain disini?" tanya Cahaya, sebelum menjawab petugas keamanan itu menarik tangan Aceng juga dan akhirnya membawa mereka semua ke kantor polisi.
Sesampainya di kantor polisi, Cahaya terlihat kecewa, sedih, dan marah mengetahui bahwa ternyata selama ini Bayu dan Aceng mencuri makanan demi memenuhi kebutuhan mereka sehari- hari tak "Aya gak nyangka ternyata selama ini kalian mencuri, Aya kecewa sama kalian."Â
Aya berkata dengan nada lemas, Bayu dan Aceng hanya terdiam. Mereka berempat akhirnya diinterogasi oleh polisi. "Lihat kucing-kucing liar ini mereka mencuri untuk mencari makanan." Kata petugas keamanan toko roti tersebut.Â
"Dimana orang tua kalian?" tanya salah seorang dari polisi, mereka semua terdiam sama sekali tidak ada yang menjawab. Tiba-tiba bunyi dering telepon genggam memecahkan kesunyian, ketika diangkat ternyata itu adalah pemilik toko roti tersebut. Polisi mengangkat telepon genggam itu dan berbicara sejenak dengan pemilik toko roti itu. "Ya, baiklah, saya mengerti, hm." Ujar polisi yang mengangkat telepon genggam tersebut.Â
"Anak-anak kalian beruntung pemilik toko roti tidak meminta kalian untuk mengganti rugi roti-roti yang sudah kalian ambil." Ketika polisi berkata seperti itu seketika mereka semua lega "Tetapi tentu saja kami tidak bisa melepaskan kalian begitu saja, mengetahui bahwa kalian tidak memiliki orang tua, mau tidak mau kalian harus dibawa ke panti asuhan." Lanjut polisi itu.