Mohon tunggu...
Maria Arihta Prima Sitepu
Maria Arihta Prima Sitepu Mohon Tunggu... Pelajar

Hobi saya menonton film, menggambar, dan makan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kucing-Kucing Liar

21 November 2024   22:27 Diperbarui: 21 November 2024   22:27 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Lari!" teriak seorang anak laki-laki pada temannya yang sedang terburu-buru memasukan beberapa roti ke dalam platik kresek hitam di sebuah toko roti ketika seorang petugas keamanan melihat mereka. Laki-laki yang memegang plastic kresek hitam malah terdiam "hah?", dengan kesal seorangna lagi berkata "Ku bilang lari!". 

Laki-laki yang mengomel tersebut menarik lengan temannya dan mereka berdua lari menuju pintu keluar di sela-sela keramaian, "Hey! Bocah-bocah nakal kembalikan rotinya!" teriak petugas keamanan tersebut. Mereka dengan panik lari keluar mencari tempat persembunyian dan masuk ke sela-sela gedung yang hampir berhimpitan.

"Ah... hampir saja kita tertangkap." Kata laki-laki yang memegang plastik kresek sambil bernafas terengah-engah. Anak laki-laki itu Namanya Aceng, kulitnya sawo matang dengan rambut hitamnya yang berantakan dan mata cokelatnya yang agak sayu serta baju jersey merah yang sedikit kotor dan celana hitam.

 "Emang! Salah siapa coba?" Seorangnya lagi namanya Bayu berambut keriting dan menggunakan jaket merah, badannya agak lebih pendek dari Aceng. "Hehe yaudah iya maaf, jangan marah-marah dong!" Aceng membujuk Bayu. Ketika petugas keamanan toko swalayan itu sudah menjauh, barulah mereka keluar dan berjalan arah pulang.

Sore menjelang malam, dua anak laki-laki tersebut tengah berjalan menuju ke sebuah rumah tua kecil di gang yang sempit sambil memegang plastik kresek berwarna hitam. 'Tok-tok-tok!' Suara ketukan terdengar dari luar pintu. Seorang gadis berambut hitam pendek dengan kaos hijau dan celana selutut berwarna cokelat membukakan pintu "Ceceng! Bayu! Kalian sudah pulang!" Gadis tersebut menyambut mereka berdua dengan gembira. 

Bayu seorang yang paling tua diantara mereka tersenyum kecil kepada gadis itu "Ini kami bawakan makanan yang banyak, cukup untuk makan berempat" Mereka bertiga kemudian masuk ke dalam rumah tua dan duduk bersila di tikar yang berlubang. "Oh iya si Dennis masih tidur, sebentar ya Aya bangunin Dennis dulu" gadis itu berjalan menuju pintu kamar yang bertirai biru. 

Tak lama kemudian dia menggandeng seorang anak kecil laki-laki yang berusia sekitar 7 tahun menggunakan kaos bergambar Ultramen menguap sambil mengusap matanya. Aceng kedua yang paling muda diantara mereka menyambut Dennis "Dennis! Dennis! Lihat nih kita bawa apa, ini hasil kerja keras aku sama Bayu!" Aceng mengangkat plastik kresek hitam tersebut dengan ekspresi bangga.

 "Wah! Dennis mau makan! Dennis mau makan!" Mereka berempat duduk bersila di atas tikar berlubang, Dennis yang sudah kelaparan langsung mengambil satu roti dari plastik tersebut. Sebelum Dennis memasukan roti itu ke dalam mulutnya, Bayu langsung menghentikannya "Eh, Dennis sabar ya kita harus doa dulu sebelum makan." "Oh iya Dennis lupa." Dennis menaruh rotinya.

Mereka duduk membentuk lingkaran dan memegang tangan satu sama lain. Bayu memimpin doa "Sebelum makan ayo kita berdoa." Suasana hening sejenak, selesai berdoa mereka mengambil roti-roti yang ada di plastik kresek tersebut dan makan dengan lahap. 

Cahaya membuka percakapan "Sebenarnya Bayu sama Ceceng tuh kerja apa sih? Kenapa kalian gak pernah mau kasih tau Aya padahal siapa tau Aya bisa bantu kan lumayan." Itu bukan pertanyaan yang baru sekali terucap, Cahaya sudah sering kali bertanya tetapi tidak pernah pertanyaan tersebut dijawab. "Sudahlah makan saja! kami gak nyuruh kamu kerja kok, tinggal makan saja apa susahnya?" Ucap Bayu sebal karena pertanyaan yang terus ditanyakan Cahaya setiap kali mereka makan bersama.

 "Emang kita mau sampai kapan begini terus?" Cahaya meninggikan nada bicaranya. Bayu yang terbawa emosi reflek berdiri dan mengeraskan suara "Kenapa sih kamu tuh gak bersyukur? Makan tinggal makan, gak ada loh yang nyuruh kamu kerja cari makan. 

Kamu pikir aku mau hidup kayak gini terus?!" Seketika itu juga mata Cahaya berkaca-kaca "Justru Aya bilang gini biar kamu tuh gak nanggung beban sendiri! Apa kamu gak nganggap Aya sebagai keluarga?!" Bayu tanpa menjawab langsung pergi meninggalkan mereka bertiga sendiri. Malam itu diakhiri dengan kesunyian, hanya ada bisikan angin yang tersisa.

              Matahari sudah bersinar terang, Cahaya bangun dan meninggalkan kamarnya berkeliling di sekitar rumah untuk meminta maaf atas kejadian kemarin tapi sayangnya dia tidak menemukan Bayu dimana-mana. 

Karena khawatir, Cahaya memutuskan untuk keluar dia berpamitan dengan Aceng dan Dennis untuk mencari Bayu di tempat yang sering dia kunjungi, tempat dimana banyak kenangan Bayu dan orang tuanya terkubur, tempat dimana Bayu selalu menyendiri ketika emosinya sedang tidak stabil. 

Cahaya akhirnya sampai di taman dekat toko roti itu, betul dugaannya Bayu sedang terdiam di bangku taman tersebut. "Ba-" Ketika Cahaya hendak menyapa Bayu tiba-tiba seorang petugas keamanan datang dan menarik paksa lengan Bayu. 

Cahaya terkejut karena panik dia cepat-cepat berlari menghampiri Bayu dan petugas keamanan tersebut "Tunggu pak! Bapak mau bawa teman saya kemana?" Petugas keamanan itu dengan ketus berkata "Oh jadi kamu temannya, ke kantor polisi lah enak saja sudah mencuri asal dilepas begitu saja dia pikir karena dia masih anak-anak akan saya bebaskan begitu saja!" Mendengar hal tersebut alangkah kagetnya Cahaya, ternyata selama ini pekerjaan yang dia maksud itu bohong dia tidak bekerja tetapi mencuri. 

"Bayu, ini bohong kan? Mana mungkin Bayu mencuri, pasti bapak salah orang!" Mendengar perkataan Cahaya, Bayu hanya terdiam dan mengalihkan pandangannya dengan ekspresi merasa bersalah. 

"Sudah salah ngotot lagi! Jangan-jangan kamu itu temannya dia yang bantu dia mencuri ya?!" Petugas keamanan tersebut meraih tangan Cahaya dan menariknya. "Bukan pak! Bukan dia, dia gak salah apa-apa!" tiba-tiba terdengar teriakan dari jauh. "Ceceng?! Kamu ngapain disini?" tanya Cahaya, sebelum menjawab petugas keamanan itu menarik tangan Aceng juga dan akhirnya membawa mereka semua ke kantor polisi.

Sesampainya di kantor polisi, Cahaya terlihat kecewa, sedih, dan marah mengetahui bahwa ternyata selama ini Bayu dan Aceng mencuri makanan demi memenuhi kebutuhan mereka sehari- hari tak "Aya gak nyangka ternyata selama ini kalian mencuri, Aya kecewa sama kalian." 

Aya berkata dengan nada lemas, Bayu dan Aceng hanya terdiam. Mereka berempat akhirnya diinterogasi oleh polisi. "Lihat kucing-kucing liar ini mereka mencuri untuk mencari makanan." Kata petugas keamanan toko roti tersebut. 

"Dimana orang tua kalian?" tanya salah seorang dari polisi, mereka semua terdiam sama sekali tidak ada yang menjawab. Tiba-tiba bunyi dering telepon genggam memecahkan kesunyian, ketika diangkat ternyata itu adalah pemilik toko roti tersebut. Polisi mengangkat telepon genggam itu dan berbicara sejenak dengan pemilik toko roti itu. "Ya, baiklah, saya mengerti, hm." Ujar polisi yang mengangkat telepon genggam tersebut. 

"Anak-anak kalian beruntung pemilik toko roti tidak meminta kalian untuk mengganti rugi roti-roti yang sudah kalian ambil." Ketika polisi berkata seperti itu seketika mereka semua lega "Tetapi tentu saja kami tidak bisa melepaskan kalian begitu saja, mengetahui bahwa kalian tidak memiliki orang tua, mau tidak mau kalian harus dibawa ke panti asuhan." Lanjut polisi itu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun