Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Benarkah Kita Tahu Tujuan Hidup?

25 Mei 2024   06:30 Diperbarui: 25 Mei 2024   06:34 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.booksindonesia.com

Pertanyaan yang sangat mendasar, bila kita tidak tahu dengan tepat tujuan kelahiran atau hidup, maka dapat dipastikan hanya mengikuti kata orang. Dan yang lebih menyedihkan, kebanyakan kita tidak tahu tujuan kita berada di bumi ini.

Dari buku Ancient Wisdom For Modern Leaders atau Kebijaksanaan Klasik Bagi Manusia Indonesia Baru, Niti Sastra yang ditulis oleh Anand Krishna pada halaman 255 : 

"Segala yang berguna berasal dari pikiran jernih dan kesucian diri. Bila tidak jelas, mintalah nasihat para suci. Segala yang berguna berasal dari nafsu rendah, dari angkara murka. Hendaknya yang berguna dipisahkan dan dijauhkan dari yang tidak berguna."

Jadi bila ada yang mengatakan bahwa tujuan hidup adalah agar berguna sehinggga memberikan makna atau arti bagi orang banyak, maka tujuan hidup kita mesti berasal dari kesucian diri serta pikiran jernih. Untuk mengetahui tujuan hidup sehingga memberikan manfaat atau berguna bagi banyak orang, langkah pertama kita adalat membersihkan pikiran da menjaga kesucian diri.  Benarkah pikiran kita sudah jernih?

Pertanyaan sangat mendasar, bila tidak jernih pikiran serta kesucian diri tidak dimiliki, segala pikiran, ucapan, dan perbuatan kita tidak berbeda dengan hewan. Semua pikiran, ucapan, da perbuatan hanya berlandaskan emosi. Sehingga terkadang kita merasakan penyesalan setelah melakukan suatu perbuatan. Padahal ada pepatah : Luka akibat benda keras bisa dipulihkan, tetapi luka hati akibat ucapan atau kata-kata tidak bisa disembuhkan.

Sering sekali dalam kehidupan dan pergaulan kita sangat reaktif; mungkin pada umumnya memang seperti itu, reaktif dalam menanggapi banyak hal. Yang menjadi pertanyaan, 'Mengapa kita reaktif'

Kebanyakan dari kita sangat reaktif menanggapi segala sesuatu. Karena segala yang keluar dari kita sesungguhnya merupakan cerminan dari keadaan dalam diri kita. Dengan kata lain, sesungguhnya pikiran yang kita miliki sangatlah penuh sesak dengan sampah, jadi yang keluar dari mulut kita juga sampah. Bila daam pikiran kita penuh dengan sampah, mk dapat dipastikan kita tidak mengetahui tujuan hidup atau life purpose.  


Saya teringat suatu kisah yang mungkin sangat umum : Seseorang yang sangat ideal memiliki cita-cita atau tujuan hidup sangat mulia : "Ingin mendamaikan dunia"

Setelah usia pertengahan, ia sadar bahwa suatu hal mustahil mendamaikan dunia, ia Ubah yang lebbig kecil : "Ingin kota tempat tinggalnya damai dan tenteram. Tidak tercapai juga, maka menjelang ajal tiba, baru ia menyadari bahwa dalam dirinya sendiri belum ada perasaan damai.

Namun terlambat sudah ketika kesadaran itu datang, ia tidak lagi memiliki energi untuk damai dengan diri sendiri.

Yayasan Anand Ashram memiliki VISI : ONE EARTH; ONE SKY; AND ONE HUMANKIND.

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi yang dilakukan adalah : 

Inner Peace; Communal Love; Global Harmony.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun