Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tampaknya Satu, tetapi Ternyata 3 Kepribadian

11 Mei 2024   06:30 Diperbarui: 11 Mei 2024   06:51 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.anandashram.or.id/

Kita pikir diri kita hanya satu tubuh, realitanya ada 3 kepribadian yang disandang.....

Pertama tentang bagaimana persepsi atau cara pandang orang lain terhadap kita. Ketika kita bergantung terhadap bagaimana pendapat orang lain terhadap diri kita, sebenarnya tanpa sadar kita menyerahkan kendali atau remote control  kepada orang lain. Hidup kita akan sangat menderita. Segala sesuatu mulai dari pola pikir, ucapan serta perbuatan tergantung pada orang lain. Bahkan untuk menentukan keyakinan yang sesungguhnya hak sangat pribadi pun kita tidak bisa ditentukan oleh kita. Sungguh penderitaan. Namun demikian, karena sudah nyaman dengan perbudakan lingkungan/masyarakat, kita menjadi kebal.

Ini tampak ketika kita berinteraksi di sosial media. Kita sangat bergantung pengan adanya jempol/like yang diberikan oleh orang lain. Bila sedikit yang memberikan jempol, kita merasa yang kita upload tidak berguna. Banyak sudah berita tentang hal seperti ini di media sosial. Inilah perbudakan yang tanpa disadari oleh kita. Keadaan kita berada daam kondisi tanpa kepribadian. Hidup daam ketakutan, kita menggunakan reptilian brain.  

Dalam berpakaian pun sangat bergantung dengan pendapat orang lain. Bukan hanya pakaian, bahkan yang kita makan pun kita hanya ikutan. Misalnya, ada yang jenis makanan yang sedang viral, kita merasa takut bila tidak ikutan mencicipi. Ada perasaan merasa takut ketinggalan. Terutama generasi Z, ini yang disebut Fear of Missing Out (FoMO).  

Yang ke dua adalah kepribadian yang menurut pikiran kita. Tampaknya kita begitu percaya diri. Namun sayangnya, kita kadang bertindak jadi seorang yang arogan. Karena kita tidak bisa lagi mempercayai orang lain. Kita anggap segala hal yang kita lakukan paling baik dan benar. Sulit bisa menerima pendapat orang lain. Apalagi bila pendidikan kita tinggi denga berbagai gelar. Hal ini terjadi karena sejak kecil kita tergalu dimanja serca mendapatkan banyak pujian.

Atau hal lain yang bisa muncul adalah kebalikannya, kita menjadi sangat inferior atau merasa takut/rendah diri. Keadaan ini bisa terjadi bila kita serak kecil hidup dalam lingkungan yang selalu menganggap diri kita selalu salah. Ini juga pengaruh lingkungan yang selalu merundung kita. Sulit sekali mengekspresikan pendapat kita karena perasaan rendah diri. Ini muncul dari bagaimana kita memandang diri kita.

Tampaknya ke duanya mendekati kesamaan. Memang sangat sulit membedakan, tetapi yang jelas dampak atau eek terhadap mental kita sama. Sama-sama membuat mental kita tidak waras.

Yang terakhir bisa terjadi bila kita mau melakukannya perjalanan ke dalam diri untuk mengetahui diri kita sejatinya. Dan keadaan atau kepribadian ini membuat kita bisa memberdayakan diri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Inilah tujuan utama kelahiran dalam kehdiupan ini. Inilah yang disebut hidup secara meditatif. Hidup berkesadaran, hidup dengan penuh empati.

Hal tersebut di atas bisa kita bisa menyadari bahwa daam diri kita ada 5 kesadaran.

Kesadaran tubuh, dalam bahasa Sansekerta disebut Annamayakosha; Kesadaran luar saja, mulai dri cara berpaian atau jabatan, bahkan jenis makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun