Mohon tunggu...
Mardi Sirait
Mardi Sirait Mohon Tunggu... Lainnya - Administer Social Justice

Menulis adalah pengabdian bagi keabadian dan menyuarakan kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsepsi Semesta dan Sang Pencipta

4 Oktober 2020   11:45 Diperbarui: 4 Oktober 2020   11:53 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agama manusia tidak boleh egoistis dan bagi manusia, tetapi agama ideal bagi kepentingan Allah. Agama bukan parsial ketika menjalani hidup, melainkan mencakup keseluruhan eksistensi kita.

Agama bisa dikatakan agama jika hanya untuk kepentingan dan kebaikan bersama.

Agama yang sejati menghisap kita pada kemuliaan yang menyuarakan, "Dikuduskanlah nama mu, datang lah kerajaan Mu, jadilah kehendak mu", menjadi ekspresi terdalam semua kehidupan religius.

Yang menjadi semboyan kita seharusnya "Carilah kerajaan Allah", mengakui segala sesuatu dari Dia melalui Dia kepada Dia kemuliaan selama-lamanya, Sang Pencipta. 

Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

Jadi, jika Stephen Hawking mencari makna dalam, "alam semesta namanya kalau ia tak menjadi rumah bagi orang-orang yang kau cintai", dan jika Stephen Hawking bertujuan untuk sepenuhnya memahami alam semesta, mengapa ia ada dan apa hakikat keberadaannya?".
 

Maka harusnya dia menemukan nya didalam KRISTUS, sebab IA (KRISTUS) ada terlebih dahulu dari segala sesuatu yang ada termasuk atas semesta dan segala sesuatu ada dalam DIA, segala sesuatu diciptakan didalam DIA.

Jika, Immanuel Kant, sang Filsuf yang rendah hati dan disiplin tersebut berkata, "Dua hal yang saya kagumi selama hidup di dunia ini, bila merenungkan misteri alam semesta (fisika), 'langit berbintang di atas' dan 'hukum moral di dalam saya" yaitu dalam diri seorang manusia (Etika)," harus dia menemukan nya didalam KRISTUS.

"Karena Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan."

Jika para pemikiran para filsuf Pra Sokratik maupun  Sokratik yang menyebut, bahwa ada Penopang yang tidak ditopang, Pendorong yang tidak didorong; nyatalah didalam KRISTUS ketika dia berkata, *"Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."

Dia adalah Sumber dari segala keberadaan, ketika Allah berkata kepada Musa, "AKU ADALAH AKU", suatu keberadaan yang tidak menjadi tetapi suatu keberadaan yang menjadi Sumber keberadaan, Sumber penopngan segala sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun