Mohon tunggu...
Mardi Sirait
Mardi Sirait Mohon Tunggu... Lainnya - Administer Social Justice

Menulis adalah pengabdian bagi keabadian dan menyuarakan kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsepsi Semesta dan Sang Pencipta

4 Oktober 2020   11:45 Diperbarui: 4 Oktober 2020   11:53 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun di belahan timur menciptakan agama, tapi tidak semua agama mempercayai ada nya Tuhan. Mereka memegang paham yang diwariskan leluhur nya, percaya kepada ribuan dewa-dewa. 

Sebut saja percaya pada kutu busuk, percaya kepada lembu, percaya kepada sapi adalah leluhur mereka. Yang mereka juga akan mengalami siklus hidup menjadi binatang, sehingga mereka tidak sewenang-wenang memperlakukan binatang karena dalam keyakinan nya bahwa itu leluhur mereka. 

Mereka percaya kepada pembagian dewa-dewa: dewa kesuburan, dewa penghancur, dewa kebaikan. Mereka memilih beribadah kepada dewa pengahancur karena mereka takut musibah menimpa.

Sehingga unsur religius/Ibadah tidak lahir sebagai dorongan penghormatan, melainkan ketakutan kalau-kalau dewa penghancur menimpakan bencana atau musibah.

Singkat nya dari uraian diatas, ingin menjelaskan ada agama yang ateis, tidak percaya kepada Tuhan.

Di wilayah belahan dunia timur, sebut saja Asia tidak asing dengan konsep agama karena merupakan wilayah yang memproduksi agama.

Tetapi mengenai ekstrem (yang disebutkan diatas), negara atau wilayah yang menghasilkan agama tersebut justru lebih memproduksi kefasikan, moral yang bejat, kejahatan yang merajalela, dan sebut juga kemunafikan yang lebih bengis serta merajalela.

Hal diatas bukan asumsi/perkiraan, melainkan suatu simpulan atas fakta dan fenomena yang terjadi. Abad 20 dan 21 telah membuktikan, justru mereka yang agamis lebih berani membunuh orang lain, menghujat dengan keji, menyakiti orang lain. Lebih ekstrem, mereka yang religius/agamis mengatasnamakan ketuhanan nya, membela agama nya dengan membunuh orang lain.

Itu kah agama tersebut?

Karena justru mereka yang ada dalam pusaran keagamaan yang bertindak kelaliman, mengingkari esensial dari makna agama tersebut. Itu kah beragama yang disebut beribadah yang menjadi hakim bagi sesama nya?.

Jelas, Yesus dari Nazaret yang disebut Mesias mengkonfrontasi keberadaan tersebut yaitu atas kemunafikan dan kejahatan moral. Dia berkata, "Celakalah kamu", "..hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun