Mohon tunggu...
Marcellinus Vitus Dwiputra
Marcellinus Vitus Dwiputra Mohon Tunggu... Freelancer - Il Pellegrino e Il Ricercatore del mondo...

Sto studiando per godere la vita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Merawat Sapa via Postcard

15 Januari 2021   05:42 Diperbarui: 16 Januari 2021   01:10 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diagram partisipasi saya dalam postcrossing. Sumber: dok. pribadi

Sebenarnya saya sudah mengetahui komunitas ini semenjak beberapa-tahun yang lalu, namun baru berani untuk bergabung dan menjadi postcrosser aktif semenjak awal tahun 2020.

Forum postcrossing ini, bagi saya, tidak sekadar forum untuk mengoleksi kartu pos ataupun perangko (hal ini amat sangat dimungkinan dan difasilitasi), melainkan sebuah kesempatan untuk berkomunikasi dan mengalami "perjumpaan" dengan orang-orang baru (para postcrossers di seluruh dunia).

Setelah mengikuti tahap-tahap untuk mengirim kartupos, didapatkanlah alamat dari postcrosser lain, bisa pria/wanita, tua/muda, dan dari beragam latarbelakangnya masing-masing.

Karena tidak kenal dengan postcrosser tersebut, langkah pertama yang saya lakukan adalah melihat profile postcrosser tersebut untuk mengetahui lebih lanjut informasi lebih lanjut (baik preferensi jenis postcard, ataupun permintaan khusus untuk menulis surat dalam bahasa kita masing-masing, sebagai contoh).

Langkah selanjutnya adalah menulis postcard. Pada saat menulis kartupos kepada orang lain (yang tentu saja tidak saya kenal) menjadi salah satu momen yang saya nikmati. Hal pertama yang saya tuliskan.. tentunya adalah sapaan. Hal inilah yang selalu saya tuliskan. Tidak sekadar untuk memulai komunikasi, melainkan juga berisi hal-hal serta harapan-harapan baik yang disematkan kepada postcrosser yang dituju. 

Sebagaimana premis awal forum postcrossing: "saat-saat menerima dan membaca postcard adalah saat-saat yang ditunggu para postcrossers", saya praktikan dengan menuliskan hal-hal baik di setiap kartupos yang saya kirimkan. Harapannya para penerima akan merasa sangat bahagia atas postcard yang saya kirim.

Hal lain yang coba saya usahakan adalah dengan menggunakan Poste Vaticane (kantor pos negara Vatican) untuk mengirimkan kartu-kartu pos saya. (Berhubung saya tinggal sangat dekat dengan Vatican. Tentunya dengan biaya yang cukup terjangkau: 1.20 euro untuk pengiriman di wilayah eropa dan 2.40 euro untuk keluar eropa).

Poste Vaticane terkenal dengan layanannya yang serba cepat dengan pelbagai perangko uniknya menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu bagi para kebanyakan postcrossers. Feedback yang saya terima pun sangat positif (terutama bagi para pengoleksi perangko).

Kantor pos Vatican yang bisa dijumpai di Piazza San Pietro. Selama pandemi tutup dan berpindah ke tempat lain. Sumber: usfi.eu
Kantor pos Vatican yang bisa dijumpai di Piazza San Pietro. Selama pandemi tutup dan berpindah ke tempat lain. Sumber: usfi.eu

Dalam setahun saya berpartisipasi dalam forum postcrossing ini setidaknya saya sudah berinteraksi dengan para postcrossers dari 18 negara berbeda (baik dalam mengirim ataupun menerima postcard).

Excitement (kegembiraan) yang sama pun senantiasa terjadi setiap saya mengirim ataupun menerima kartupos, dengan keunikannya masing-masing -- mulai dari sapaan dari bahasa lokal masing-masing, atau pun dari sebuah kota di penjuru dunia yang tidak pernah saya dengar sama sekali. Sungguh menjadi sebuah pengalaman unik yang saya nikmati dan syukuri...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun