Mohon tunggu...
Marcellinus Vitus Dwiputra
Marcellinus Vitus Dwiputra Mohon Tunggu... Freelancer - Il Pellegrino e Il Ricercatore del mondo...

Sto studiando per godere la vita

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Asyiknya Keliling Museum Gratis di Kota Abadi

3 Februari 2020   22:11 Diperbarui: 4 Februari 2020   03:38 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Castel Sant'Angelo. Foto: Dokumentasi Pribadi

Roma caput mundi est

Rome is the capital of the world

Peribahasa di atas kiranya bisa dipahami demikian. Roma adalah pusat (kepala) dunia. Jika hendak memahami dunia, datang dan lihatlah Roma. 

Sebagai Kota Abadi (La Citt eterna), kota Roma menyimpan, memelihara, dan menawarkan kepada "warga dunia" untuk mengenal "roh dan perjalanan sejarah" dari para leluhur yang pernah tinggal dalam beberapa peradaban sebelum menjadi seperti sekarang ini.

Domenica al Museo: Hari Minggu di Museum

Merupakan "gerakan, fasilitas dan kesempatan" yang diberikan pemerintah Italia untuk mengenal sejarah bangsa Italia. Setiap hari minggu pertama dalam bulan, semua museum sipil (Musei Civici) di seluruh Italia menggratiskan tiket masuk bagi para pengunjungnya. 

Bayangkan saja, pada hari biasa (selain hari Minggu pertama dalam bulan) biaya yang perlu dikeluarkan sebagai berikut: Colosseum dan Roman Forums (serta Bukit Palatino) sebesar 16/orang (Rp 240.000,-), sementara Castel Sant'Angelo sekitar 15/orang (Rp 228.000,-).

Kesempatan gratis ini tak ayal dimanfaatkan banyak pihak. Penduduk setempat pergi mengunjungi museum sipil bersama anggota keluarga yang lain. 

Para turis pun seperti tertimpa durian runtuh. Banyak turis tidak tahu menahu Domenica al Museo sehingga banyak yang terkejut ketika mendapati banyak museum dapat dimasuki tanpa mengeluarkan biaya sama sekali.

Jalan-jalan Gratis: Castel Sant'Angelo, Mercatino di Traiano, dan Foro Romano-Colosseo

Sebagai seorang pelajar di kota Roma, saya pun tidak ketinggalan untuk menikmati Domenica al Museo. 

Ketika ramai-ramainya membicarakan betapa spesialnya tanggalan 2 Februari 2020, saya membuat perencanaan untuk berkeliling dan mengunjungi museum gratis di Roma. Kesempatan yang datang sebulan sekali ini perlu dimanfaatkan sebaik mungkin.

Berhubung saya tinggal di daerah Bukit Giannicolo (sekitar 10-15 menit dari Vatican), Itinerary yang saya buat adalah (1) Castel Sant'Angelo, (2) Mercatino di Traiano, dan (3) Foro Romano-Colosseo.

Itinerary saya buat mengingat besarnya antusias orang-orang dan panjangnya antrian yang akan saya jumpai di sana.

Castel Sant'Angelo adalah tempat pertama yang saya datangi. Setelah mengantri sekitar 30 menit, akhirnya saya bisa menatap kemegahan bagian dalam dari Castel Sant'Angelo. 

Tak jauh dari pintu masuk, sampailah di bagian kastil bernama Bastone di San Marco (Bastion of St. Mark). Di bagian ini terdapat sebuah pintu penghubung (Passeto di Borgo) yang digunakan oleh Paus pada zaman dahulu untuk melarikan diri dari Vatican ketika terjadi penyerangan (Tercatat pada tahun 1527 Paus Clement VII pernah menggunakan lorong ini untuk melarikan diri ke Castel Sant'Angelo).

Koridor yang menghubungkan area tempat tinggal paus dan Castel Sant'Angelo. Foto: Dokumentasi Pribadi
Koridor yang menghubungkan area tempat tinggal paus dan Castel Sant'Angelo. Foto: Dokumentasi Pribadi
Sebagai gambaran, Castel Sant'Angelo seperti gambaran kastil-kastil dalam kisah-kisah kerajaan Eropa dengan tembok-tembok besar dan tebal, lobang-lobang di tembok tempat persenjataan dan pembelaan dari serangan musuh, serta gerbang yang bisa dibuka dan ditutup untuk sebagai perlindungan dari serangan musuh. 

Namun, yang spesial Castel Sant'Angelo ini adalah kastil tersebut merupakan tempat tinggal/persembunyian Paus selama masa penyerangan sehingga dijumpai pula kamar-kamar yang digunakan Paus. 

Juga perlu dicatat, pemandangan dari puncak Castel Sant'Angelo merupakan pemandangan kota Roma yang patut diacungi "dua jempol".

Bagian dalam Castel Sant'Angelo. Foto: Dokumentasi Pribadi
Bagian dalam Castel Sant'Angelo. Foto: Dokumentasi Pribadi

Pemandangan Basilika St Petrus - Vatican dari puncak Castel Sant'Angelo. Foto: Dokumentasi Pribadi
Pemandangan Basilika St Petrus - Vatican dari puncak Castel Sant'Angelo. Foto: Dokumentasi Pribadi

Mercatino di Traiano (Pusat Perbelanjaan Traianus) menjadi tempat kedua dalam perjalanan Domenica al Museo. 

Terletak tidak jauh dari Piazza Venezia dan Foro Romano, Mercatino di Traino menjadi tempat asyik untuk dikunjungi. 

Mercatino di Traiano merupakan "bangunan berbatu bata" yang dibangun pada abad kedua bersamaan dengan Foro di Traiano (Trajan's Forum) pada masa pemerintahan Kaisar Traianus. Bangunan berlantai tiga dengan banyak ruang (sebagaimana dilihat di atas) layaknya "kios-kios penjual barang". 

Kota Roma dan Sungai Tiber dari Castel Sant'Angelo. Foto: Dokumentasi Pribadi
Kota Roma dan Sungai Tiber dari Castel Sant'Angelo. Foto: Dokumentasi Pribadi
Tiap lantai dihubungi dengan tangga yang menurut saya mirip dengan pusat-pusat perbelanjaan modern, merupakan kompleks yang dibangun dengan tujuan dasar memenuhi segala kebutuhan di daerah tersebut, sehingga bisa juga disebut sebagai cikal bakal "pusat perbelanjaan" sebagaimana yang kita kenal saat ini.

Mercatino di Traiano. Foto: Dokumentasi Pribadi
Mercatino di Traiano. Foto: Dokumentasi Pribadi
Mercatino di Traiano dibangun berdempetan dengan Foro Traiano (dengan La Basilica Ulpia-nya): tempat pelbagai kegiatan masyarakat digelar, tempat perjumpaan berbagai orang dan budaya. Dengan kata lain, Mercatino di Traiano dan Foro Traiano menjadi saksi bisu "Perjumpaan dalam Keberagaman" pada masa tersebut.

Foro Romano menjadi tujuan selanjutnya. letaknya tak jauh dari Mercatino di Traiano, cukup berjalan-kaki selama 10 menit. Foro Romano atau Roman Forums merupakan semacam kompleks pusat pemerintahan kekasaiaran Roma.

Setiap kaisar memiliki forumnya masing-masing, sehingga dapat dijumpai forum-forum dengan diikuti nama-nama kaisar Romawi tertentu, seperti Foro Traiano, Foro di Cesare, Foro di Augusto, dan lain sebagainya. 

Cicero (De Oficis, 53) menekankan bahwa relasi sebuah komunitas yang dibangun di mana para warganya (cives) berbagi forum (foro), tempat peribadatan (santuario), jalan, hukum, hak-hak, pemberian suara (vota), dan pelbagai hal terkait bisnis memiliki ikatan yang lebih kuat daripada mereka yang berasal dari negara, ikatan darah, ataupun bahasa yang sama. Dengan kata lain, Foro menjadi tempat perjumpaan dalam keberagaman yang menjadi identitas Roma.

Foro Romano. Foto: Dokumentasi Pribadi
Foro Romano. Foto: Dokumentasi Pribadi
Di Foro Romano juga dijumpai kuil-kuil peribadatan, pusat pemerintahan dan penegakan keadilan, serta tempat transaksi ekonomi dilangsungkan. Menjadi tempat berkumpulnya para warga kota, juga para politisi mengumpulkan aspirasi dari para pemilihnya. 

Juga tidak lupa, di dalam Foro Romano kita juga bisa mengunjungi Bukit Palatino dengan taman yang cukup besar dan pemandangan indah se-antero Foro Roma.

Foro Romano dilihat dari Bukit Palatino. Foto: Dokumentasi Pribadi
Foro Romano dilihat dari Bukit Palatino. Foto: Dokumentasi Pribadi
Juga bisa dilihat banyak Arco (Bahasa Inggris -- Arch atau Gerbang) sebagai persembahan untuk kaisar atau orang-orang tertentu -- sebagai sarana untuk "merawat ingatan" akan peristiwa-peristiwa sejarah tertentu. 

Fun Fact: Jika di Paris hanya terdapat satu arco, yakni Arc de Triompe, di Roma terdapat banyak sekali arco yang sama luar biasanya.

Arco di Tito untuk mengenang Kaisur Titus. Foto: Dokumentasi Pribadi
Arco di Tito untuk mengenang Kaisur Titus. Foto: Dokumentasi Pribadi
Colosseo menjadi tempat terakhir yang hendak saya kunjungi. Namun, karena terlalu asyik mengunjungi Foro Roma saya tiba di pintu masuk Colosseo pukul 15.32 waktu Roma. Sementara pintu masuk ditutup puku 15.30. Alhasil, hasrat untuk memasuki Colosseo secara "gratis" harus saya urungkan untuk satu bulan ke depan.

Lokasi yang bersebelahan menjadikan Foro Romano menjadi lokasi favorit untuk berfoto dengan latar belakang Colosseo. Foto: Dokumentasi Pribadi
Lokasi yang bersebelahan menjadikan Foro Romano menjadi lokasi favorit untuk berfoto dengan latar belakang Colosseo. Foto: Dokumentasi Pribadi
Domenica al Museo: Mengenal Identitas dan Antidote Media Sosial

Bagi saya, pengalaman Domenica al Museo menjadi kesempatan menarik untuk belajar sejarah dan peradaban di kota Roma. Namun, lebih dalam dari itu: Mengenal Identitas Roma (dan Kekaisaran Roma) itu sendiri. Museum menjadi tempat "merawat ingatan" sejarah yang membentuk identitas bangsa.

Oswald Spengler (1880-1936), dalam bukunya The Decline of the West, menggambarkan sejarah sebagai satuan organik yang memiliki siklus kehidupannya masing-masing: Lahir -- tumbuh -- berkembang -- Kematian. 

Dalam siklus itulah, terdapat kekhasan dari masing-masing peradaban yang dapat menjadi bahan pembelajaran ke depannya. Domenica al Museo menawarkan kesempatan tersebut.

Pengunjung yang datang pada saat Domenica al Museo tidak hanya para orang tua atau orang dewasa, melainkan juga para anak muda dan anak kecil. 

Banyak keluarga yang datang beserta anggota keluarga lainnya. Menjadi momen menarik ketika orangtua mengenalkan kepada anak-anaknya suatu kisah sejarah langsung dari tempat peristiwa sejarah itu berlangsung. Dengan kata lain, Domenica al Museo menjadi sarana "pengenalan identitas".

Hal menarik lainnya adalah Domenica al Museo ialah menjadi momen kebersamaan dan perjumpaan dengan orang lain: pergi bersama anggota keluarga dan teman, panjangnya antrian, dan ramainya museum. 

Hampir sebagian besar asyik berinteraksi langsung dengan orang lain pada momen ini, dan bukan perkara update status ataupun feed instagram. Tidak menampik tetap hadirnya media sosial, namun "intereksi langsung" dengan pribadi lain menjadi bintang utamanya. Dengan demikian, bolehlah dibilang demikian: Domenica al Museo menjadi antidote Media Sosial.

***

Domenica al Museo menjadi saat--saat yang saya tunggu selama studi di Roma. Boleh belajar dan mengenal identitas kota Roma dan juga sejenak rehat dari media sosial: berjumpa dengan pelbagai orang dari berbagai negara dan budaya. 

Pengalaman asyik nan menarik. Akhir kata, masih banyak museum yang perlu dikunjungi untuk mengenal lebih dalam kota Roma. Gratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun