Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Apakah Jokowi Tetap Butuh hingga JK Ikut Gugat ke MK?

21 Juli 2018   06:15 Diperbarui: 21 Juli 2018   07:32 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Politisi senior Partai Golkar, Akbar Tanjung mengutarakan, beberapa waktu yang lalu Jokowi pernah menyatakan bahwa Jusuf Kalla ( JK) adalah sosok yang paling tepat dan paling baik mendampinginya sebagai cawapres.

Hal tersebut diucapkan Akbar Tanjung berkaitan dengan ikut sertanya JK sebagai pihak terkait dalam gugatan masa jabatan cawapres yang diajukan Perindo di Mahkamah Konstitusi ( detiknews,20/7/2018).

Keikut sertaan JK sebagai pihak terkait dalam gugatan itu menjadi menarik karena beberapa waktu yang lalu wapres dua kali masa jabatan itu sudah mengumumkan niatnya untuk istirahat dari pemerintahan. Berbagai rangkaian kata yang diungkapkannya menunjukkan keinginannya yang kuat untuk tidak aktip lagi dibidang politik dan pemerintahan.

Ketika Akbar ditanya awak media, apakah dengan sikap JK yang ikut sebagai pihak terkait dalam gugatan di MK itu merupakan pertanda ia ingin maju lagi sebagai cawapres Jokowi, Akbar mengiyakan hal itu.

Kalau demikian halnya tentu layak muncul berbagai pertanyaan atau dugaan mengapa suami Mufidah Kalla itu berobah pendirian.

Pertanyaan utama  yang muncul ialah ,apakah Jokowi merestui atau sekurang kurangnya mengetahui  sikap JK yang ikut menggugat ke MK itu.
JK adalah politisi senior yang sudah banyak merasakan asam garam nya perpolitikan di negeri ini. Pria kelahiran tahun 1942 ini juga dikenal jago lobi, pintar bermanuver, punya jaringan politik yang kuat dan mampu menggandeng berbagai kekuatan politik.

Dengan posisi politiknya yang demikian, JK relatif diterima semua golongan.

Andainya ia diperkenankan undang undang untuk maju lagi dan berpasangan dengan Jokowi pada pilpres, diperkirakan tingkat elektabilitas Jokowi akan semakin meningkat.

Sebagaimana diketahui berdasarkan hasil survei terakhir LIPI, tingkat elektabilitas presiden petahana itu 46 persen sedangkan tingkat keterpilihan Prabowo, 17 persen. Memang selisih persentase tingkat elektabilitas kedua tokoh itu masih terpaut jauh. Tetapi perlu juga dicermati tingkat elektabilitas presiden petahana masih belum berada pada posisi aman.

Angka Jokowi masih belum melampaui angka 50 persen sementara menurut keterangan para pakar ,angka aman untuk seorang petahana harus lebih diatas angka 60 persen.

Tentu agak spekulatif juga untuk mengharapkan kenaikan elektabilitas Jokowi dalam sembilan bulan kedepan mengingat adanya beberapa perkembangan ekonomi global yang bisa memberi imbas negatif terhadap perekonomian Indonesia. Selanjutnya berbagai isu domestik yang berkaitan dengan kelemahan kepemimpinan Jokowi akan terus digoreng oleh lawan politiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun