Group 12 (@America): Sate (Indonesia) dan Yakitori (Jepang).
Melalui pertunjukan ini, peserta didik tidak hanya menampilkan kreativitas, tetapi juga memahami bahwa budaya memiliki nilai universal yang menghubungkan berbagai bangsa.
Menanamkan Toleransi Sejak Dini
Pekan P5 ini bukan sekadar eksplorasi budaya, tetapi juga perjalanan membangun karakter. Dengan memahami bagaimana budaya berkembang dan berinteraksi, peserta didik mampu melihat dunia dengan perspektif lebih luas dan terbuka. Generasi Z, yang lahir dalam ekosistem digital, memiliki peluang besar untuk menjadi agen perubahan dalam membangun dunia yang lebih inklusif dan toleran. Kesadaran akan keberagaman global dan kepedulian sosial menjadi modal utama mereka dalam membangun peradaban yang lebih harmonis.
Menurut UNESCO (2017), pendidikan berbasis kebhinekaan mampu mencegah konflik sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih harmonis. Oleh karena itu, program seperti ini menjadi investasi berharga dalam membentuk generasi yang siap hidup dalam keberagaman global.
Sebagaimana benang merah yang menghubungkan berbagai budaya dalam unjuk karya mereka, semoga semangat kebhinekaan ini terus mengalir dalam setiap langkah peserta didik ke depan. Dunia bukan lagi tentang 'kita' dan 'mereka', melainkan tentang 'kita semua' yang hidup bersama dalam harmoni keberagaman. ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI