Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Meretas Jalan Merdeka: Mengapa Kurikulum Merdeka Baru Muncul Tahun 2020 dan Ditetapkan Menjadi Kurikulum Nasional di Tahun 2024?

4 Mei 2024   13:02 Diperbarui: 4 Mei 2024   13:19 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.shutterstock.com/

Asas konsentris menekankan pentingnya fokus pada pengembangan kompetensi dasar yang esensial bagi murid. Kurikulum Merdeka menyederhanakan materi pembelajaran dan memberikan ruang bagi murid untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya.Asas Konsentris menjadi penting untuk memastikan murid menguasai kompetensi dasar yang penting untuk kehidupan dan pembelajaran selanjutnya, memberikan ruang bagi murid untuk belajar sesuai dengan minat dan bakatnya dan mengembangkan profil Pancasila sebagai karakter ideal bagi generasi muda Indonesia. Berikut contoh Asas Konsentris: menyederhanakan materi pembelajaran dengan fokus pada konsep dan keterampilan utama, memberikan proyek pembelajaran yang memungkinkan murid untuk menerapkan pengetahuannya dalam situasi nyata.

Asas Trikon dalam Kurikulum Merdeka merupakan panduan penting untuk mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia. Ketiga pilar tersebut, yaitu kontinuitas, konvergensi, dan konsentris, saling terkait dan memperkuat satu sama lain dalam membangun pendidikan yang berpusat pada murid, holistik, dan bermakna. Dengan memahami dan menerapkan Asas Trikon, para pemangku kepentingan pendidikan, seperti pemerintah, sekolah, guru, dan murid, dapat bekerja sama untuk menciptakan masa depan pendidikan Indonesia yang lebih cerah dan berkelanjutan.

Semangat Baru dalam Pendidikan: Kurikulum Merdeka menandai semangat baru dalam dunia pendidikan Indonesia, di mana kemerdekaan belajar menjadi fokus utama. Melalui pendekatan ini, diharapkan setiap individu dapat berkembang sesuai potensinya masing-masing, mengikuti jejak pemikiran Ki Hadjar Dewantara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Urgensi Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka

Pandemi COVID-19 menjadi titik balik yang mempercepat urgensi implementasi Kurikulum Merdeka. Learning loss yang dialami murid akibat pembelajaran jarak jauh memicu kekhawatiran akan kesenjangan kualitas pendidikan. Kurikulum Merdeka hadir sebagai solusi, memberikan ruang bagi murid untuk mengejar ketertinggalan dan mengembangkan kompetensinya secara holistik.

Lebih dari sekadar respons terhadap pandemi, Kurikulum Merdeka merupakan langkah fundamental untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Implementasi paradigma baru dalam pendidikan, dengan fokus pada pengembangan karakter dan profil Pancasila, menjadi landasan bagi lahirnya generasi muda yang tangguh, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan global.


Inovasi dan PISA (Programme for International Student Assessment) secara eksplisit  menunjukkan hasil positif dari implementasi Kurikulum Merdeka di beberapa sekolah. Murid menunjukkan peningkatan motivasi belajar, kemandirian, dan rasa percaya diri. Selain itu, sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka menunjukkan peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar murid.

Di era kepemimpinan Nadiem Makarim, berbagai penelitian dan terobosan dilakukan untuk mendukung kemerdekaan belajar. Platform Merdeka Belajar diciptakan sebagai ruang kolaborasi dan berbagi praktik terbaik bagi guru dan sekolah. Guru diberikan pelatihan dan pendampingan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara efektif.

Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi murid untuk belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, serta mendorong pembelajaran yang lebih aktif dan kreatif. Hal ini dapat membantu murid untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran (learning loss) yang diakibatkan oleh PJJ.

Kurikulum Merdeka tidak hanya fokus pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga pada pengembangan karakter dan profil Pancasila. Murid didorong untuk menjadi individu yang mandiri, kreatif, bergotong royong, dan berakhlak mulia, sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Kurikulum Merdeka juga  memberikan peran yang lebih besar bagi guru dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid. Guru didorong untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya agar dapat menerapkan kurikulum ini secara efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun