Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Pembangunan Jalan di "Remote Area" untuk Hajat Hidup Siapa?

30 November 2021   16:11 Diperbarui: 4 Desember 2021   14:06 1423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo dan rombongan saat melewati jalan Trans Kalimantan di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (19/12/2019). Foto: Antara/Puspa Perwitasari via Kompas.com

Fasilitas pendidikan dasar hanya ada 3 unit untuk 5 desa berbeda. Dengan sistem transportasi yang ada, hal ini membuat penduduk desa yang tidak memiliki sekolah SD kesulitan untuk mengakses pendidikan dasar. 

Sekolah dasar yang ada saat ini terdapat di Desa Long Pipa, Desa Sungai Anai, dan Desa Data Dian. Sekolah menengah tingkat pertama ada 2 unit berlokasi di Desa Metun dan Desa Data Dian, sekolah tingkat menengah atas hanya ada 1 sekecamatan Kayan Hilir lokasinya berada di Desa Metun.

Fasilitas kesehatan yang tersedia untuk masyarakat sekecamatan Kayan Hilir hanya ada 1 unit Puskesmas yang berlokasi di Desa Metun. Puskesmas ini merupakan fasilitas utama bagi pasien yang membutuhkan rawat jalan maupun rawat inap. Sementara tingkat kemudahan masyarakatt ke rumah sakit bagi 5 desa dikategorikan pada tingkat sulit dan sulit sekali.

Kondisi penerangan (listrik) di Kecamatan Kayan Hilir masih jauh dari memadai. PLN (perusahaan listri negara) belum masuk dan hanya 439 dari seluruh rumah tangga yang ada di Kecamatan Kayan Hilir yang mampu menyediakan sumber penerangan listrik secara swadaya/non PLN. 

Di Desa Metun warga yang sudah dapat menyediakan listrik secara swadaya sebanyak 30 kk, di Desa Sungai Anai sebanyak 40 kk, di Desa Long Pipa sebanyak 120 kk, di Desa Long Sule sebanyak 135 kk, serta di Desa Data Dian ada 114 menurut kondisi tahun 2019.

Catatan penutup

Di Jakarta, penduduk hanya membutuhkan 1 jam untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya sejauh 100 kilo meter per jam. Itu baru soal aksesibilitas

 Dengan mengetahui kondisi daerah-daerah tersebut di atas, apa yang muncul di benak anda? Bagi saya, itu sungguh tidak lucu. Kita sudah merdeka 76 tahun saudara-saudara, tapi masih ada penduduk negeri ini yang belum menikmati listrik dan dapat dapat mengakses pendidikan setingkat SD.

Sementara itu, di waktu yang sama, di Jakarta, penduduk hanya membutuhkan 1 jam untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya sejauh 100 kilo meter per jam. Itu baru soal aksesibilitas, belum yang lain. Kondisi pembangunan kita sejatinya masih banyak yang jomplang!

Saya akan membawa cerita tentang kondisi penduduk di daerah terpencil ini ke ruang publik pembaca di masa yang akan datang setelah selesai melakukan kerja lapangan di sana.**) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun