Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kena Ghosting Saat Nulis Skripsi, Kamu Rapopo, tho?

3 Maret 2021   21:48 Diperbarui: 7 Maret 2021   14:59 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: hijab-life.tumblr.com

Bagian ini juga diskusi yang menarik, Mba Yuni mengatakan, bahwa model distribusi konsumsi dan pertukaran karya sastra di Indonesia sepenuhnya tergantung pada penerbit sebagai penjelmaan sistem kapitalis dalam perbukuan.  Ia melanjutkan, sebuah karya yang dihasilkan oleh pengarang tidak mungkin akan sampai ke tangan pembacanya tanpa campur tangan penerbit.

Ok. Jadi, industri penerbitan adalah industri yang membawa karya sastra menemui publik pembacanya melalui pasar perbukuan, pungkasnya.

**

Pesan singkat yang saya sebut di atas yang minta ketemuan di perpus pusat tidak saya penuhi lagi. Saya menghilang selama kurang lebih tiga bulan. Saya juga menghindari ketemu di kampus. Saya tahu persis di mana Mba Yuni biasa nongkrong. Tempat-tempat itu tidak saya lalui.

Kena ghosting, mungkin mba Yuni menjadi sadar bahwa Ia harus menyelesaikan skripsinya. Dan benar, ia menjadi fokus mengerjakan skripsinya, karena diskusi kami tentang pemetaan teori materialisme historis sebenarnya sudah panjang dan lebar.

Menjelang ujian, kembali mba Yuni mengirim pesan singkat (SMS), 'Mas aku mau ujian skripsi, datang ya". Saya datang pada saat ujian skripsi dan datang juga pada saat dia diwisuda.

Setelah skripsinya dijilid, saya mengintip kata pengantarnya.

Kepada (nama saya disebut):

Saya banyak berutang budi untuk pemetaan ideologi novel ini dan yang telah menyediakan diri sebagai 'bak besar' untuk menampung residu skripsi ini. Sekaligus guru paling kejam ketika kerja skripsi ini terbengkalai. Terima kasih atas segala perhatiannya, kasih sayang dan perhatiannya selama saya mengerjakan tulisan ini.

Mas, ke mana aja? Kok tega menghilang? 

Kamu rapopo, toh? Jawabku sambil senyum. Ia mengerti bahwa ia dihukum karena telah putus sambung dengan skripsinya. Namun semua itu ada hikmahnya, studinya selesai.

Saya menjabat tangan orangtuanya saat Ia diwisuda. Sementara itu, saya masih harus kembali ke Marvin Harris.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun