Bahkan WHO memperkirakan bahwa setengah dari masalah mental dimulai sejak usia 14 tahun. Maka, langkah intervensi dini dan edukasi publik sangat penting untuk mencegah krisis mental yang lebih besar.Â
Penting untuk meningkatkan kesadaran dan akses terhadap layanan kesehatan mental di semua kelompok usia.
Jika kamu merasa kesulitan atau membutuhkan bantuan lebih lanjut, jangan ragu untuk mencari dukungan dari seorang profesional kesehatan mental. Mereka bisa memberikan pendekatan yang lebih tepat sesuai dengan situasimu. Berikut saran yang aplikatif untuk orang tua, keluarga dekat, serta masyarakat/tokoh dalam menyikapi isu kesehatan mental, terutama di kalangan generasi muda, agar mereka bisa mengerti bagaimana peran orang tua, keluarga, dan masyarakat bisa membantu mereka saat mengalami masalah mental:
Kalau kamu anak atau remaja, ini yang bisa kamu harapkan dari orang-orang di sekitarmu:
1. Peran Orang Tua (Ayah & Ibu)
- Dengarkan tanpa menghakimi
Kadang kamu pengin cerita tapi takut dimarahin? Nah, orang tua sebaiknya belajar untuk mendengarkan dulu tanpa langsung bilang kamu salah atau menyalahkanmu. Karena kamu butuh didengarkan, bukan dihakimi. - Ngerti perasaan kamu
Kalau kamu sedih, cemas, atau bingung, orang tua bisa belajar untuk bilang, "Kamu pasti capek ya," atau "Papa ngerti kamu lagi kepikiran banyak hal." Itu bikin hati kamu lebih tenang. - Cari tahu soal kesehatan mental
Orang tua juga bisa belajar apa itu stres, depresi, atau kecemasan. Jadi mereka nggak salah paham saat kamu mulai berubah sikap, seperti lebih sering menyendiri atau mudah marah.
2. Peran Keluarga Dekat (Kakak, Paman, Tante, atau Sepupu)
- Bikin rumah jadi tempat yang nyaman
Rumah seharusnya jadi tempat kamu bisa jadi diri sendiri, bukan tempat kamu merasa takut atau tertekan. - Peka terhadap perubahan kamu
Kalau kamu tiba-tiba berubah, sering murung, gampang nangis, atau lebih sering menyendiri, semoga keluarga langsung sadar dan bertanya dengan lembut, bukan malah dimarahi. - Bantu cari bantuan kalau butuh
Kalau kamu merasa butuh bicara dengan psikolog atau konselor, keluarga bisa bantu carikan dan temani kamu. Karena minta bantuan itu bukan aib --- itu bentuk keberanian.
3. Peran Masyarakat & Tokoh (Guru, Ustaz, Pendeta, RT/RW, dll.)
- Bikin acara ngobrolin soal mental
Mereka bisa adakan acara yang bahas tentang stres, rasa cemas, dan bagaimana mengatasinya. Biar kamu tahu kamu nggak sendiri. - Jangan anggap remeh atau nge-judge
Orang yang punya masalah mental bukan berarti lemah, kurang iman, atau kurang bersyukur. Masyarakat harus berhenti mikir kayak gitu. - Jadi contoh yang peduli
Kalau mereka menunjukkan empati (peduli dan mau mengerti), kamu juga akan lebih berani terbuka. Dan lingkungan jadi lebih sehat untuk semua.
Intinya:
Kalau kamu sedang nggak baik-baik saja, kamu butuh orang yang mau mendengar, nggak nge-judge, dan mau nemenin kamu cari jalan keluar.
Kesehatan mental itu sepenting kesehatan tubuh, dan kamu nggak perlu malu kalau butuh bantuan.
Saya ulangi lagi!. Intinya, masalah kesehatan mental adalah hal yang nyata dan bisa terjadi pada siapa saja, tidak peduli usia atau latar belakang. Namun, masalah ini bukan berarti kita tidak bisa menghadapinya. Dengan dukungan yang tepat dan perawatan yang baik, banyak orang bisa merasa lebih baik dan hidup dengan lebih sehat secara mental. Jangan ragu untuk berbicara tentang perasaanmu jika kamu merasa kesulitan, karena itu adalah langkah pertama yang penting.
Semoga bermanfaat !!Â
Catatan Penting: