Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Rahmatullah Safrai

Founder Sekumpul EduCreative dan Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

ASDP Permudah Akses Wisata Bakauheni Harbour City, Primadona Baru di Pintu Sumatra

6 Agustus 2025   15:34 Diperbarui: 6 Agustus 2025   15:34 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menara Siger malam hari (Fota Lampung Terkini) 

Kini, ASDP bukan hanya perusahaan angkutan penyeberangan. Ia telah menjelma sebagai jembatan hidup yang menyatukan berbagai sisi Indonesia. Melalui 300 lebih pelabuhan di seluruh nusantara, ASDP menjahit pulau-pulau yang dahulu berjauhan, bukan cuma lewat kapal, tapi juga melalui rasa saling memiliki.

"BHC bukan proyek fisik semata," ujar Heru Widodo, Direktur Utama ASDP. "Ini bagian dari visi Transformation for Growth. Kami ingin menciptakan ruang tumbuh yang inklusif, yaitu untuk wisata, ekonomi, dan budaya lokal," katanya dalam siaran pers resmi ASDP.

Letjen (Purn) TNI AM Putranto, Kepala Staf Kepresidenan, menyebutkan, "Transformasi ASDP bukan hanya soal transportasi. Ini tentang menghadirkan rasa, menumbuhkan keterikatan antarmanusia, dan menyatukan Nusantara dengan semangat kebangsaan yang hidup."

BHC adalah bagian dari Proyek Strategis Nasional yang menjadi simbol keseriusan pemerintah dalam membangun tatanan ekonomi dan pariwisata Indonesia secara menyeluruh.

Melalui kolaborasi berbagai pihak, termasuk ASDP, kawasan ini tak sekadar menjadi titik simpul transportasi, tetapi juga ditata sebagai destinasi wisata terpadu yang mendorong pertumbuhan lokal dan memperkuat konektivitas antarwilayah.sunyi

Menara Siger malam hari (Fota Lampung Terkini) 
Menara Siger malam hari (Fota Lampung Terkini) 

Kini BHC menjadi wajah baru Sumatra yang menjanjikan, bukti nyata bahwa pembangunan bukan sekadar angka, melainkan ruang hidup yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat.

Tak heran, slogan "Bangga Menyatukan Nusantara" kini tak lagi terdengar sebagai jargon. Ia hidup di wajah petugas pelabuhan yang ramah, senyum pedagang kopi yang laris, tawa anak-anak yang berlari di halaman pelabuhan, dan dalam harapan keluarga yang merasa aman bepergian.

Di malam terakhir sebelum kembali, kami duduk di dermaga. Lampu-lampu pelabuhan memantul di permukaan air. Anak saya duduk di pangkuan, tangannya menggenggam erat tangan saya.

"Kapan kita ke sini lagi?" tanyanya lirih.

Saya menatapnya dan menjawab, "Kapan pun kamu mau."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun