Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bagi-bagi Kursi Roda dan Bukti Nyata 100 Hari Kerja Wali Kota Cilegon

6 Juni 2021   04:52 Diperbarui: 6 Juni 2021   06:09 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wali Kota Cilegon saat menyalurkan Kursi Roda (Foto Facebook H. Helldy Agustian, SE, SH) 

Sebelum menagih 100 hari kerja Wali Kota Cilegon, ada baiknya kita membicarakan hal-hal yang baik terlebih dahulu. Bagaimana pun di 100 hari kerja Helldy Agustian dan wakilnya Sanuji sudah banyak berbuat untuk masyarakat.

Salah satu aksi fenomenal yang dilakukan Helldy setelah dilantik menjadi Wali Kota Cilegon langsung tancap gas dengan aksi kemanusian. Wali Kota turun langsung bagi-bagi kursi roda kepada warga yang membutuhkan.

Tak hanya sekali, Wali Kota baru ini pun rajin belusukan membagikan kursi roda. Sepanjang sejarah Wali Kota Cilegon, mungkin aksi ini hanya mau dilakukan Pak Helldy. Sampai-sampai mengirim satu kursi tapi yang ngawal belasan orang dari Sekda, kepala OPD, hingga ketua RT.

Wali Kota itu pekerja keras, padahal biasanya Kepala Daerah itu cuma melakukan simbolis pemberian pertama saja, kemudian biarkan dinas yang menangani masalah sosial  yang melanjutkan hingga selesai.

Inilah bukti, bahwa Wali Kota mau turun langsung ke masyarakat. Masih bisa menyempatkan diri ditengah kesibukan menyiapkan peluncuran Kartu Cilegon Sejahtera (KCS) yang menjadi janji politiknya.

Bagi-bagi kursi roda dengan menghimpun bantuan dari pihak swasta saja bisa dilakukan, apalagi bagi-bagi KCS yang didanai dari APBD.

Ini bukti konkrit, Wali Kota memiliki perhatian sama wong cilik. Buktinya media mainstream memuji dan menjunjung tinggi betapa mulianya hati orang nomor satu di Kota Cilegon itu.

Sisi positifnya, orang yang tidak bisa berjalan aja dikasih perhatian luar biasa dengan mengirim secara langsung kursi roda. Apalagi cuma membantu masyarakat agar bisa jalan usahanya dengan membagikan bantuan kredit Rp 25 juta perkeluarga yang jadi program unggulan KCS.

Kredit Rp25 juta saat ini memang belum ada hilal kapan itu cair, apalagi tidak masuk draf RPJMD. Tapi kita tetap berpikir positif saja, mungkin di 100 hari kerja ini Wali Kota ingin lebih dekat dengan masyarakat dan aksinya bisa dilihat para pengguna media sosial sebagai framing pemimpin yang peduli.

Biarkan  Wali Kota otak atik dulu APBD Kota Cilegon Rp1, 8 Triliun itu. Kali aja dengan strategi pengalamannya sebagai marketing handal bisa turut menggenjot peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sehingga urusan kredit Rp25 juta bisa terealisasi. 

Sabar aja dulu, baru 100 hari, belum setahun bekerja. Berpikir positif saja, kalau tidak punya uang ngutang ke warung tetangga saja dulu.

Soal kemanusiaan, tak hanya bagi-bagi kursi roda, Wali Kota juga begitu perhatian dengan warganya yang telah meninggal.

Dari sejumlah orang yang pernah menjabat Wali Kota Cilegon, baru kali ini melihat ada sosok Wali Kota yang mau mengangkat keranda mayit, siapa pun itu. 

Orang yang telah meninggal saja diurus, apalagi orang yang masih hidup?

Foto facebook H. Helldy Agustian, SE, SH. 
Foto facebook H. Helldy Agustian, SE, SH. 


Jangan risau dan khawatir menanti Kartu Cilegon Sejahtera yang jadi jualan saat kampanye dulu, Pak Helldy akan memperjuangkan masyarakat Kota Cilegon yang masih hidup.

Begini, orang meninggal saja diberikan perhatian lebih, janji politik akan mensejahterakan masyarakat dengan menyiapkan 25.000 lapangan kerja.

Tak tanggung-tanggung, setiap hari minimal 23 orang mendapat pekerjaan baru hingga Pilkada 2024 nanti. Ya, meski pun hingga 100 hari ini saja, 2.300 orang masih tetap ngangur. Tunggu saja strategi kesempatan kerja yang dilakukan Wali Kota di kawasan industri padat modal dengan kecanggihan mesin pengganti kerja manusia itu.

Sabar aja dulu, baru 100 hari kerja, belum setahun. Berpikir positif saja jangan ngegas mintak yang tidak mudah terealisasi dengan waktu cepat. Jika sekarang saja belum terealisasi, sabar aja.

Beralih ke pendidikan, Wali Kota juga langsung ngegas. 100 hari kerja sudah berencana mendirikan 4 SMP Negeri. Sekolah yang katanya didambakan masyarakat agar anak-anak tidak terbentur peraturan zonasi sekolah negeri.

Jika pun ada yang menolak dan timbul kegaduhan di masyarakat, mungkin ini yang namanya dinamika kehidupan, ada pro dan kontra. Kadang yang kita inginkan baik, menurut orang lain tidak baik.

Penolakan pendiririan SMP Negeri (Foto Dyahudin) 
Penolakan pendiririan SMP Negeri (Foto Dyahudin) 

Wali Kota itu ingin ada keadilan dalam pendidikan anak di seluruh Kota Cilegon. Sekolah negeri bisa disokong APBD dan bisa memberikan fasilitas yang baik.

Apalagi di empat pendirian SMP Negeri menumpang di gedung SD Negeri. Ini ide simpel untuk menghemat anggaran membangun gedung SMP Negeri baru.

Lagian untuk membangun empat gedung SMP Negeri membutuhkan anggaran yang besar. Itu bisa dianggarkan di tahun-tahun berikutnya.

Terpenting dalam 100 hari kerja bisa dicatat ada peningkatan pendidikan dengan keberadaan SMP Negeri, terlepas itu tak ada perencanaan, kajian, diskusi dengan masyarakat sebelumnya yang dipublikasi.

Sabar aja dulu, baru 100 hari, belum satu priode bekerja. Berpikir positif saja, mungkin dari pada bangun gedung sekolah baru, lebih baik bangun alun-alun di setiap kelurahan terlebih dahulu sesuai dengan janji politiknya.

Soal keindahan kota, Pak Wali Kota juga sudah mulai mempercantik pagar kantornya dengan warna orange dan hijau toska, persis warna kebanggan saat kampanye yang juga sama dengan warna partai pengusungnya itu.

Hanya dengan intruksi lisan Wali Kota saja, semua OPD hingga kelurahan siap laksanakan. Pembelian cat bisa geser geser anggaran. Rembes bisalah nanti ambil di ABT. Sekalian uji nyali, adakah yang berani otak atik anggaran mendadak ini?

Perubahan warna bisa membawa semangat Cilegon baru. Seperti warna orange yang terlihat hangat dan cerah diharapkan bisa menular pada penerangan jalan yang saat ini masih minim.

Warna hijau toska juga membawa suasana sejuk bisa kembali memperbaiki kondisi lingkungan yang buruk akibat pembangunan yang tidak terkontrol. Akibatnya polusi dan banjir menjadi isu lingkungan yang makin parah di Kota Cilegon

Baru 100 hari kerja, belum Landmark Simpang Cilegon berganti warna orange dan hijau toska. Berpikir positif saja, jika 100 hari kerja Wali Kota Cilegon tak ada peluncuran Kartu Cilegon Sejahtera, Kartu Cilegon Sabar pun jadi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun