Wali Kota itu ingin ada keadilan dalam pendidikan anak di seluruh Kota Cilegon. Sekolah negeri bisa disokong APBD dan bisa memberikan fasilitas yang baik.
Apalagi di empat pendirian SMP Negeri menumpang di gedung SD Negeri. Ini ide simpel untuk menghemat anggaran membangun gedung SMP Negeri baru.
Lagian untuk membangun empat gedung SMP Negeri membutuhkan anggaran yang besar. Itu bisa dianggarkan di tahun-tahun berikutnya.
Terpenting dalam 100 hari kerja bisa dicatat ada peningkatan pendidikan dengan keberadaan SMP Negeri, terlepas itu tak ada perencanaan, kajian, diskusi dengan masyarakat sebelumnya yang dipublikasi.
Sabar aja dulu, baru 100 hari, belum satu priode bekerja. Berpikir positif saja, mungkin dari pada bangun gedung sekolah baru, lebih baik bangun alun-alun di setiap kelurahan terlebih dahulu sesuai dengan janji politiknya.
Soal keindahan kota, Pak Wali Kota juga sudah mulai mempercantik pagar kantornya dengan warna orange dan hijau toska, persis warna kebanggan saat kampanye yang juga sama dengan warna partai pengusungnya itu.
Hanya dengan intruksi lisan Wali Kota saja, semua OPD hingga kelurahan siap laksanakan. Pembelian cat bisa geser geser anggaran. Rembes bisalah nanti ambil di ABT. Sekalian uji nyali, adakah yang berani otak atik anggaran mendadak ini?
Perubahan warna bisa membawa semangat Cilegon baru. Seperti warna orange yang terlihat hangat dan cerah diharapkan bisa menular pada penerangan jalan yang saat ini masih minim.
Warna hijau toska juga membawa suasana sejuk bisa kembali memperbaiki kondisi lingkungan yang buruk akibat pembangunan yang tidak terkontrol. Akibatnya polusi dan banjir menjadi isu lingkungan yang makin parah di Kota Cilegon
Baru 100 hari kerja, belum Landmark Simpang Cilegon berganti warna orange dan hijau toska. Berpikir positif saja, jika 100 hari kerja Wali Kota Cilegon tak ada peluncuran Kartu Cilegon Sejahtera, Kartu Cilegon Sabar pun jadi. Â