Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bus Jakarta Bebas Masuk Cilegon, Pak Wali Kota Masih "Ogah" Bahas PSBB?

10 April 2020   21:38 Diperbarui: 10 April 2020   22:02 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedatangan bis dari Jakarta (Foto ADI FAJAR SIDIK)


Sepekan terakhir, stiker wajah Wali Kota Cilegon Edi Ariyadi menjadi favorit banyak orang di pesan whatsapp. Stiker itu menarik karena ada kata-kata, "wiiiw jangan ngomong gituuuh."

Entah siapa yang membuat stiker itu. Dilihat dari foto dan kata-katanya seperti yang ada dalam video wawancara Wali Kota Cilegon bersama para wartawan di akhir Maret lalu.

Saat itu salah seorang wartawan menanyakan, apakah Kota Cilegon akan menerapkan Karantina Wilayah?

Pak Edi langsung menampik dengan kata-kata seperti tertulis di dalam stiker, "wiiiw jangan ngomong gituuuh."

Intinya, Wali Kota Cilegon masih ogah membicarakan karantina wilayah karena belum ada kasus positif. Pak Edi juga takut, warga Kota Industri Baja akan kesulitan mendapatkan bahan pokok makanan jika Karantina Wilayah dilakukan.

Sebagai warga yang tinggal di Kota Cilegon sangat menyayangkan Wali Kota tidak memiliki pandangan kedepan untuk menghadapi pandemi Covid-19. Saya semakin cemas dengan penyebaran virus corona di kota yang menjadi lintasan transit penyebrangan Jawa - Sumatra ini.

Saya hanya terdiam, cukup sudah mengingat stiker Wali Kota yang lucu itu.

Mata saya berubah nanar ketika melihat dari jauh bis-bis dari Jakarta keluar dari Pintu Gerbang Tol Cilegon Timur. Lalu, bis itu menurunkan penumpang yang sangat banyak.

Sebuah pemandangan yang mengkhawatirkan di tengah pandemi saat ini. Tidak adanya petugas yang mengontrol kedatangan mereka pun bisa jadi bom waktu meluasnya pandemi ini.

Apakah kondisi semacam ini masih tidak mau dibicarakan oleh Wali Kota Cilegon?

Jika kita melihat kondisi saat ini. Sedikitinya 2 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) asal Kota Cilegon dikabarkan meninggal dan dikonfirmasi benar oleh Kepala Dinas Kesehatan Ariadna di sejumlah media. 

Sementara itu, Data PDP masih tercatat sebanyak 3 orang dan ODP melonjak menjadi 366 orang. Bisa jadi masih banyak ODP yang tidak terdata ketika mereka bebas turun dari dalam bis tanpa ada petugas yang mengecek kesehatan mereka.

Sejauh ini, antisipasi pencegahan Virus Corona masih sebatas penyemprotan disinfektan di sejumlah tempat. Namun, rupanya Pemkot Cilegon lalai memantau kedatangan bis-bis dari Jakarta yang bebas masuk. Padahal rute perjalanan bis itu melewati Tangerang dan Serang.

Seperti yang kita tahu, Jakarta sudah menjadi zona merah. Belum lagi para sopir bus yang sering menaikan penumpang dari jalan tol di daerah Tangerang, kemudian akan keluar Tol Serang Timur untuk menurunkan dan mengangkut penumpang sebelum menuju Cilegon.

Sayangnya para penumpang yang datang ke Cilegon tanpa ada pemeriksaan. Padahal penumpang dari Tangerang dan Serang juga berstatus zona merah.

Artinya, Para penumpang yang datang ke Cilegon itu adalah ODP. Kemungkinan besar menjadi carier yang membahayakan warga Cilegon.

Gubernur DKI Jakarta sempat mengeluarkan kebijakan setop perjalanan bis dari sejumlah daerah, termasuk perjakanan dari Merak, Kota Cilegon. Sayangnya kemudian dibatalkan oleh Pak Luhut.

Ini penting untuk dibicarkan serius Pak Wali Kota! Jangan ogah jika nanti diajak bicara soal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun