Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sisi Mata Koin Buku Spice of Life

4 September 2021   02:03 Diperbarui: 4 September 2021   02:33 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Dokumentasi Pribadi

Kekeliruan yang pertama, meski pun buku ini dibidani oleh dua kelompok utama yang berbeda nama dan latarbelakang, sudah seharusnya dalam penyusunan daftar isi dileburkan jadi satu. Memposisikan strategis dan mendahulukan satu kelompok tertentu justru malah menampilkan adanya distingsi di antara dua kubu.

Sikap saling mendahulukan itu, juga memberi kesan ketidakharmonisan hubungan dalam konteks persaudaraan yang berdiri tegak di bawah satu payung, padahal tujuan utamanya sama, memberikan yang terbaik kepada khalayak melalui karya.

Kedua, masih banyak ditemukan kekeliruan (typo) dalam penulisan kata. Baik itu kekurangan satu huruf, posisi yang tertukar atau pun tumpang tindih kata. Kita ambil saja dua sampel kekeliruan yang tampak paling duluan, contohnya pada kata pengantar.

Dituliskan, "Cerita kisah ini kami kemas dengan bahasa yang sederhana agar mudah dicerna." Peletakan kata "cerita" tepat di samping kata "kisah", menurut saya kurang tepat. Sebab kata cerita dan kisah memiliki padanan arti yang sama. Itu artinya, jika tetap dipaksakan, memiliki arti yang tumpang tindih. Alangkah baiknya ditulis salah satunya saja.

Contoh tumpang tindih kata lainnya terdapat pada blurb bagian belakang sampul buku. Dituliskan, "Sepenggal cerita tentang sebuah perjuangan anak manusia dan bagaimana orang di sekitar mendukung setiap langkahnya." Hemat saya, penggunaan kata "sepenggal cerita" sudah cukup representatif menerangkan kadaritas sebagian kecil daripada perjuangan, sehingga tidak perlu lagi ditambah dengan menyisipkan kata "sebuah".

Sementara yang terakhir, masih adanya beberapa kasus inkonsistensi dalam penggunaan pronomina. Misalnya, pada awal cerita tokoh utama menggunakan kata ganti persona tugal aku, sementara di lain paragraf penyebutannya berubah menjadi saya. Dan masih banyak bentuk-bentuk inkonsisten lainnya.

Kekeliruan dalam konteks penulisan kata dan penggunaan pronomina itu sebenarnya bisa diatasi dengan baik manakala pihak editor bekerja dengan teliti. Sedangkal pengetahuan saya, editor adalah gerbang terakhir dalam urusan finalisasi naskah. Ibarat densus 88, penjinak bom, seorang editor itu menelusuri jejak paling vital yang kesalahannya entah terletak di mana.

Meski demikian, secara pribadi saya mengapresiasi betul atas jerih payah teman-teman dan semua pihak yang terlibat dalam proses penerbitan buku Spice of Life. Besar harapan saya, kelak buku ini menjadi batu loncatan untuk terus meningkatkan kualitas diri dalam berkarya.

Judul Buku: Spice of Life
Penulis       : KMO Batch 33 Kelompok 27 & 30
Penerbit      : KMO Indonesia
Terbit           : Juli 2021
Tebal           : 188 Halaman

Tulungagung, 3-4 September 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun