Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sarkat Itu Apa Sih?

24 Juli 2021   14:46 Diperbarui: 24 Juli 2021   17:25 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Meski demikian, dalam pandangan saya, proses menampilkan buah tangan pribadi di media sosial itu penting dilakukan. Tentu maksudnya bukan untuk pamer, riya', ataupun memancing kecenderungan negatif lain, melainkan hanya hendak menegaskan diri, mengajak dan memotivasi khalayak umum untuk bergerak menuju kebaikan. Saling menggali dan mengembangkan potensi minat literasi.

Sempat saya membayangkan, apa jadinya bangsa ini bila setiap warga negaranya melek akan pentingnya literasi. Setiap gerakan kehidupan sehari-hari masyarakat terdokumentasikan dalam buah pena yang ia tenun di sela-sela waktu istirahatnya dikala siang ataupun malam hari. Betapa tajam dan jelasnya nasabiah sejarah keilmuan yang akan membentuk khazanah peradaban bangsa ini.

Kelima, mengunggah tulisan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, entah itu di wall akun pribadi atau di wall akun media sosial grup. Pembagian jadwal mengunggah Sarkat menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan oleh setiap kader KMO. Sebab, apabila mengunggah Sarkat bukan di media sosial yang telah dijadwalkan maka unggahan Sarkat itu dianggap tidak sah. Orang yang bersangkutan dianggap tidak mengerjakan tantangan.

Sementara apabila ada kasus telanjur salah mengunggah Sarkat di media sosial yang tidak sesuai dengan jadwal maka hukumnya wajib orang yang bersangkutan mengunggah kembali di media sosial sesuai jadwal.

Penjadwalan unggahan Sarkat itu, menurut saya dilakukan dalam rangka menguji tingkat ketelitian dan kedisiplinan setiap kader. Ketelitian dan kedisiplinan dalam hal apa? Bisa saja, ketelitian dan kedisiplinan dalam upaya menghidupkan kembali akun media sosial masing-masing. Teliti mengamati instruksi, mengelola media sosial dan konsisten dalam menarik perhatian serta memberikan respon kepada netizen.

Dari sana, setidaknya masing-masing kita bisa mafhum bahwa untuk mencapai tujuan yang kita idam-idamkan itu perlu adanya langkah yang konsisten, disiplin dan teliti. Tidak ada hasil tanpa perjuangan yang melulu kita gaungkan. Proses yang melulu kita elukan sebagai nafas-nafas kesetiaan.

Sepengetahuan saya, setiap batch yang diadakan oleh KMO Indonesia tidak mesti mengunggah Sarkat menggunakan media sosial yang sama. Misalnya saja pada batch sebelumnya menggunakan platform menulis online seperti KBMApp atau Facebook, sementara pada batch setelah mungkin saja menggunakan media sosial yang lain.

Sedangkan yang terakhir, yakni mengunggah Sarkat di media sosial maksimal jam sepuluh tepat. Penetapan batas waktu mengunggah Sarkat ini tidak lain adalah salah satu bagian dari upaya pendisiplinan. Bagian yang menggenapkan ketentuan yang berlaku pada poin-poin sebelumnya.

Lagi pula, jika diperhatikan lebih dalam, bukankah kebudayaan sebagian besar di antara kita lebih suka memanfaatkan kemampuan The power of kepepet dalam mengerjakan segala sesuatu.

Ada asumsi, bahwa kekuatan besar yang tak terbendung itu akan keluar maksimal dalam keadaan kepepet. Meskipun pada kenyataannya, hasil dari pekerjaan yang dilakukan dalam keadaan kepepet itu tidak pernah ada yang maksimal.

Adapun bagi mereka yang terlambat mengunggah Sarkat ataupun melewati batas waktu yang telah ditetapkan, maka ia dikenakan punishmen untuk membuat permintaan maaf dalam feed Instagram dengan mengetag penjabat struktural KMO Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun