Belaian lembut tanganmu
Kasih sayangmu; dahaga penasaran dan keingintahuanmu
Di sanalah kau rahasiakan deretan jendela ilmu
Kau timbun semuanya tanpa hasrat hendak mengunyahnya satu-persatu
Di setiap sudut kamar yang kau puja-puji karena terus berkawan dengan debu
setiap tumpukan buku yang sampulnya kian lusuh dan tak karu
Tepat di pagi hari kau bilang, "biar kucicil semuanya itu penuh nafsu!"
bahkan gelora semangat itu kian membuncah di ujung bibirmuÂ
setiap kali kau ramu
namun yang ada, hanya tapi dan tapi
semuanya sirna di kala senja mulai menepi