Mohon tunggu...
Maman Abdullah
Maman Abdullah Mohon Tunggu... Pengasuh Tahfidz | Penulis Gagasan

Magister pendidikan, pengasuh pesantren tahfidz, dan penulis opini yang menyuarakan perspektif Islam atas isu sosial, pendidikan, dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bersatu Namun Terpecah: Pelajaran dari Sejarah untuk Dunia Islam Hari Ini

21 Agustus 2025   09:56 Diperbarui: 1 September 2025   13:31 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perang yang Tak Kunjung Usai

Perang Rusia--Ukraina terus bergulir tanpa akhir yang jelas. Di saat lain, dunia menyaksikan munculnya blok BRICS---kumpulan negara dengan latar belakang berbeda, namun mampu menyatukan diri demi menghadapi kekuatan bersama: Amerika Serikat dan sekutunya. Fenomena ini membuktikan satu hal: persatuan politik lahir dari kesadaran akan kepentingan bersama, meski berbeda bahasa, ideologi, dan budaya.

Ironisnya, umat Islam justru mengalami hal sebaliknya. Padahal mereka memiliki akidah yang sama, kitab yang sama, dan kiblat yang sama. Namun, ketika musuh bersama nyata di depan mata, perpecahan justru lebih sering mewarnai.

Inspirasi Sejarah: Shalahuddin dan Perang Salib

Sejarah emas pernah mencatat teladan luar biasa. Shalahuddin al-Ayyubi, dengan kepemimpinan yang tulus dan konsisten, berhasil menyatukan kekuatan umat yang tercerai-berai. Hasilnya gemilang: Yerusalem berhasil direbut kembali dari pasukan Salib. Itu bukan sekadar kemenangan militer, melainkan bukti bahwa persatuan umat yang dilandasi keikhlasan mampu mengubah jalannya sejarah.

Perang Modern: Antara Harapan dan Kepalsuan

Berbeda dengan kisah Shalahuddin, perang-perang modern di dunia Islam sering berakhir mengecewakan.

Ketika Iran melancarkan serangan ke Israel, sebagian berharap itu menjadi titik balik. Namun, hasilnya kabur, tak melahirkan perubahan strategis. Perang Arab--Enam Hari juga demikian: semangat awal membara, tetapi berakhir dengan kekalahan yang menyesakkan.

Lebih jauh lagi, sejarah mencatat Mustafa Kemal Atatrk. Ia kerap dipuja sebagai pahlawan nasional Turki karena dianggap mengusir Sekutu dari Anatolia. Namun, fakta sejarah menunjukkan mundurnya Sekutu lebih dipengaruhi strategi politik, bukan kekalahan telak. Ironinya, dari sosok inilah lahir penghapusan institusi persatuan umat: Khilafah Islam. Inilah contoh pahit bagaimana narasi kepahlawanan bisa direkayasa untuk melemahkan umat.

Seruan Ulama dan Firman Allah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun