Renungan di Tenjolaya
Malam ini, 17 Agustus 2025. Banyak siswa menengah dan mahasiswa mengisi malam kemerdekaan dengan renungan—ada yang di lapangan, ada yang di makam pahlawan, ada pula yang di asrama. Saya pun teringat masa remaja, ketika pernah ikut renungan malam di Makam Pahlawan Tenjolaya, Garut.
Suasana kala itu begitu hening, cahaya lampu redup, dan doa-doa dipanjatkan untuk para syuhada bangsa. Malam itu, saya merasa patriotisme adalah berdiri tegak, menundukkan kepala di depan bendera, dan mendoakan para pahlawan.
Namun kini, di usia yang lebih matang, saya melakukan renungan malam ini hanya di sudut rumah. Tidak ada barisan pramuka, tidak ada tiang bendera, tidak ada tabur bunga. Yang ada hanyalah pikiran dan hati yang mengulang tanya: “Apakah kemerdekaan yang kita rayakan ini benar-benar sudah kita rasakan?”
80 Tahun Merdeka, Kenapa Rakyat Makin Terjepit?
Setelah 80 tahun merdeka, banyak yang merayakan bahwa kita sudah bebas dari penjajah. Tidak ada lagi bendera asing berkibar, dan pemimpin kita adalah putra-putri bangsa. Namun anehnya, sistemnya masih warisan asing; UU warisan kolonial masih mendominasi hukum nasional; Ekonomi kapitalis membebani rakyat lewat pajak yang terus diperluas dan utang luar negeri yang meningkat tajam.
Hakikat Kemerdekaan Menurut Islam
Islam menyatakan: kemerdekaan sejati adalah terbebas dari penghambaan kepada sesama manusia menuju penghambaan hanya kepada Allah SWT. Dialog sejarah antara Jenderal Rustum (pimpinan Persia) dan utusan kaum Muslimin sangat tajam. Saat Rustum bertanya, “Apa yang kalian bawa?”, Rab’i bin Amir menjawab:
“Allah mengutus kami untuk membebaskan siapa saja yang Dia kehendaki dari penghambaan kepada sesama manusia menuju penghambaan hanya kepada Allah, dari kesempitan dunia menuju keluasannya, dan dari kezaliman berbagai sistem menuju keadilan Islam.”
Itulah prinsip kemerdekaan hakiki—bukan hanya bebas secara politik, tapi juga ideologi.
Menyempurnakan Kemerdekaan Indonesia
Para pejuang dulu berjuang agar negara kita keluar dari penjajahan fisik. Kini, tugas zaman kita adalah menyempurnakan kemerdekaan dengan:
1) Mengurangi ketergantungan pada utang dan beban pajak yang mencekik.