"Barang siapa akhir perkataannya adalah La ilaha illallah, maka ia akan masuk surga."
(HR. Abu Dawud no. 3116, Ahmad no. 22108, al-Hakim – dishahihkan al-Albani)
Betapa indahnya jika ujung hayat kita diiringi kalimat tauhid. Namun, para ulama mengingatkan bahwa makna hadis ini bukan berarti cukup mengucapkannya di detik terakhir lalu otomatis masuk surga tanpa proses. Jaminan yang dimaksud adalah bahwa siapa pun yang wafat dengan kalimat tauhid akan masuk surga pada akhirnya.
Adapun jalannya berbeda-beda: ada yang dimuliakan dengan masuk surga tanpa hisab, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Akan masuk surga dari umatku tujuh puluh ribu orang tanpa hisab." (HR. Bukhari no. 6541, Muslim no. 220)
Ada yang dihisab dahulu, bahkan ada yang disucikan di neraka sesuai kadar dosa yang belum diampuni. Namun rahmat Allah tetap luas. Nabi ﷺ bersabda:
يخرج من النار من قال لا إله إلا الله وكان في قلبه وزن شعيرة من خير
"Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan La ilaha illallah dan di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji sawi." (HR. Bukhari no. 44, Muslim no. 193)
Dengan begitu, La ilaha illallah di ujung hayat bukan sekadar ucapan di bibir, melainkan buah dari hidup yang terjaga dalam iman. Lidah akan dimudahkan mengucapkannya jika hati dan amal telah terlatih menyebut nama Allah sepanjang hidup.
Khatib juga mengingatkan untuk mengamalkan doa Nabi Yusuf agar betul-betul mendapatkan husnul khatimah.