“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang diridhai Allah, tanpa ia sadari, maka Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang dimurkai Allah, tanpa ia sadari, maka kalimat itu menjatuhkannya ke dalam neraka Jahannam.”
(HR. Bukhari no. 6478)
Ini bukan ancaman kosong. Satu komentar yang tampak sepele bisa menghapus amal bertahun-tahun. Satu unggahan yang menyakiti tanpa alasan bisa menjatuhkan derajat seseorang di sisi Allah.
Belajar dari Umar bin Khattab
Dalam sejarah Islam, kritik terhadap pemimpin bukan hal yang tabu. Bahkan Khalifah Umar bin Khattab, seorang pemimpin besar, kepala negara pernah dikritik langsung oleh rakyatnya. Ketika beliau hendak membatasi mahar pernikahan, seorang perempuan bangkit dan berkata, “Wahai Amirul Mukminin, apakah engkau hendak melarang sesuatu yang tidak dilarang oleh Allah?”
Umar tidak marah. Ia tidak menuduh sang perempuan pembangkang atau tak tahu diri. Ia justru berkata, “Perempuan itu benar, dan Umar salah.”
Inilah teladan hisbah dalam Islam: rakyat yang berani menyampaikan pendapat dengan adab, dan pemimpin yang lapang dada menerima muhasabah.
Media Sosial: Ladang Amal atau Ladang Fitnah?
Hari ini, kritik tak lagi disampaikan langsung seperti di zaman Umar. Ia hadir dalam bentuk status, komentar, thread, dan video singkat. Tapi semangatnya seharusnya tetap sama: dilakukan dengan adab, ilmu, dan tanggung jawab.
Sayangnya, banyak yang menjadikan media sosial sebagai tempat melampiaskan dendam, bukan memperbaiki keadaan. Tanpa tabayyun, sebuah kabar dibagikan. Tanpa niat baik, sebuah tuduhan dilempar. Padahal yang membaca bisa ribuan, bahkan jutaan orang. Semakin luas jangkauan dosa, semakin berat pula hisabnya.
Penutup: Jemari yang Menyelamatkan atau Menjerumuskan
Media sosial adalah ladang besar. Ia bisa menjadi tempat menanam amal jariyah, atau justru menjadi tempat menumpuk dosa. Islam tidak melarang kritik, bahkan mendorong evaluasi terhadap kekuasaan. Tapi semua harus dijalankan dengan hati-hati. Karena setiap kata adalah pilihan. Dan setiap pilihan akan ditimbang di hadapan Allah.