Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan Tua Pengundang Roh

12 Oktober 2018   15:52 Diperbarui: 13 Oktober 2018   12:36 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto:riauexpress.com)

"Di sini enak banyak makanan." Kata si Mbah.

"Tidak bisa begitu Mbah. Kasihan anak itu."

"Saya minta minum darah ayam!." Katanya.

"Tidak!. Saya tidak akan menyediakan darah ayam?"

Si Mbah mulai ngamuk lagi. Tapi laki-laki itu tidak mau memberinya.

"sekarang begini saja. Kalau Mbah tidak mau pergi terpaksa saya menggunakan kekerasan." Kata laki-laki itu. Sambil mengibas-ngibaskan sapu lidi dan membacakan ayat kursi beberapa kali.

"ampuuun...ampuuun...." Kata si Mbah.

"Kalau ampun enyahlah dari tubuh anak ini dan jangan sekali-kali datang lagi." Kata laki-laki itu mengancamnya.

Tubuh Mak Arsih mengkurut seperti orang ketakutan.

"Pergi-pergi dan jangan kembali!"

Tubuh Mak Arsih mengejang dan akhirnya ambruk. Tak sadarkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun