Mohon tunggu...
erlinda ika mawarti
erlinda ika mawarti Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum,Fakultas Ilmu Sosial,Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

PSKS Kembali Dikucurkan, Sebuah Solusi yang Instan Tanpa Hasil yang Pasti

22 April 2015   03:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:49 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hampir 70 tahun Indonesia merdeka, namun kemiskinan masih saja tinggi sehingga masih jauh dari kata sejahtera. Jika kita menengok kembali pada masa pemerintahan Presiden Soeharto Indonesia mengalami swasembada pangan. Keadaan inilah yang membuat rakyat pada waktu sekarang seolah-olah ingin kembali lagi ke jaman pemerintahan presiden Soeharto. Bahkan, kita sering menemui tulisan “Ijih penak jamanku tah ?”, mungkin kalimat tersebut hanya sebagai salah satu ungkapan keluhan kepada pemerintah atas keadaan ekonomi rakyat yang belum sejahtera secara merata sejak era Reformasi. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin pada tahun 2014, presentase penduduk miskin di Indonesia mencapai 11,25 persen atau 28,28 juta jiwa,. berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin pada tahun 2014, presentase penduduk miskin di Indonesia mencapai 11,25 persen atau 28,28 juta jiwa. Inflasi meningkat tajam yang dan harga minyak dunia terus naik, sedangkan nilai tukar rupiah melemah. Harga BBM yang seringkali naik-turun dengan mudah membuat perekonomian Indonesia tidak stabil. Keadaan ini menyebabkan harga bahan pokok semakin mahal dan sulit dijangkau oleh masyarakat miskin. Sungguh ironis, Indonesia yang kaya akan hasil alamnya, namun rakyatnya belum sejahtera. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, mulai dari pemerian Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada masa pemerintahan SBY dan sekarang pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo mengeluarkan program bantuan dana untuk rakyat miskin.

Oleh karena itu, Kementerian Sosial pada 1 April 2015 kembali mencairkan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) secara serentak dilakukan di 34 Kantor Pos Ibukota Provinsi seluruh Indonesia.Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) adalah program pemberian bantuan dana simpanan dari Pemerintah dalam rangka membangun keluarga produktif untuk memberdayakan dan melindungi masyarakat miskin.Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, dana PSKS sebesar Rp 600 ribu tersebut akan diberikan bagi 16,3 juta warga miskin yang tersebar di Indonesia. Sudahkah rakyat sejahtera dengan PSKS ? Namun, apakah dengan pemberian bantuan dana tersebut sudah tepat sasaran. Mengingat tujuan pemberian dana adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, pada kenyataannya banyak penerima bantuan dana justru tidak memanfaatkan dengan baik bantuan dana dari pemerintah. Bnatuan dana tersebut dihabiskan untuk membeli barang-barang yang kurang bernilai ekonomis. Seharusnya penerima dana bantuan tersebut mampu memanfaatkan bantuan dana selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebagian bantuan dana disisihkan untuk hal yang lebih produktif. Sehingga, tujuan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) yaitu membangun keluarga produktif untuk memberdayakan dan melindungi masyarakat miskin dapat tercapai. Tentu saja masyarakat Indonesia semakin hari semakin bijak, sehingga diharapkan dapat lebih kreatif dalam memanfaatkan segala potensi yang ada dan dimilikinya. Salam Indonesia yang Lebih Sejahtera.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun