Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Terkenang "Sambal Ulek" Bendungan Bili-bili

28 April 2019   21:04 Diperbarui: 28 April 2019   21:12 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hasil" dari sebuah travelling bukan saja puluhan atau ratusan foto-foto kebahagiaan dan tempat-tempat yang indah. Percayalah, pasti ada pengalaman unik didalamnya. Pengalaman kuliner misalnya.

Tahun lalu, ada pengalaman menarik ketika menjelajah sebagian wilayah Sulawesi Selatan. Di hari terakhir, kami pergi ke Malino di kabupaten Gowa. Dari Makassar berangkat sekitar pukul 09.00 WIT. Konon Malino adalah "puncak" nya orang Makassar. Mumpung di Makassar tidak ada salahnya mencoba.

Berbekal Google Maps, kami menuju kesana. Entahlah, sebagai penumpang saya pasrah bongkokan sama "sopir pribadi" (baca : suami) saya. Katanya waktu SMA dan kuliah pernah ke Malino untuk acara kampus. Saya pikir Malino bisa ditempuh selama 1 jam. Ternyata lumayan jauh juga.

Melewati jalanan yang penuh pohon semak di kanan-kiri, tiba-tiba saya melihat ada warna kebiruan di balik celah-celah pepohonan tadi. Suami mengatakan dibalik pepohonan itu adalah bendungan Bili-bili. Bendungan ini menjadi salah satu sumber pembangkit listrik di Sulawesi Selatan. Melipir dikit boleh lah ya. Kami pun berhenti untuk singgah sebentar. Bendungannya luas dan airnya berwarna hijau tosca.

Waktu itu sudah jam makan siang, akhirnya kami memutuskan untuk benar-benar mampir sekalian istirahat. Kami menemukan Lesehan Bendungan Bili-bili. Sebuah kompleks kuliner berupa pondok-pondok lesehan di pinggir bendungan.

Bendungan Bili-bili (Dok. Pribadi)
Bendungan Bili-bili (Dok. Pribadi)
Sungguh kebetulan yang kami diharapkan. Kami bisa makan dan istirahat sambil menikmati pemandangan indah bendungan. Apalagi konon ikan bakar bendungan Bili-bili enak! Benar saja, begitu saya membuka pintu mobil aroma ikan bakar serasa menggelitik hidung. Perut pun ikut menarik-narik rasa lapar.

Setelah memilih pondok lesehan, tanpa ba-bi-bu kami langsung memesan ikan bakar, cah kangkung, dan kelapa muda. Makanan datang tak berapa lama. Dalam bayangan saya, ikan bakar akan disajikan dengan sambal dabu-dabu khas Sulawesi. Ternyata bukan! Sambal yang disajikan unik dan baru kali ini saya lihat jenis sambal seperti ini. Banyak yang menyebutnya sambal ulek.

Sambal Ulek (Dok. Pribadi)
Sambal Ulek (Dok. Pribadi)
Sambal ulek tersebut menggunakan tomat mentah, jeruk limau, dan ada campuran bumbu kacangnya. Rasanya pedas dan sedikit asam. Pokoknya nendang! Sambal ini makin mantap dipadu dengan irisan mangga muda.
Irisan Mangga Muda yang Menambah Selera (Dok. Pribadi)
Irisan Mangga Muda yang Menambah Selera (Dok. Pribadi)
Duh, saya menulis sambil ngiler membayangkan sambal ulek yang seksi ini hihihi... Tapi bener loh, kalau kompasianer punya kesempatan ke bendungan Bili-Bili harus coba ikan bakar dan sambal uleknya. Nikmatnya berlipat, duduk lesehan sambil makan ditemani semilir angin dan pemandangan bendungan. Anak-anak saya enjoy sekali.

Nikmatnya Lesehan Bili-bili (Dok. Pribadi)
Nikmatnya Lesehan Bili-bili (Dok. Pribadi)
Saya sampai sekarang masih terkenang-kenang sambal ini. Betapa kayanya kuliner sambal Indonesia. Beda daerah, beda jenis sambal. Rasanya tidak pernah rugi jalan-jalan di negeri tercinta. (RR)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun