Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Supermom" itu Seperti Apa Sih?

21 Desember 2017   21:23 Diperbarui: 21 Desember 2017   21:31 3201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terus terang ya, kalau mendengar istilah "supermom", saya paling keder, jiper,bingung dan masih banyak istilah yang menggambarkan bahwa saya rasanya masih jauh dari istilah itu. Bagaimana tidak, wong sedari awal menikah saya itu tidak bisa apa-apa. Pun sampai sekarang, payah banget! Bayangkan saja udah bertahun-tahun jadi ibu, kalau masak masih suka gosong. Belum lagi sering lupa hal-hal kecil keperluan anak (anak saya kadang protes loh karena saking seringnya lupa). Ilmu parenting juga biasa saja. Duh, jauh banget deh dari gambaran "supermom" yang cerdas dan cermat!

Sementara itu di sosial media banyak cerita-cerita dan gambaran supermom yang WOW. Yang konon katanya supermom itu yang melahirkan secara normal, bukan melalui sectio caesarea seperti saya hihihi... Ada juga yang menggambarkan supermom itu yang bisa bantu suami cari uang, nggak hanya terima uang dari suami. Lahhh... saya mah apa atuh, cuma terima transferan dari pak suami. Eh, masih ada lagi yang bilang supermom itu yang bisa kasih ASI ke bayinya at any cost. Ada juga yang bilang supermom itu yang anaknya pintar secara akademik dan agamis. Ladalah... jelas lah saya tidak masuk kategori supermom. Coret besar pakai spidol merah! Hohoho....

Tapi disini, saya tidak membela diri saya ya. Tidak juga mau menilai benar dan salah definisi-definisi seperti diatas. Sama sekali tidak. Semua orang boleh berpendapat. Ya kan? Saya cuma berpikir begini... kalau kita sebagai ibu hanya berpatok dengan standar-standar yang ada, bukannya akan menyusahkan diri kita sendiri?Bagaimanapun kita harus percaya diri dan  mau berkompromi dengan kekurangan dan kelebihan kita. 

Seorang ibu tetaplah manusia dengan segala kelebihan dan keterbatasannya. Menjadi sempurna adalah hal yang tidak mungkin. Mustahil! Yang mungkin adalah berusaha melakukan yang terbaik. Jangan sampai standar-standar supermom yang ada membuat kita tidak bahagia. Apalagi terjadi "persaingan" (pencitraan) dengan sesama ibu yang lain. Duh.. jangan sampai deh!

Kalau saya sih, meskipun 2 kali melahirkan secara sectio caesaria tetap percaya diri. Santai saja. Meskipun saya ibu rumah tangga biasa, saya juga tidak kurang bahagia. Untuk anak-anak, sepanjang tumbuh-kembang baik dan bahagia, itu sudah membuat saya tersenyum. Kenapa? Karena bagi saya, menjadi ibu adalah menjaga dan menemani mereka dalam mempersiapkan bekal kehidupan untuk masa depannya. Bekal mereka adalah iman, karakter, dan ilmu pengetahuan. 

Itu yang terpenting. Mengenai standar supermom yang ada, buat saya pribadi, standar tersebut kurang mendalam, namun begitu tidak perlu diperdebatkan. Toh, kondisi dan kemampuan masing-masing perempuan tidak sama. Perdebatan hanya akan menguras energi. Akan lebih baik jika energi tersebut dipergunakan untuk hal lain yang positif. Yang lebih perlu lagi untuk dipikirkan adalah ketika menjadi seorang ibu, milikilah kesadaran bahwa kita harus menjadi teladan yang bijak untuk anak-anak kita. Semua ibu adalah "supermom" bagi anak-anaknya. Supermom karena cintanya selalu "super" sepanjang waktu dan sepanjang hayatnya.

Selamat hari Ibu untuk semua perempuan Indonesia!

Salam Hangat,

MamaKece

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun