Oleh:M.Alvis Imamulloh
Pendahuluan
Masalah pengangguran dan sempitnya lapangan kerja di Indonesia bukanlah isu baru, namun belakangan ini kian terasa menghimpit masyarakat, terutama generasi muda. Setiap tahun, jutaan lulusan sekolah dan perguruan tinggi dilepas ke dunia kerja yang realitanya tidak mampu menyerap seluruhnya. Sementara itu, ketidakcocokan antara keterampilan dan kebutuhan industri, perubahan teknologi, serta pola rekrutmen yang semakin selektif memperbesar tantangan tersebut.
Di tengah situasi ini, peran Public Relations (PR) menjadi sangat penting, bukan hanya dalam membentuk persepsi publik terhadap isu ketenagakerjaan, tetapi juga dalam membangun narasi kolektif, mengedukasi masyarakat, dan menjadi penghubung komunikasi antara pemangku kepentingan: pemerintah, swasta, media, dan masyarakat luas.
Atikel ini mengulas bagaimana PR dapat memainkan peran strategis dalam menghadapi krisis sempitnya lowongan kerja di Indonesia, serta strategi komunikasi apa saja yang relevan diterapkan dalam konteks sosial dan ekonomi saat ini.
Realitas Lapangan Kerja di Indonesia
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Februari 2024 berada di angka 7,2 juta jiwa, atau sekitar 5,3% dari total angkatan kerja. Dari jumlah tersebut, mayoritas merupakan lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi yang mengalami kesulitan dalam memperoleh pekerjaan.
Beberapa faktor penyebab sempitnya lapangan kerja antara lain:
1. Pertumbuhan ekonomi yang belum optimal dalam menciptakan lapangan kerja baru.
2. Mismatch keterampilan (skills gap) antara lulusan pendidikan dan kebutuhan dunia industri.