Mohon tunggu...
Mohamad Sastrawan
Mohamad Sastrawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Matraman

http://malikbewok.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Negara Jenderal Nurmantyo

16 Oktober 2017   07:50 Diperbarui: 16 Oktober 2017   08:58 2038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: elshinta.com

Rakyat Indonesia harus menyambut baik gagasan politik negara yang disampaikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Sebuah gagasan brilian yang bisa membawa Indonesia keluar dari kesumpekan perilaku elit politik sipil yang koruptif, ego sentris, saling sikut dan penuh khianat. Rakyat Indonesia tentu muak dengan dipertontonkannya penegakan hukum yang lemah terhadap elit-elit politik sipil. Namun, sangat keras ditegakkan kepada orang-orang kecil. Oleh sebab itu, gagasan politik negara Jenderal Nurmantyo ibarat oase di padang gersang nan tandus.

Gagasan itu berangkat dari realitas bangsa Indonesia yang merebut kemerdekaannya melalui pengorbanan nyawa, darah, air mata, dan materi yang tak terhingga. Kita tentu tidak bisa membiarkan Indonesia tercerai berai. Sebagai bangsa yang berhasil meraih dan mempertahankan kemerdekaannya melalui perjuangan bersenjata yang gigih dan gagah berani, tidak mungkin hancur begitu saja karena perilaku buruk sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab.

Politik negara Jenderal Nurmantyo harus dimaknai sebagai nilai patriotisme dan militansi untuk mempertahankan NKRI melalui sistem perpolitikan di tanah air. Oleh sebab itu, rakyat harus bahu membahu untuk merebut kembali kepemimpinan politik yang saat ini dikuasai sekelompok Machiavellian. Itu menjadi perjuangan yang lebih berat dibandingkan ketika menghadapi penjajahan Belanda dan Jepang. Sekaligus, itu menjadi suatu kebanggaan akan kebenaran cita-cita, yaitu kemerdekaan, kedaulatan, keadilan, kedamaian dan kesejahteraan yang hakiki.

Perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan, serta kehormatan bangsanya yang berlangsung begitu lama, telah melahirkan nilai-nilai perjuangan bangsa. Kehormatan ini yang tidak boleh dilupakan dan harus senantiasa melekat dalam perilaku kehidupan berbangsa dan bernegara. TNI Kuat Bersama Rakyat adalah implementasi dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia bagaimana kekuatan pertahanan negara ini tidak bisa dikalahkan dengan mudah. Dia harus terus menerus diperjuangkan, tidak boleh dibiarkan hilang dari identitas rakyat Indonesia.

Apakah artinya kita akan kembali di era militer berkuasa? Tentu tidak demikian. Gagasan politik negara Jenderal Nurmantyo sejatinya adalah gagasan ideal yang lahir dari cendekiawan filsafat sosial politik yang masuk ranah sipil. Sebut saja John Locke (1632-1704) seorang tokoh aliran filsafat idealisme yang mengajarkan negara sebagai penjabaran ide yang objektif dalam masyarakat dan mampu menjamin keharmonisan kehidupan bermasyarakat, yang kemudian termanifestasikan dalam bentuk negara. Nilai keharmonisan itu mengacu pada sistem politik yang lahir dari kesepakatan tiap individu yang memang bertujuan untuk membawa masyarakat pada kehidupan yang bermartabat, sejahtera, adil dan melindungi hak-hak individu dalam masyarakat.

Ada pula F.W.J Schelling (1775-1854) yang mengungkapkan nilai kesejahteraan manusia berdasarkan pada identitas Tuhan yang mutlak. Menurutnya, dari Tuhan semua berawal. Kemudian dari-Nya lah muncul alam dalam bentuk yang semakin tinggi derajatnya. Dia melahirkan gerak hidup, susunan dunia dan manusia. Begitu banyak manusia dengan identitas dan ciri berbeda, lalu muncul budi yang di dalamnya ada ilmu, moral seni, sejarah dan akhirnya terbentuk lah apa yang disebut negara.

Dua tokoh filsafat di atas menempatkan idealisme sebagai kebenaran dan keadilan tertinggi.  Ini tentunya dibutuhkan untuk melahirkan sebuah negara yang berdasarkan sistem ideal dalam melaksanakan politik. Sebagai instrumen penyelenggaraan negara, politik tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai kebajikan. Ini menjadi spirit politik negara yang disampaikan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Bukan politik praktis yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan kelompoknya, namun merugikan bangsa dan negara.

Politik sejatinya adalah sarana untuk membawa Indonesia menjadi negara yang kuat, sejahtera, makmur dan penuh keadilan. Bisa jadi, politik negara yang digagas Jenderal Nurmantyo membawa Indonesia baru yang lebih membangun masyarakat sipil atau madani (civil society). Masyarakat yang lebih berdaya dan diberdayakan agar bisa mengatur kehidupannya sendiri. Dengan masyarakat madani yang makin kuat, tentu akan membawa konsekuensi peran Pemerintah dalam membangun negara semakin mudah. Politik negara yang santun dan baik akan melahirkan masyarakat madani yang kerap digambarkan sebagai masyarakat yang relijius, bermoral, demokratis, tertib, partisipatif dan modern.

Politik negara Jenderal Nurmantyo berangkat dari sikap menjunjung tinggi demokrasi dan kedaulatan rakyat. Demokrasi yang tidak berdasarkan pada individualisme konsepsi Rousseau, tetapi berdasarkan suatu semangat persatuan sebagai bangsa. Demokrasi yang berdasarkan kebersamaan (kolektiviteit), bukan demokrasi liberal berdasarkan individualisme ala Barat.

Politik negara Jenderal Nurmantyo berangkat dari demokrasi Pancasila, yang secara substansif merepresentasikan paham sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi, mengakomodasi multietnisitas dan multikulturalisme Indonesia. Itu pula sebabnya demokrasi di Indonesia mengutamakan musyawarah untuk mencapai konsensus. Sejatinya, ini yang hilang saat ini ketika keputusan politik diambil dengan cara koruptif, dan akhirnya merugikan bangsa dan negara.

Di dalam politik negara, terdapat makna esensial yakni demokrasi yang partisipatif dan emansipatif. Perlu ditegaskan bahwa tidak akan terjadi partisipasi rakyat yang genuine tanpa disertai emansipasi. Begitu pula, demokrasi politik saja tidak cukup mewakili rakyat yang berdaulat. Demokrasi politik harus dilengkapi dengan demokrasi ekonomi. Tanpanya, maka akan terjadi konsentrasi kekuatan ekonomi pada satu atau beberapa kelompok, yang kemudian akan membentukkan kekuasan ekonomi yang bisa "membeli" dan "mengatur" kekuasaan politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun