Mohon tunggu...
Cerita Pemilih

RPTRA: Pembangunan Manusia yang Diangankan Anies, Diwujudkan Ahok

30 Maret 2017   12:37 Diperbarui: 30 Maret 2017   12:52 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
capture berita dari situs beritajakarta. link: http://www.beritajakarta.com

4. Pengelola RPTRA punya Kesempatan untuk Berkuliah Kembali

Pengelola RPTRA adalah para pekerja harian lepas dengan gaji bulanan setara UMP. Sementara jadwal kerja mereka bisa dikatakan sangat ringan. Jumlahnya ada 6 di tiap RPTRA dengan bergantian dalam 3 shift. Dengan demikian mereka punya banyak waktu luang di luar menjaga anak-anak RPTRA. Ini memungkinkan mereka untuk tetap berkuliah, disesuaikan dengan jadwal menjaga RPTRA. Sehingga menggaji pengelola RPTRA adalah sebuah investasi besar pemprov DKI dalam pengembangan Sumber Daya Manusia

5. Para orangtua juga mendapat benefit dari RPTRA

Karena sejatinya merupakan pengembangan ide PKK, RPTRA sebenarnya bukan sekedar sarana bermain. Secara berkala, perusahaan-perusahaan besar sering datang menyalurkan CSR dan promosinya dalam bentuk pelatihan dan penyuluhan. Bisa dalam bentuk menjahit, berdagang, membuat kerajian, serta mendapat penyuluhan tentang mengatur keuangan dan pengaturan gizi keluarga. Kegiatan yang diimotori oleh PKK ini memberikan pembinaan yang luar biasa bagi orangtua sembari menemani anaknya bermain di RPTRA.  Para ortu ini juga bisa menumpang merawat tanaman di taman-taman kecil yang ada di sudut RPTRA, bisa berupa sayuran, tanaman obat, atau buah-buahan produkstif lainnya. Hasil dari pelatihan PKK bisa ditumpangkan untuk dijual melalui PKK Mart. Pengetahuan bertambah, sumber penghasilan juga menebal.

capture berita dari situs beritajakarta. link: http://www.beritajakarta.com
capture berita dari situs beritajakarta. link: http://www.beritajakarta.com
Nah, Anies yang berkoar-koar kalau pembangunan itu harus memperhatikan manusia, punyakah program yang setara dan bisa diperbandingkan dengan RPTRA? Ataukah jangan-jangan lagi-lagi itu hanya sebuah angan-angan saja, tanpa implementasi yang jelas? Jika itu yang terjadi, tentu kita bisa memaklumi, karena sejatinya Anies bukanlah berbasis kepala daerah yang sudah punya pengalaman apapun dalam membuat program berskala daerah.. Apa yang diajukan Anies adalah dalam tataran angan akan akan akan, tidak seperti Basuki yang sudah sudah dan sudah...


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun