Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Petani Lampung Menggeliat, Padi Senyum Merekah

16 April 2018   13:32 Diperbarui: 16 April 2018   13:41 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Hamparan tanaman padi di Lampung (Metro) yang sebentar lagi panen (doc. pribadi)

Senang rasanya jika saya menyusuri jalan-jalan di Lampung khususnya Lampung Tengah dan Metro,  karena untaian mutiara kuning bernas tengah tersenyum. Senyumnya nampak merekah semenarik hati para petani yang sebentar lagi menghadapi masa panen raya. 

Jika mendengar kata-kata petani di sini, mereka selalu mengatakan "alhamdulillah,Mas. Tahun ini sudah hampir panen.  Mudah-mudahan bagus terus tidak seperti dua tahun belakangan yang padi rusak di rusak hama wereng. " Saya pun mengangguk dan turut tersenyum dan mengucapkan alhamdulillah Pak,  semoga kerugian dua tahun belakangan bisa terbayar lunas.  Aamiin.  Jawabku. 

Bagaimana para petani dan saya sendiri yang memang berasal dari keluarga petani,  tapi sudah lama tidak menyentuh bibit padi lantaran perbedaan profesi dan tidak memiliki lahan,  mendengar ucapan syukur dan melihat untaian bulir-bulir padi yang mulai menguning rasa-rasanya kesedihan karena gagal panen bisa terobati. 

Biarlah ujian gagal panen kadang masih menghampiri,  asal selalu diberi ketabahan mudah-mudah kesuksesan bisa diraih. 

Tapi jangan dipanggil petani, jika keuletannya belum terjamin. sebab, tahun ini panen boleh jadi tahun depannya gagal karena penyakit. Sama ketika dua tahun yang lalu gagal panen ternyata tetap saja tekun menggarap lahan-lahan mereka. Maka jika ingin belajar ketekunan, belajarlah pada petani. Meskipun kadang hasil panen tidak sesuai dengan ekspektasi dan modal yang dikeluarkan.

Petani Makmur, Negara pun Ikut Makmur

Semboyan ini bukanlah omong kosong, karena sehebat apapun pejabat negara dalam mengatasi kemiskinan jika belum menyentuh persoalan rakyat bawah khususnya petani maka ketinggian jabatan bisa dibilang belum berhasil. Sebab semakin negeri ini dibilang makmur maka mesti melihaat kondisi petaninya.

Bolehlah saya ambil pendapat seorang pedagang yang pernah saya mintai pendapat terkait hasil penjualan mereka, kebanyakan mereka akan mengatakan "jika petani sukses, maka pedagang juga ikut sukses".Boleh percaya dan boleh juga tidak. Namun faktanya pasar-pasar terus menggeliat dan maju serta ramai penjualannya disebabkan makmurnya para petani. Namun berbeda jika di kota-kota besar tentu akan berbeda faktor yang mempengaruhinya.

Bagaimana pedagang tidak senang jika petani makmur dibandingkan dengan pegawai misalnya, lantaran mayoritas penduduk negeri ini adalah petani, maka kondisi petani dan pertaniannya akan menunjukkan bagaimana kondisi bangsanya. Sama seperti ketika era orde baru dengan kemampuan Indonesia menjadi swasembada beras dan menjadi eksportir beras terlihat sekali kemajuan di segala sektor dapat terpenuhi. Kebutuhan dasar bisa terpenuhi dan sudah dapat dipastikan kebutuhan ekonomi untuk biaya pendidikan sudah di depan mata.

Semua petani, baik petani padi maupun yang lain hakekatnya profesi mereka akan menunjang kemajuan sebuah negeri, dan harapaannya kejayaan petani kita bisa pulih kembali ditengah-tengah gencaran beras dari Thailand dan Vietnam yang seperti menggerus eksistensi petani dalam negeri.

Mudah-mudahan kehidupan petani semakin sejahtera dengan didukung nilai produksi yang tinggi dan harga penjualan yang sesuai, sehingga senyum padi yang menguning akan disambut dengan senyum ceria petani.

Salam

Metro, Lampung, 16/4/2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun