Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Benarkah Menjadi TKI Itu Musibah, atau Justru Barokah?

27 Maret 2014   17:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:23 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1395908611521577585

Bagaimanakah agar menjadi TKI menjadi barokah?

Siapa sih yang tak ingin usahanya bekerja di perantauan menemui kesuksesan? Sepertinya semua orang ingin mimpi tersebut tercapai, bukan? Benar. Karena untuk apakah kita bersusah payah bekerja menjadi TKI ke luar negeri jika pulang dengan tangan hampa dan mendapatkan musibah akibat kekerasan fisik.

Berdasarkan wawancara penulis terhadap sosok yang sukses menjadi TKI, ada beberapa kiat agar usaha kita menjadi TKI/TKW tidak berbuah "sial" tapi justru berbuah barokah.

1.      Carilah PJTKI Legal atau Terdaftar di Kementrian Tenaga Kerja atau mendapatkan izin dari Dinas Tenaga Kerja setempat yang dibuktikan surat legal atau keterangan keabsahan lembaga tersebut.

Pengalaman beberapa orang yang tersesat atau salah bekerja adalah karena para calon pekerja ini tidak mau mencari informasi yang benar-benar valid dan akurat. Datanglah ke Dinas Tenaga Kerja terkait lembaga yang dianggap sebagai PJTKI ke luar negeri. Tanyakan keabsahan atau kelegalan usaha tersebut. Jika ternyata PJTKI tersebut benar-benar legal maka pihak pemerintah khususnya Dinas Tenaga Kerja akan memberikan keterangan yang valid bahwa PJTKI tersebut ada dan berada dalam naungan Dinas Tenaga Kerja.

2.      Mencari pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan kita.

Mencari pekerjaan di negeri orang seperti halnya di negeri sendiri yaitu seseorang tersebut memiliki pendidikan minimal SMA serta memiliki ketrampilan khusus yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Karena ada pula seorang calon TKI yang ingin menjadi PRT atau Asisten Rumah Tangga yang hanya lulusan SD atau SMP sedangkan dirinya sama sekali tidak mengetahui ilmu tentang tata laksana rumah tangga. Maka ada banyak TKI yang harus menderita karena mendapatkan siksaan lantaran tidak dapat bekerja dengan baik. Beruntung hanya omelan majikan, yang lebih menyakitkan adalah apabila sang majikan melakukan kekerasan.

Keterampilan tak hanya pada skill fisik, akan tetapi mencakup keterampilan berbahasa yang baik. Karena amat tidak mungkin sang majikan melakukan tindakan aniaya jika pekerjanya sama sekali tidakdapat berkomunikasi.

Untuk poin 2 ini PJTKI yang legal dan layak dipercaya mereka selalu memberikan pendidikan / training kepada calon tenaga kerjanya selama beberapa bulan tergantung aturan PJTKI yang bersangkutan.

3.      Pelajari kondisi kehidupan sosial masyarakat yang hendak di tuju.

Banyak pekerja dari Indonesia sama sekali tidak mau memahami karakteristik masyarakat di mana dia akan bekerja, seperti bagaimana dalam bergaul, dalam berpakaian dan cara melakukan komunikasi yang baik menurut adat istiadat mereka. Maka ketika kita sudah mengetahui karakteristik masyarakat di tempat tujuan paling tidak akan mendapatkan gambaran umum bagaimana calon TKI atau TKW ini dalam berkomunikasi dengan majikannya. Jika TKI ini mendaftar pada pekerjaan rumgah tangga dan perkebunan. Akan tetapi tetapi memang jika di perusahaan justru aturan lebih ketat karena pekerja jarang sekali dapat berkomunikasi dengan sesama pekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun