Mohon tunggu...
Komala Sari
Komala Sari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya perempuan biasa, berkarir di dunia kecantikan, menyukai buku dan kesunyian.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Kucing Oh Kucing

21 September 2014   23:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:00 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)

[caption id="" align="aligncenter" width="632" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)"][/caption]

Kucing, pastilah Anda tahu binatang ini, bukan? Salah satu binatang yang juga suka dipelihara manusia. Dulu, saya pun termasuk yang hobby memelihara binatang lucu ini, dari kecil sampai lepas SMA, lalu kemudian 'berpisah' dengan sang kucing kesayangan tersebut saat saya melanjutkan kuliah di Bekasi.

Saya 'bertemu' kembali dengan para kucing ketika bekerja di klinik kecantikan, ini hanya karena kebetulan saja klinik kecantikan manusia yang saya kelola juga memiliki klinik hewan, dan Kucing adalah binatang yang kembali harus saya 'akrabi'.

Bertahun tinggal di Jakarta, saya tak pernah memiliki 'masalah' dengan binatang ini, hingga saat bulan kemarin ketika saya berpindah tempat tinggal ke suatu daerah yang kebetulan padat penduduknya, setiap pagi saya 'dihebohkan' dengan kotoran Kucing yang dengan 'indahnya' bertebaran di halaman rumah saya.

Pintu gerbang yang tertutup rapat tidak menjadi halangan mereka untuk 'numpang' buang hajat di halaman rumah. Usut punya usut, kucing-kucing tersebut ternyata bertamu lewat tembok tetangga yang menempel dengan tembok samping rumah. Sangat-sangat mengganggu sekali. Maka jadilah sebuah kegiatan rutin buat saya membersihkan kotoran mereka setiap pagi sebelum berangkat ke kantor. Dan baunya......ala mak....

Berbagai cara sudah saya lakukan, mulai dengan menyiramkan cairan karbol, bayclin, ataupun cairan pembersih toilet lainnya dengan harapan agar Sang Kucing kapok buang hajat di sana. Tetapi hasilnya sia-sia, hanya mengurangi jumlah kotoran mereka (entah berapa ekor Kucing tetangga yang sebenarnya berkeliaran di dekat rumah saya) tanpa membuat mereka jera datang kembali ke sana untuk melepaskan hajatnya.

Sungguh, saya sudah putus asa dengan ulah mereka, mau marah sama pemilik kucing-kucing tersebut, saya tak tahu siapa pemiliknya. Saat mencari di internet solusi dari permasalahan saya itu, saya membaca di sebuah blog bahwa agar kucing tidak sembarangan membuang kotorannya, maka di area yang biasa dijadikan 'toilet' mereka, tanamlah sebatang lidi yang sesuai dengan ukuran ekor kucing yang biasa buang kotoran di tempat itu.

Waduuh......masalahnya saya kan tak  tahu ukuran ekor Kucing tetangga tersebut. Tetapi tak ada salahnya mencoba, saya potong sebatang lidi dengan memperkirakan saja ukuran ekor kucingnya, lalu ditanam di tempat yang pernah dihajati kucing tersebut. Berhasil? Ya......tetapi hanya 1 malam, esok paginya kotoran mereka sudah 'nangkring' di bagian halaman yang lain.

Huuuaaaa......saya hampir menangis karena kesalnya. Saya dapat masukan dari tetangga bahwa halaman rumah coba ditaburi bubuk kopi. Karena katanya nich, Kucing paling tak suka dengan aroma kopi, lumayan sukses juga tips tersebut, tapi cuma satu malam. Esok harinya saya masih menemukan kotoran sang pengganggu di sana. Kehilangan tips lain, halaman rumah saya siram dengan beberapa campuran cairan pembersih, lalu saya taburi bubuk kopi dan saya sebarkan kapur barus di sana. Berharap agar Sang Kucing tidak datang kembali sebagai tamu tak diundang di rumah saya. Lumayan, hari ini saya tak menemukan 'pemandangan indah' peninggalan mereka :) .. Semoga esok dan seterusnya, mereka benar-benar kapok untuk kembali berhajat ria di halaman rumah. Semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun