Mohon tunggu...
Adi Prima
Adi Prima Mohon Tunggu... Photojournalist

Saya adalah seorang freelance photojournalist di Sumatera Barat, memotret satwa-satwa dilindungi, benda bersejarah, tokoh- tokoh besar dan keindahan bentangan alam, adalah kegemaran saya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mahal, Seru, dan Jauh Bercampur Menuju Betaet Mentawai

20 Maret 2017   11:42 Diperbarui: 21 Maret 2017   06:01 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tertidur, kelelahan atau Mabok hanya penumpang yang tau (foto Adi Prima)

Mahalnya Biaya Menuju Betaet

Seru bercampur takut pasti sudah sering diceritakan sebagian orang yang pernah berkunjung ke Mentawai. Namun, biaya yang cukup mahal juga menjadi pertimbangan tersendiri jika ingin berkunjung. Contonhya untuk sekali perjalanan dari ibukota Tuapeijat menuju Betaet, biaya sewa Boat yang harus dikeluarkan adalah 13 juta untuk perjalan pulang pergi, wow! Itu sama dengan harga ticket ke Eropa jika medapatkan ticket promo. Bedanya, di boat tidak ada pramugari cantik yang menemani dan mengantar makanan. “Harga minyak yang cukup tinggi jika dibandingkan di Kota Padang, memang ikut mempengaruhi tinggi rendahnya tarif sewa boat di Mentawai,” ucap Agus Syafril selaku operator Boat yang cukup disegani pengalaman berlayarnya di Kepulauan Mentawai ini.

Harga minyak menentukan tinggi rendahnya sewa boat(foto Adi Prima)
Harga minyak menentukan tinggi rendahnya sewa boat(foto Adi Prima)

Sirkus Gratis dari Alam

Sirkus gratis dari alam, suguhan pemandangan laut di sepanjang perjalan laut memang tidak sepenuhnya bisa diceritakan. Benar-benar harus dialami sendiri bagi yang belum pernah berkunjung ke wilayah Pantai Barat Mentawai. Jika beruntung, sekelompok Lumba-lumba akan menyapa selamat datang di Pantai Barat Mentawai, dengan atraksi khasnya, (mohon maaf, untuk momen foto lumba-lumba, ini selalu telat diabadikan). Suguhan kawanan burung-burung laut yang berburu ikan, juga menjadi pemandangan laut yang tak kalah seru. Biasanya, keberadaan kawanan burung di tengah laut, menjadi pertanda keberadaan ikan bagi Nelayan.

Burung ditengah laut menjadi tanda keberadaan ikan bagi nelayan ( foto Adi Prima )
Burung ditengah laut menjadi tanda keberadaan ikan bagi nelayan ( foto Adi Prima )

Mabuk Laut dan Pipis di Boat

Hal seru lainnya, pastinya mabuk laut dan pipis di boat! Mabuk laut, pusing, tertidur atau muntah. Penyebabanya, selain karena diombang-ambing gelombang, gempuran asap hasil pembakaran mesin boat yang menemani berjam-jam perjalanan laut, sering menjadi tertuduh faktor penyebab mabuk laut. Padahal, kondisi tubuh seseorang sebelum keberangkatan, juga sangat menentukan. “Sepertinya, kesehatan berpengaruh pada aktifitas apa saja, mari budayakan hidup sehat, biar tidak mabuk laut!” he.he. Padahal, tetap saja akan menjadi masalah bagi yang tidak terlalu sering berlayar dengan boat, apalagi berlayar dengan jarak tempuh yang cukup jauh, mereka dijamin akan mabuk laut. Biasanya bermacam jenis obat anti mabuk menjadi list yang wajib dibawa bagi yang mempunyai masalah mabuk laut.

Pipis diatas boat juga menambah seru perjalan laut. Boat yang saya tumpangi atau kebanyakan boat-boat yang melintasi laut Mentawai memang tidak di design untuk memiliki kamar mandi. Jadi kebayangkan, jika dalam perjalanan tiba-tiba kepingin buang air kecil atau buang air besar (BAB) ? Rofikul, salah seorang rekan yang ikut berangkat ke Betaet, bermaksud hendak menyusul saya kebagian depan boat, mungkin bermaksud sembari mencari angin segar. Setelah membuka pintu depan boat, Ia bukannya medapat angin segar, Ia malah kaget melihat botol plastik air mineral besar yang sedang saya pegangi. Melihat saya sedang buang air kecil, Ia sedikit kesal, saya hanya menyambut dengan tertawa. Tentu saja kejadian ini berbalas wajah kesal teman tersebut.

Buang air kecil atau pipis di boat belumlah pemandangan atau keseruan yang parah. Pernah saya harus berjuang melawan aroma angin hasil BAB di dalam boat. Benarnya kata pepatah, “Jika sudah kebelet BAB, rasa takut dan peduli pasti hilang” Teman saya yang lain telah membuktikan. Seakan melupakan kondisi gelombang laut yang lumayan besar, Ia bergegas menuju ke kepala boat dan segera mewujudkan keinginannya. Akibat ulah teman ini, saya yang berada di dalam boat menjadi kebagian angin yang katanya ini adalah proses metabolisme tubuh manusia! Menutup hidung dan sesekali berteriak kesal kearahnya, hanya itu yang bisa saya lakukan!

Keseruan seperti ini memang menjadi bagian yang tak terpisahkan ketika melakukan perjalanan laut menuju desa-desa yang berada di Pantai Barat Mentawai. Tidak ada opsi boat untuk menepi atau bersandar jika hanya untuk buang air kecil atau BAB. “Pandai-pandai se lah” (cari solusi sendiri-sendiri saja), biasanya hanya itu yang akan diucapkan oleh operator atau teman seperjalanan. Seperti sudah saya jelaskan diatas, kiri kanan hanya dinding batu dan laut lepas, jadi solusinya, tahan sampai di desa tujuan, atau lepaskan diatas boat Ha.ha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun