Mohon tunggu...
Mochamad Makruf
Mochamad Makruf Mohon Tunggu... Editor - Freelance writer. Writing is my life since 1997 and published 5 books. One of them, Ekspedisi Buku Barisan 2011 cooperation with Komando Pasukan Khusus (Indonesia Special Forces of ARMY). Contact me: makrufmochamad2@gmail.com. Online news www.penaprestasi.com.

Freelance writer. Writing is my life since 1997 and published 5 books. One of them, Ekspedisi Buku Barisan 2011 cooperation with Komando Pasukan Khusus (Indonesia Special Forces of ARMY). Contact me: makrufmochamad2@gmail.com. Online news www.penaprestasi.com.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Hati-hati Teroris di Medsos

16 Maret 2019   15:18 Diperbarui: 16 Maret 2019   15:32 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teroris Brenton Hanson Terrant siap diadili atas penembakan jamaah dua masjid di Christchurh, Selandia Baru yang mengakibatkan 49 meninggal dunia dan 47 luka. Aksinya diunggah di FB. Foto by Telegraph.

Tragedi Christchurch Didesain untuk Medsos

AKSI terorisme  di dua masjd Al Noor dan Linwood  di  Deans Avenue,  Christchurch, Selandia Baru oleh Brenton Hanson Tarrant, 28 tahun, warga Grafton, NSW, Australia pada Jumat, 15 Maret 2019,  adalah aksi brutal dan biadab. 

Dalam kejadian itu, 49 jamaah sholat jumat di kedua masjid itu meninggal dunia. dan 47 korban luka. 

Selain  Tarrant---dengan ditabrak mobilnya oleh polisi,  juga ditangkap tiga pelaku lainnya. Satu di antaranya wanita.

Sabtu, 16 Maret 2019, Tarrant muncul di pengadilan setempat dengan berbaju putih tahanan dan kedua tangan diborgol. Dia tanpa permintaan pembebasan bersyarat, langsung diadili yang dijadwalkan pada  5 April 2019 dengan tuduhan pembunuhan massal. 

Dan, aksi terorisme oleh white supremacy dan sayap kanan extremist itu juga disebut sebagai kegagalan    tech firms atau perusahaan medsos dunia untuk menghentikamn video streaming pembantaian berdurasi 17 menit yang diunggah Terrant di account FB-nya.  


Kejadian itu oleh Telegraph disebut The First Terror Attack Designed for Social Media.  Teror pertama yang didesain untuk  dipertontonkan di medsos. 

Setelah sebelumnya dia posting manifesto atau pernyataan pribadi berisi 73 halaman terkait kebenciannya pada imigran dan muslim di  8chan. 8chan sendiri  berisi sejuta pengguna anonim.  Manifesto itu sebelumnya juga di share di web pornografi anak.

Dia sebelumnya juga  mention selebritis YouTube dan video game . Dia mention di Candace Owens, US conservative commentator,  yang memiliki 1,1 follower di twiter dan Youtuber  British, PewDiePie yang memiliki 109 juta follower online. 

Dan, dia juga  mengundang untuk  diskusi para video gamer kekerasan dengan mengatakan tembak semua Fortnite yang memiliki 200 juta gamer, "trained me to be a killer"

Dalam video aksi terorismenya yang diunggah di FB, sudah   ditonton 23.000 kali dalam satu jam. Dan video itu kemudian dihapus oleh pihak FB setelah dilihat 239.924 orang.

Tiga hari sebelum kejadian, mantan instruktur kebugaran, mengunggah senjata dan magazine pelurunya di  twitternya. 

Sajid Javid, Sekretaris Dalam Negeri Inggris, mengutuk tech firms karena kegagalan  menghentikan video aksi teror Tarant yang berdurasi 17 menit--yang dishare lebih dari 10 jam setelah kejadian. 

YouTube, Google, Facebook dan Twitter menurutnya harus kerja keeas untuk menghentikan kekerasan extremis yang mempromosikan aksnya di plaform mereka. '' Ambil alih beberapa kepemilikanya. Cukup sudah cukup," tambahnya.

Siapa Brenton Hanson Tarrant?

Brenton Hanson Tarrant lahir di kota Grafton di tepi sungai Australia bagian timur. Sebelumnya dia dikenal orang lokal yang terobsesi dengan fitness atau kebugaran dan dari keluarga yang terhormat.  

Namun kini pria 28 tahun itu yang tamatan  SMA Negeri Grafton High School, dan pelatih pribadi di pusat kebugaran kota setempat, dikenal sebagai pembunuh paling sadis dan mengerikan di  Christchurch.

Sadis, dia  memfilmkan dirinya menyerang masjid Christchurch dalam video Facebook Live dan memposting manifesto 74 halaman di mana ia mengklaim berasal dari "kelas pekerja, keluarga berpenghasilan rendah". 

Dia mengatakan bahwa dia adalah orang Skotlandia, Irlandia dan Inggris dan pindah ke Selandia Baru untuk sementara waktu. Rencananya dia akan  tetap tinggal di Selandia Baru sebagai pelatih fitness setelah aksi terorismenya. 

Dia menggambarkan dirinya sebagai  "orang kulit putih biasa". Perbuatan biadabnya itu terinspirasi oleh pembunuh massal Norwegia Anders Behring Breivik dan ingin membalas "ribuan kematian yang disebabkan oleh penjajah asing".

"Saya telah membaca tulisan-tulisan Dylan Roof dan banyak lainnya, tetapi hanya benar-benar mengambil inspirasi sejati dari Knight Justiciar Breivik," tulisnya seperti dimuat di Telegraph.

Dia mengatakan ingin membalas dendam atas kematian Ebba Akerlund, seorang anak berusia 11 tahun yang terbunuh dalam serangan teror 2017 di Stockholm. Bahkan nama Ebba ditulis di senjata Terrant yang digunakan dalam aksinya.

Padahal ibu Akerlund, Jeannette Akerlund berkata pada surat kabar Expressen, sangatlah tragis. Nama anaknya disalah gunakan dalam propaganda politik.

" I never would have even have been able to conceive that someone would  write my daughter's name on a rifle (Saya selamanya tidak akan bisa terima bila seseorang menulis nama anak saya di senjata itu," tambah Stefan Akerlund. ayah Ebba Akerlund. Kedua orang tua Ebba ini juga turut bersimpati kepada para korban teroris Terrant.

Scott Morrison, perdana menteri Australia, membenarkan bahwa seorang lelaki kelahiran Australia terlibat dalam aksi terorisme tersebut. Tapi dia juga  mengatakan lelaki itu sebelumnya tidak diketahui oleh pihak berwenang Australia.

"Dia adalah warga negara kelahiran Australia," kata Morrison. "Itu jelas mengarah pada penyelidikan berbasis Australia dan semua pertanyaan kami di sini akan benar-benar dibagikan dan dikomunikasikan dengan pihak berwenang Selandia Baru."

Belum jelas di mana, atau bagaimana, Tarrant  mengubah dirinya sendiri  menjadi pembunuh massal rasis. Dalam halaman FB-nya, dia mengatakan  tahun lalu bahwa telah telah mengunjungi negara mayoritas Muslim yakni  Pakistan. Dia, menggambarkannya sebagai "tempat yang luar biasa diisi dengan orang-orang yang paling tulus, baik hati, dan ramah di dunia".

"Keindahan lembah Hunza dan Nagar, tidak bisa dikalahkan dengan   musim gugur,'' katanya.  

Namun dia mengklaim dalam manifestonya bahwa dia mulai merencanakan serangan dua tahun lalu dan memilih lokasi yang ditargetkan tiga bulan lalu.

 Sekitar 10 tahun lalu, Tarrant tinggal di rumah sederhana dua lantai milik keluarganya di pinggiran kota Grafton. Sebuah kota , sekitar 400 mil di utara Sydney. Populasi Grafton itu sendiri sekitar 10.000 penduduk. 

Dia diyakini memiliki seorang kakak perempuan. Kedua orang tuanya terhormat. Ibunya seorang guru bahasa Inggris. Bapaknya Rodney juga sadar kebugaran dan bersaing dengan Terrant  dalam triathlon. Ayahnya meninggal karena kanker pada  2010.

Dia terakhir terlihat mengunjungi rumah di Grafton sekitar lima tahun lalu. Dan dia kerap bepergian ke luar negeri selama beberapa tahun terakhir. 

Di kota asalnya, mantan tetangga mengatakan kepada surat kabar Daily Examiner setempat bahwa Tarrant adalah "anak kecil yang manis".

Tracey Grey, yang merekrutnya menjadi  pelatih kebugaran pribadi pada tahun 2009 di Pusat Squash dan Kebugaran Big River setempat, mengatakan bahwa  Tarrant adalah pekerja yang "berdedikasi". 

Dia mengatakan kepada ABC News bahwa dia bekerja di sana selama beberapa tahun dan meninggalkan Grafton sekitar 2012. Dia traveling ke Eropa, Jepang, Korea Utara, India dan terakhir di Pakistan sebelum menetap di Selandia Baru.

 Dia tampaknya menawarkan pelatihan  kebugaran gratis kepada anak-anak setempat.

"Saya pikir sesuatu telah berubah dalam dirinya selama beberapa  tahun. Itu setelaj dia kerap bepergian ke luar negeri," katanya.

Menurut ABC News, Tarrant meninggalkan pekerjaannya di gym. Dia kemudian  menghasilkan uang dari investasi  Bitconnect, sebuah cryptocurrency. Uang hasil investasi itu digunakanya untuk traveling ke luar negeri. 

Dalam manifestonya, ia menggambarkan dirinya sebagai orang Eropa dan mengatakan Australia adalah "cabang" kolonial Inggris.

"Orang-orang di sekitar saya adalah orang-orang Australia yang khas, apatis dan sebagian besar apolitis, hanya benar-benar menunjukkan motivasi dalam hal hak-hak binatang, lingkungan, dan perpajakan," katanya.

Menariknya, kerabat  Tarrant  yang juga tinggal di Chrishchurh tidak tahu kalau pelaku penembakan di masjid itu orang dekatnya. Dia menawarkan penginapan, makanan dan kebutuhan lainnya yang meringkan korban. ''Pelakuya adalah warga Australia yang memanf dating ke negara ini untuk melakukan aksi brutal ini,'' tulis statusnya di medsos. 

"I know the mosque well... we pass it all the time and it's always such a busy and pleasant place. I'm horrified at this senseless barbarity  (Saya tahu benar masjid tersebyr. Kami selalu melintasinya dan selalu sibuk. Dan terlihat tempat yang menyenangkan. Saya ketakutan dengan adanya perbuatan barbar tanpa perasaan," tulisnya di medsos.

Mengapa Tarrant dari keluarga yang sehat berubah menjadi pribadi yang biadab. Lingkungan medsos yang mengubahnya?  Atau dia terinspirasi video game yang berbau kekerasan yang suka dimainkannya? Padahal pengalamnnya traveling ke luar negeri cukup banyak untuk menetralisir itu semua. Jadi hati-hati menjaga anak Anda dengan lingkungan sekitar. (makrufmochamad2@gmail.com).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun