Mohon tunggu...
Maki Muzaki
Maki Muzaki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Inisnu Temanggung

Hobi sag diskusi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia

23 April 2024   22:41 Diperbarui: 23 April 2024   22:50 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum 2013 berbasis kompetensi menitikberatkan pada pemerolehan kompetensi oleh peserta didik. Ini mencakup berbagai kompetensi dan tujuan pembelajaran yang dirumuskan sedemikian rupa sehingga pencapaian mereka dapat diamati melalui perilaku atau keterampilan yang mereka tunjukkan. Kegiatan pembelajaran harus mengarah pada bantuan peserta didik untuk menguasai setidaknya tingkat kompetensi minimal, dengan setiap peserta didik diberi kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar mereka masing-masing. Tema utama Kurikulum 2013 adalah menciptakan individu Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, melalui pengintegrasian sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dalam implementasinya, guru dituntut untuk merancang pembelajaran secara efektif, mengorganisir pembelajaran, memilih pendekatan yang tepat, menetapkan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi dengan baik, serta menetapkan kriteria keberhasilan.

Kurikulum Merdeka

Salah satu yang melatar belakangangi terciptanyya kurikulum ini melangsir dari wibsete kemendikbut.ko.id  iyalah merujuk kepada  data dari Programme for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan bahwa 70% siswa usia 15 tahun di Indonesia masih berada di bawah tingkat kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam satu dekade terakhir. Studi tersebut juga menunjukkan adanya kesenjangan yang besar antara wilayah dan kelompok sosial-ekonomi dalam kualitas pembelajaran, yang semakin diperparah oleh pandemi COVID-19.

Untuk mengatasi tantangan ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah melakukan penyederhanaan kurikulum dalam situasi darurat, sebagai upaya untuk mengurangi kerugian pembelajaran selama pandemi. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan kurikulum darurat oleh 31,5% sekolah berhasil mengurangi dampak pandemi pada tingkat literasi sebesar 73% dan pada tingkat numerasi sebesar 86%.

Karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka antara lain:

Pengembangan Soft Skills dan Karakter: Fokus pada pengembangan keterampilan "soft skills" dan karakter positif pada peserta didik.


Fokus pada Materi Esensial: Menitikberatkan pada materi yang esensial dan penting untuk memastikan pemahaman yang mendalam.

Pembelajaran yang fleksibel: Menawarkan pembelajaran yang fleksibel, memungkinkan adaptasi terhadap berbagai kebutuhan dan kondisi belajar.

Kurikulum Merdeka juga menawarkan tiga pilihan implementasi secara mandiri, yaitu:

Mandiri Belajar: Peserta didik diberi kebebasan untuk mengatur dan mengelola pembelajarannya sendiri.

Mandiri Berubah: Fokus pada pengembangan diri dan perubahan positif pada peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun