Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup Bebas ala Zhuangzi Kaum Urakan Kuno

27 Januari 2011   09:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:08 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Zhuangzi庄子 hidup pada 369 SM ~ 286 SM, adalah ahli filsafat terpopuler pada pertengahan Zaman ‘Peperangan Negara-negara’ di Tiongkok (战国时代zhan guo shi dai, tahun 403 – 221 SM)serta tokoh yang amat penting dalam Daoisme/Taoisme setelah Laozi. Hasil karya beliau diberi judul oleh Kaisar Tang唐皇----“Zhuangzi” atau “Nanhua Jing(南华经)”.Menurut Shiji (史記)/Kitab Sejarah, Zhuangzi庄子namanya Zhou () dan nama kehormatan Zixiu (子休). Ia berasal dari Meng () (Sekarang: Timur Selatan Prefektur Sangqiu, 商丘县东北; atau Prefektur Anhuimong, 安徽蒙城县), Negara Song, 宋國 (Sekarang:Propinsi Henan,河南省). Dalam buku “Zhuangzi”, beliau diceritakan pernah menjadi pejabat sebagai“Qiyuan Li, 漆園吏, sehingga dijuluki juga sebagai pejabat Meng, 蒙吏.

Riwayat dan kehidupan Zhuangzi yang diketahui oleh kita sekarang tidaklah lengkap, walaupun dalam buku Shiji (史記)/Kitab Sejarah ada tercatat tentang dirinya, tapi tidak dapat dikatakan cukup lengkap.Dikilahkan bahwa dia hidup semasa bertatahnya Raja Liang Hui Wang梁惠王 dan Qi Xuan Wang齐宣王. Intektualitasnya sangat tinggi , karangannya sangat baik, alur pemikirannya sealiran dengan Laozi老子. Ketika dia hidup mengeritik dengan sengit sekali terhadap Konfusianis儒家 dan Motis墨家, sehingga menjadi sangat polupler pada zaman itu. Walaupun pada kala itu kedua tokoh tersebut menjadi tokoh utama dan sangat populer, namun kritikan Zhuangzi terhadap kedua tokoh tersebut sangat tajam sekali. Argumentasinya dan isinya sangat dalam dan sangat bebas mengalir, sehingga kaum penguasa juga tidak sanggup memberi suatu jabatan sebagai abdi negara kepadanya.

Dalam buku Shiji (史記)/Kitab Sejarah ada ditulis secara pendek tentang penolakan dia atas undangan Raja Chu Wei Wang楚威王yang meminta dia untuk menjadi pejabat negaranya. Setelah itu tidak ada catatan rinci lagi tentang dia.Zhuangzi hidup pada zaman ‘Peperangan Negara-negara’(战国时代zhan guo shi dai, tahun 403 – 221SM) dimana peperangan telah membawa kesengsaraan hidup rakyat jelata, akibat perang sungguh sangat tak tertahankan, pada saat demikian lahirlah seorang pembela kehidupan rakyat dengan coba memberi gagasan untuk melepaskan rakyat dari penderitaan tersebut. Dalam hal ini Zhuangzi telah bangkit dan memberi gagasan-gagasannya untuk berargumentasi dan mengadakan kritikan-kritikan tajam dalam membela rakyat untuk lepas dari kesengsaraan-kesengsaraan ini.

Pada suatu ketika Raja Chu Wei Wang mendengar bahwa Zhuang Zhou庄周 (nama asli dari Zhuangzi) adalah seorang cendikiawan tersohor, maka bermaksud mengundang dia untuk diangkat jadi Patih di Negara Chu, dengan mengirim utusan dan banyak hadiah-hadiah berupa emas dan mutu-manikam. Zhuangzi kepada pengundang berkata : “Emas dan mutu-manikam adalah sangat berharga. Jabatan Patih adalah jabatan kehormatan. Tapi tahukah tuan, bahwa sapi Qurban pada saat persembahan ? Sapi-sapi ini sebelum disembelih untuk dijadikan qurban, diperlihara dengan istimewa beberapa tahun, diberi pakan yang yang sangat bergizi dan sehat, diberi pakaian yang sangat indah, tapi akhirnya pun harus dibawa ke kuil untuk disembelih sebagai Qurban, ketika itu sapi-sapi ini walaupun ingin menjadi babi buduk juga sudah tidak bisa, menyesal juga sudah terlambat.”Lebih lanjut Zuangzi berkata: “ Jika tuan mengerti akan cerita ini, maka tuan tidak perlu untuk mengganggu kebebasan hidup saya. Saya lebih senang hidup dalam dunia kumuh ini, dan bebas bermain, setiap hari tidak terikat dengan segala macam protokuler-protokoler istana dan pekerjaan, tidak ada tekanan bathin. Tidak dikontrol ketat oleh raja, sehinggabisa bebas. Maka lebih baik saya hidup normal sebagai rakyat jelata, tidak ada tekanan-tekanan dan beban bathin. Tidak ada jabatan maka ringanlah hidup ini, apakah ini tidak lebih baik ?” Maka pulanglah si pengundang suruhan raja tersebut.....

Memang banyak kisah-kisah Zhuangzi yang mirip dengan cerita ini. Zhuangzi dikilahkan bahwa hidupnya miskin, tapi walaupun miskin tidak inferioriti atau merasa rendah diri, bahkan sangat tinggi hati, dan pendiriannya sangat tegas dan lugas. Dalam bukunya “Seba Serbi Catantan”杂篇《外物》(za pian - wai wu).Suatu kali Dia ini karena miskinnya, kehabisan uang untuk membeli beras untuk makan. Maka dia pergi ke seorang bangsawan yang bernama Lan Hehou (蓝河侯lan he hou) bermaksud memimjam beras. Lan Hehou ini adalah kenalan Zhuangzi penjaga pintu air pengairan, yang kondisinya lebih berkecukupan dari rakyat sekitarnya.Lan Hehou menjawab : “ Baiklah” dengan muka sedikit masam, lalu lanjutnya : “Tidak lama lagi saya akan pergi ke wilayah tanah saya untuk menagih pajak air, setelah penagihan selesai akan saya pinjami tuan 300 tail emas. Bagaimana?”.Zhuangzi dengan tenang berkata : “Tadi ketika saya akan kesini, dijalanan saya mendengar ada suara rintihan , setelah saya telusuri dan dekati ternyata disatu saluran air pinggir jalan yang tergilas kereta mogok, airnya sudah mulai mengering, disana ada se-ekor ikan yang sedang megap-megap kekurangan air.” Lalu saya bertanya kepada ikan tersebut “Ikan kecil kamu kenapa ?”Ikan itu berkata : “ Saya ini adalah pejabat kecil dari kerajaan laut timur, saya terdampar oleh ombak besar ketika melakukan tugas didekat pantai, kini tercebak di got ini dan kekurangan air. Sudikah tuan tolong ambilkan air se-ember untuk menolong saya ?” Ikan ini dengan suara iba sekali mengutarakan permintaan ini.Maka saya beritahu Ikan ini : “ Baiklah. Kini saya akan pergi ke Raja Yue & Wu dipantai selatan, saya akan gali kanal untuk mengalirkan air laut kemari, untuk menolong kamu. Bagaimana ?”Ikan ini menjawab : “Sekarang ini saya sedang sekarat, kamu cukup beri saya beberapa liter air sudah bisa menyambung hidup saya. Tapi justru kamu kini memberi saya janji-janji sorga dengan akan membawa air dari laut timur segala macam. Jika demikian, ketika tuan kembali kesini lagi, lebih baik tuan cari saya di pasar dalam kedai ikan asin saja......”

Ada cerita bahwa suatu ketika saat Zhuangzi bekerja untuk membuat sepatu rumput, namun tetap saja menolak tawaran sebagai pejabat negara. Jadi dapat dibayangkan secara ekonomis hidupnya cukup miskin.Ada seorang temannya yang bernama Cao Shang曹商, menjadi pejabat di negara sebagai diplomat, suatu ketika diutus untuk mengadakan perundingan ke Negara Qin. Saat pergi hanya dengan beberapa kereta saja, tapi Raja Qin sangat terkesan dengan dia, maka ketika kembali pulang dihadiahi dia seratus kereta. Dia pulang dengan bergaya dan sombong mampir menemui Zhuangzi untuk membaggakan dirinya.Cao Shang berujar :”Kamu ini tinggal ditempat kumuh begini, sambil kelaparan membuat sepatu rumput, badan bisa jadi lemah, cara hidup miskin begini, bagi saya sungguh tidak cocok. Lebih baik saya dihadapan Raja-raja untuk menunjukkan kemampuan dan kepandaian saya, biar mereka terkagum-kagum dan terkesan, yang ujung-ujungnya akan diberi hadiah yang sangat berharga.”Zhuangzi mendengar ocehan temannya ini tetap menganyam sepatu rumput, tanpa menoleh menjawab dengan kata-kata datar : “ Saya pernah dengar bahwa ketika Raja Qin sakit dan dikunjungi tabib, tanda terima kasih raja ada tingkatannya. Suatu kali Raja ini mempunyai bisul dibadannya, jika seorang tabib memakai jarum menoblosnya biar nanah dan darah kotornya keluar dan sembuh, maka hadiahnya 1 kereta. Jika dibadan bagian bawahnya (dubur) tumbuh wasir dan tabib dengan lidah membersihkannya, sehingga Raja merasa nikmat, maka hadiahnya 10 kereta. Tuan saya tidak tahu apa yang Tuan lakukan terhadap Raja Qin hingga dapat hadiah 100 kereta? Kiranya mungkin dengan menjilati wasir Raja dengan cara khusus dan menjijikan. Maka sekarang cepat kamu pergi dari tempat saya ini agar tidak mengotori tempat ini”

Memang Zhuangzi ini paling pandai membuat cerita-cerita dan fabel yang mengadung arti filsafat yang sangat dalam. Cerita-cerita dan fabelnya menunjukkan pribadinya yang mendambakan kebebasan hakiki yang alami.Zhuangzi bercerita bahwa dulu dia pernah bermimpi, dalam mimpi dia menjadi se-ekor kupu-kupu. Kupu-kupu ini terbang kesana kemari dengan senang dan bebasnya di padang yang penuh bunga-bunga liar, sehingga kupu-kupu ini lupa bahwa dirinya adalah Zhuang Zhou庄周 (nama asli Zhuangzi). Tiba-tiba dia terbangun dari tidurnya, dengan mata belalak melihat pada dirinya sendiri. Ternyata dirinya memang Zhuang Zhou, lalu merenung apakah Zhuang Zhou yang dalam mimpi menjadi kupu-kupu ? Atau kupu-kupu yang bermimpi menjadi Zhuang Zhou ? Apa memang ada perbedaan antara Zhuang Zhou dan kupu-kupu ? Perubahan ini dinamakan “Jelmaan” (物代wu dai).

Cerita-cerita yang coba mempermainkan logika manusia semacam demikian sangat sarat dalam buku “Zhuangzi”.Seperti cerita diatas ini, menurut logika, manusia tidak mungkin menjelma menjadi kupu-kupu, juga kupu-kupu tidak mungkin menjelma menjadi manusia. Semua orang akan setuju dengan logika ini. Tapi apakah menurut alur pikiran Zhuangzi adalah demikian ? Rupanya dia ini coba memancing logika kita untuk berpikir. Dia sengaja mengajukan pertanyaan ini, untuk mengugah kekritisan kita dalam berpikir.Jika memang kita yakin bahwa dirinya adalah manusia, tapi,mungkin dalam kenyataannya kita adalah kupu-kupu yang bermimpi menjelma menjadi manusia, inipun tidak ada yang tahu.Kecohan-kecohan logika demikian sengaja dilontarkan oleh Zhuangzi, untuk coba menjerumuskan akal sehat kita menjadi kacau. Kemudian kita akan mengatakan dengan kalem :”Kupu-kupu dan Zhuang Zhou memangnya ada perbedaannya? Inilah yang dikatakan menjelma sama dengan transformasi”. Apa yang dikatakan “Penjelamaan” , merupakan perubahan yang alami. Jika berpijak pada pandangan dan pendirian ini, maka tidak ada perbedaan antara manusia dan kupu-kupu, juga akan tidak ada perbedaan antara kenyataan dan mimpi.Pendirian “Transformasi” ini, ada kaitannya dengan masalah pertanyaan akan “Mati dan Hidup” itu sama. Melihat orang hidup kemudian mati adalah suatu yang alami, merupakan salah satu proses alam, semua dipandang sebagai sesuatu yang “Relatif”. Dalam konteks ini telah dibedakan antara manusia dan benda, adalah “Relatif”.Tapi dalam cerita diatas yang akan dikatakan oleh Zhuangzi, tidak saja ingin mengemukakan “Relativitas’ antara manusia dan benda saja, tapi juga perbedaan antara kenyataan dan mimpi.

Manusia dan benda, dan perbedaan antara kenyataan dan mimpi, hanyalah suatu yang ‘relatif’, gagasan ini dikemukakan tujuannya adalah untuk mendapatkan “bebas kesana kemari, ber-senang-senang dan menari-nari”, pengalaman kupu-kupu ini merupakan “prasyarat”. Jika kita bisa dalam keadaan sadar dan nyata bisa “menjelma”, tidak perduli “menjadi kupu-kupu dalam mimpi” atau “menjadi manusia dalam mimpi”, adalah suatu yang tidak penting lagi. Asalkan bisa menjelma menjadi kupu-kupu, maka harus dinikmati sebisa-bisanya kebebasan seperti kupu-kupu yang menari-nari bebas diangkasa. Hanya manusia sering bersikukuh untuk membedakan dan menjauhkan “pengalaman dari kupu-kupu”, inilah ke-kukuhan manusia dalam membedakan antara kenyataan dan mimpi.Maka pengalaman kupu-kupu ini dianggap hanyalah mimpi.Kebebasan, bersenang-senang, dan menari-nari seperti yang dilakukan oleh kupu-kupu, merupakan simbol dari dambaan ‘Kebebasan manusia”. Dalam konteks ini Zhuangzi coba mengatakan kepada manusia “ Cobalah tinggalkan pandangan sempit tentang “perbedaan”, “penjelmaaan” adalah suatu yang nyata. Maka apa itu kebebasan yang hakiki akan kembali pada diri kita sendiri, dimana kita akan menempatkan dirinya ?”

Cerita lain dari Zhuangzi : ( 内篇大宗师nei pian – da ong shi ).Ada empat orang yang bernama Ziji, Ziyi, Zili, dan Zilai, mereka sedang mengobrol, ada yang berkata : “Siapa yang bisa menjadikan “nihil” menjadi kepala, dan “kehidupan” menjadi tulang punggung, “kematian” menjadi tulang buntut kita? Siapa yang tahu “ mati, hidup, tumbuh, tewas” adalah suatu kesatuan ? Jika ada orang yang demikian dia itu adalah sohib kita .” Keempat orang ini saling pandang dan tertawa bahak-bahak, kelihatan semua sepaham dan sealiran, maka jadilah mereka kawan baik, dan selalu berkumpul bersama.Tapi tidak lama, Ziyi sakit, ketika Zili menengok dia, terlihat dia bersikap santai seperti biasa sepertinya tidak terjadi apa-apa dan berkata :”Pencipta mahluk ini benar-benar luar biasa, dia itu membuat badan ini menjadi meliuk-liuk, punggung tumbuh bisul, dan ada lima mata bisul, muka dan perutnya jadi sejajar, pundaknya mencuat lebih tinggi dari kepalanya, rambut dikepalanya berdiri tegak, sehingga “Ying Yang” nya tidak karuan, ngacau.”Kemudian Ziyi coba beringsut kepinggir sumur untuk mengaca, dan berkata :”Waah, kenapa pencipta ini membuat badan saya begini kacau?”.Ziji bertanya: “Apakah kamu dalam hati benci terhadap penciptamu?” .Ziyi menjawab : “ Tidak. Untuk apa saya harus membenci? Walaupun badan saya sakit lebih parah, sehingga pundak kiri menjadi ayam, maka saya akan suruh dia untuk berkokok pada pagi hari; jika menjadi lebih parah lagi, pundak kiri menjadi peluru, maka akan saya gunakan untuk menembak burung tekukur, kemudian akan saya panggang. Jika berkembang lebih parah lagi, tulang buntut saya berubah menjadi kereta, dan jantung saya berubah menjadi kuda, maka saya naiki kereta kuda ini, tidak perlu lagi untuk mencari-cari kereta kuda lagi. Hidup itu adalah suatu oportuniti/kesempatan, mati hanya menuruti nasib. Jika bisa mempertahankan kesempatan dengan damai, pasrah terhadap nasib, maka perasaan suka dan duka tidaklah bisa masuk dalam hati. Inilah yang dikatakan orang dulu ‘terlepas dari segala belenggu’, jika tidak bisa lepas, maka berarti terbelenggu oleh benda luar. Yang berarti juga “upaya manusia tidak bisa terlepas dari nasib” jadi sudah seharusnya demikian, dan saya sekarang memang sudah demikian, tidak ada yang harus saya benci.”

Tapi setelah selang beberapa waktu, Zilai mendadak kena sakit keras dan menjadi gawat, nafas tersengal-sengal, sudah sekarat, anak istri menggelinginya sambil menangis-nangis. Saat itu Zili datang menengok, dia berkata kepada istri Zilai :”Kalian menyingkir saja, jangan mengganggu detik-detik dia akan ber-transformasi. Daya transformasinya sangat kuat, tidak tahu dia akan ber-transformasi menjadi apa dan akan dibawa kemana. Apakah akan menjadi hati tikus? Atau menjadi kaki depan se-ekor serangga?”Zilai menghela nafas panjang dan berkata :”Ibu bapak terhadap anak, jika mereka memerintahkan anak pergi kemana saja, baik ke segala penjuru dunia, sebagai anak harus menurutinya. Hawa Yin Yang(阴阳气yin yang qi = nyawajika diumpamakan seperti ibu bapak, maka akan tidak ada perbedaan. Jika hawa Yin Yang memerintahkan saya untuk mati, dan saya tidak menurutinya, walaupun tidak mau menurut, apakah bisa disalahkan? Memang “alam” supaya kita bisa hidup, telah memberi kita tubuh, darah dan daging. dan supaya kita bisa sengsara maka diberi kehidupan. Selanjutnya supaya kita bisa bersenang-senang,kita dibuat bisa menjadi tua. Supaya kita bisa beristirahat maka kita dibuat bisa mati. Maka jika ingin memastikan bahwa hidupnya untuk kebaikan, maka dapat dipastikan bahwa matinya juga untuk kebaikan. Orang kuno sudah mengatakan demikian?”

Lebih lanjut dia mengatakan :”Jika sekarang ada seorang ‘pandai besi’, saat akan memilih bahan besi, lalu ada besi yang melompat dan berkata ‘buatlah diri saya menjadi pedang yang baik dan tajam’, maka dengan pasti si ‘pandai besi’ ini akan mengira bahwa besi ini pasti bukan besi yang bisa membawa keberuntungan. Demikian juga orang, saat akan dijadikan orang, kemudian me-minta-minta si pencipta orang, ‘jadikanlah saya menjadi orang, jadikanlah saya jadi orang’, jelas si pencipta akan memastikan bahwa “dia” ini pasti akan menjadi orang yang tidak menguntungkan dan baik.Jika diumpamakan bahwa alam ini seperti sebuah tanur, pencipta adalah seorang ‘pandai besi’ yang hebat, maka setelah saya mati, tidak ada jalan lain saya pasti akan kesana. Mati akan seperti sebuah mimpi, saat mati seperti tertidur dan beristirahat, hidup seperti baru sadar dari mimpi.”

Cerita diatas ini merupakan inti dari pola pikiran Zhuangzi akan relativitas terhadap ‘Hidup’ dan ‘Mati’. Cerita ini diciptakan, untuk menyiratkan arti dan ciri-ciri khusus yang dalam, dimana dia telah menerobos pesimistis dari pandangan ‘hidup’ susah. Bahkan sikap dimana secara proaktif telah menerima transformasi dari kesengaraan pisik yang dapat membawa kesusahan.Ziyi berkata :”Jika tulang buntut saya berubah menjadi kereta, jantung menjadi kuda, maka saya akan naiki kereta kuda ini....”Zilai juga mengatakan :”Jika pencipta mengharuskan saya mati, saya juga akan sangat senang hati menurutinya.” Jika sebaliknya pada detik itu saya meminta agar diberi hidup terus, itu adalah permintaan yang berlebihan.Dari perkataaan Ziyi dan Zilai diatas, dapat dilihat bahwa Zhuangzi hidupnya pasrah terhadap nasibnya. Zhuangzi mengatakan :”Orang hidup memang tak terduga, dengan dikasih nyawa maka hiduplah dia, tapi saat harus mati ya matilah.” Dengan kata lain seorang hidup didunia adalah suatu kesempatan yang sangat luar biasa, karena pada saatnya tiba maka lahirlah dia, tapi pada saat akhirnya tiba, dia juga akan meninggalkan dunia ini. Semuanya hanya mengikuti keharusan yang dinamakan “memang harus mati”, maka tidak ada tempat kita harus marah, senang, susah, dan sedih untuk ini.

Pemikiran-pemikiran yang melampaui jangkauan pemikiran manusia biasa tentang hukum alam, yang menghendaki agar hukum alam dipatuhi, merupakan ciri-ciri khas dari pemikiran Zhuangzi. Tapi kepatuhannya bukanlah suatu yang pasif, dari contoh cerita Ziyi dan Zilai diatas dapat dipahami, kepatuhan mereka terhadap “penciptaan dan keberuntungan” dan pembangkangan terhadap “kesadaran akan hukum alam” merupakan suatu pilihan proaktif manusia.

Zhuangzi yang telah merasakan “kesengsaraan”, tapi dia tidak menghindar dari kesengsaraannya atau lari dari kenyataan duniawi untuk mencari kompensasi, melainkan dengan suatu kesadaran penuh tetap menerimanya. Karena kesengsaraan atau susah juga salah satu dari wujud hukum alam, ini merupakan suatu surmounting/penyelesai yang aktif. Seperti apa yang dikatakan oleh Ziyi “Tua sudah ter-blenggu dari hal-hal ekstern” atau “Menjadi tua merupakan suatu yang sudah tidak dapat dirubah” kita tidak mungkin terhindar dari ini.Yang dimaksud dengan hal ekstern adalah segala suatu apa saja yang ada didunia, atau dengan kata lain adalah gejala alamiah. Dan segala eksistensi dari ‘kesengsaraan’ hanyalah salah satu dari segala apa saja yang ada dialam.

Bahan :

Kutipan dari Naskah Saya “ Zuangzi Kaum Urakan Zaman Kuno”

庄子逍遥的自由人林川耀译编出版者:常春树书坊

南华经庄子周苏平高彦平注译安徽人民出版社

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun