WVR: Jarang terjadi karena fokus BVR F-35I, tetapi kelincahan J-10C akan mendominasi pertempuran udara. Keunggulan J-10C, meskipun tidak mungkin terjadi.
Kesimpulan Menurut Pakar Militer
Melawan F-16: J-10CE memiliki keunggulan teknologi dalam jangkauan BVR dan modernitas radar, yang membuatnya kompetitif atau sedikit lebih unggul dalam pertempuran satu lawan satu. Namun, F-16 Israel diuntungkan oleh pilot yang tangguh dalam pertempuran, EW yang canggih, dan dukungan jaringan, yang berpotensi mengimbangi keunggulan ini. Hasil: J-10CE yang unggul dalam isolasi, F-16 dalam konteks IAF yang realistis.
Melawan F-35I: Kemampuan siluman dan fusi sensor F-35I memberikan keunggulan yang jelas, sehingga membuat PL-15 J-10CE kurang efektif. J-10CE hanya dapat bersaing jika dipasangkan dengan jumlah yang sangat banyak atau deteksi eksternal (misalnya, AWACS), tetapi bahkan dengan demikian, J-10CE kalah kelas. Hasilnya: F-35I mendominasi.
Kombinasi F-16 dan F-35I milik IAF kemungkinan akan mengalahkan kekuatan J-10CE karena kemampuan siluman, pengalaman, dan integrasinya, meskipun jangkauan PL-15 menimbulkan ancaman nyata bagi aset non-siluman. Setiap platform bersinar di ceruknya: J-10CE sebagai jet tempur generasi 4,5 yang hemat biaya, F-16 sebagai pekerja keras yang terbukti, dan F-35I sebagai game-changer.
Posisi/Kebijakan Politik Internasional Mesir
Dilaporkan bahwa sebagai salah satu kekuatan militer teratas di Timur Tengah, Mesir telah lama mengembangkan hubungan baik Timur maupun Barat. Negara ini memiliki kerja sama militer yang mendalam dengan AS, dan memelihara hubungan militer dengan Tiongkok, Rusia, dan Eropa.
Ambil contoh Angkatan Udara Mesir. Dalam sejarah, negara ini telah membeli ratusan jet tempur Tiongkok, termasuk pesawat latih J-6, J-7, dan K-8. Tiongkok bahkan mengalihkan seluruh lini produksi K-8 ke Mesir untuk merakit dan memproduksi pesawat latih ini di Mesir. Militer Mesir juga relatif puas dengan kinerja jet tempur Tiongkok. Dapat dikatakan bahwa kedua belah pihak memiliki sejarah kerja sama yang menyenangkan.
Selanjutnya, karena perubahan geopolitik yang besar, terutama disintegrasi Uni Soviet, Mesir memesan lebih dari 200 jet tempur F-16 dari AS. Namun, untuk mempertahankan keunggulan militer Israel, AS justru membatasi Mesir dan menolak menjual rudal udara-ke-udara jarak menengah AIM-120 ke Mesir.