Yang lebih mengkhawatirkan Israel adalah bahwa Mesir mungkin mengambil kesempatan ini untuk mulai membeli versi ekspor J-35 generasi kelima Tiongkok, yang mungkin tidak hanya mengubah keseimbangan kekuatan udara di Timur Tengah, tetapi juga mematahkan kendali jangka panjang Israel atas langit Timur Tengah.
Oleh karena itu, tidak sulit untuk memahami mengapa Israel ingin bertemu dengan pejabat Tiongkok dan menunjukkan tingkat kompromi tertentu.
Terus terang saja, pengiriman jet tempur J-10CE oleh Tiongkok ke Mesir dan penyediaan rudal permukaan-ke-udara FK-3 ke Serbia adalah serupa. Keduanya merupakan dukungan strategis yang diberikan pada saat-saat kritis.
Fakta telah membuktikan bahwa peringatan lisan saja tidak cukup, bahkan jika itu dilakukan 100 kali. Tindakan nyata justru dapat membuat AS dan negara-negara Barat "mengakui kekalahan dan baru mau patuh"!
Pada hari pertama Pameran Udara Zhuhai 2024, Arab Saudi membeli 96% persenjataan dan peralatan militer tercanggih Tiongkok dari semua jenis, termasuk pesawat nirawak bersenjata Rainbow-4, lini produksi pesawat nirawak TB-001, rudal antikapal supersonik berat Eagle Strike 21E, dan senjata pertahanan udara laser Silent Hunter, dengan nilai total hingga miliaran RMB. Arab Saudi juga menyewa ruang pameran seluas 300 meter persegi sebagai gudang sementara.
Pilihan Arab Saudi dan Mesir bukanlah suatu kebetulan. Hal ini menunjukkan bahwa senjata Tiongkok telah menempati tempat yang kokoh di pasar peralatan militer global dan sangat disukai karena kinerjanya yang sangat baik dan kualitasnya yang dapat diandalkan.
Sumber: Media TV & Tulisan Luar Negeri
https://www.nextbigfuture.com/2025/02/egypts-china-built-j10c-versus-israeli-planes.html