Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Liaoning, Kapal Induk Pertama Tiongkok akan Dijual?

18 Januari 2022   19:01 Diperbarui: 19 Januari 2022   08:00 2807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Kapal induk milik AL China, Liaoning. (Foto: AFP/ANTHONY WALLACE via kompas.com)

Dan jika beberapa kapal bekas diberikan kepada mereka dengan metode setengah penjualan dan setengah memberi, berapa banyak yang dapat mereka beli dengan pengeluaran militer yang setara RMB 10 miliar? 

Selain itu, pengeluaran militer Pakistan yang 10 miliar ini benar-benar dapat dialokasikan untuk AL dari anggaran dari di AD dan AU nya yang per tahun hanya 500-600 juta per tahun.

Maka akan mengandalkan jumlah formasi kapal induk yang ini hanyalah mimpi, terus terang uang sejumlah itu tidak dapat mendukung satu kapal induk sekali pun. Jika ingin memelihara sebuah kapal induk, setidaknya diharuskan membangun basis pasokan logistiknya juga.

Misalnya tempat berlabuh pangkalan, pusat dukungan logistik, kantin pangkalan, rumah sakit, stasiun pengisian bahan bakar, pemeliharaan slipways, stasiun radar, jalur pemadam kebakaran pantai, untuk semuanya ini perlu pengeluaran uang untuk membangunnya.

Tentu saja, pembangunan situs ini sebenarnya hanya sebagian kecil dari pengeluaran, masih ada biaya besar yang harus dikeluarkan yaitu biaya personel.

Ambil contoh bagi AS, setiap kapal induk harus mengangkut 4.000 personil, dan formasi kapal induk harus dilengkapi sedikitnya 25.000 personil, personil-personil ini perlu digaji, itu belum termasuk semua jenis personel logistik. Selain itu gaji AL biasanya lebih tinggi dari AD. Bagaimana militer Pakistan sanggup menanggung ini semua?

Selain itu, kapal induk itu sendiri hanyalah platform tempur tanpa kekuatan serangan yang sebenarnya, bahkan jika tidak menempatkan formasi di sekitar kapal induk, tetap saja harus dilengkapi dengan beberapa pesawat berbasis kapal induk.

Bahkan jika kapal induk tidak melakukan misi, pesawat berbasis kapal induk ini perlu dirawat secara teratur setiap tahun, adalah normal untuk kehilangan dua pesawat berbasis kapal induk setiap tahun ketika melakukan misi. Ini adalah menyangkut total ratusan juta kerugian per tahun, dan efek umumnya sungguh sering tak tertahankan.

Selain itu, andaikata Tiongkok akan memberikan kapal Liaoning ke Pakistan secara gratis, Pakistan tidak akan berani menerimanya, hal demikian ada contoh nyata pernah terjadi antara Rusia dan India.

Saat itu, Rusia juga mengatakan akan memberikan kapal induk bekas ke India secara gratis, dan India hanya perlu membayar biaya modifikasi. Tapi apa yang terjadi? Biaya modifikasi ini saja mencapai setara RMB 20 miliar yuan, dan India sangat kaget dan tidak berani menerimanya.

Saat ini andaikata Tiongkok mengusulkan untuk memberikan kapal induk Liaoning ke Pakistan secara gratis, apakah Pakistan berani menerimanya? Jika memang mau menerima kapal Liaoning, maka Pakistan harus siap mengirim uang ke Tiongkok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun