Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Disintegrasi Yugoslavia sebagai Suatu Pembelajaran untuk Bernegara

14 Juli 2021   16:30 Diperbarui: 14 Juli 2021   16:55 1788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wallpapersafari.com + goodreads.com

Membandingkan dengan negaranya Tiongkok ketika masih kekurangan pasokan listrik dimana-mana, Tiongkok masih belum meliliki jalan bebas hambatan sama sekali dan tidak ada jalan raya di daerah pedesaan. Jadi ketika dia melihat pemandangan Yugoslavia, kontrasnya sungguh besar.

Mereka menginap di wisma negara Yugoslavia, dia melihat gedung-gedung super blok yang tidak ada di negaranya pada saat itu, dan melihat tempat tinggal orang-orang biasa yang luas dan banyak mobil pribadi. Perasaan dia tak terbayangkan kapan negaranya akan dapat mencapai level itu, sungguh terlalu membuat iri.

Mereka juga belajar melalui penelitian bahwa ada banyak krisis yang tersembunyi di balik kemakmuran Yugoslavia, misalnya inflasi yang sangat parah. Kemudian seluruh kekuasaan telah didesentralisasikan secara berlebihan. Pada saat itu, pemerintah pusat Yugoslavia hampir hanya memiliki otoritas diplomatik dan pertahanan nasional yang tersisa. (mudah-mudahan otonomi daerah kita dengan sistem sekarang tidak membuat menjadi seperti demikian?)

Pada 4 Mei 1980, setelah kematian Presiden Tito, Pemerintah Federal Yugoslavia menerapkan praktik rotasi kolektif (penguasa) kepala negara sehingga gagal membentuk inti kepemimpinan yang kuat. Negara-negara federasi republik-republik itu merdeka.

Kebijakan ekonomi Tito sendiri semasa hidupnya juga melakukan kesalahan yang serius, dia selalu ingin menyamakan semua republiknya, dia tidak bertindak sesuai dengan hukum ekonomi, sehingga dia tidak membentuk pasar domestik yang terpadu dan efisien.

Para sarjana Serbia menuturkan pada Zhang (Weiwei), pendekatan Tito adalah jika mereka ingin membangun pabrik baja di Serbia, maka beberapa republik lain juga akan minta juga dibangunkan. Akibatnya, sejumlah besar "pabrik politik" (terlalu dipaksakan) dengan sangat rendah manfaat ekonomi dan efisiensinya telah dibangun di Yugoslavia.

Yugoslavia sangat terbuka pada tahun 1986, dan bahkan mungkin sangat berlebih jika dilihat dari sistim sosialisme. PM Yugoslavia mengadakan jamuan selamat datang pada delegasi Tiongkok ketika itu. Dia tidak menjamu di wisma negara atau hotel bintang lima, melainkan di sebuah bar pinggir jalan "Three Straw Hats Cafe" yang terkenal dan digandrungi oleh para seniman, penyair, dan borjuis kecil lokal.

Sumber: tripadvisor.com
Sumber: tripadvisor.com
Tidak ada pihak yang membuat pidato formal. Semua orang makan steak panggang Belgrade di sekitar beberapa meja kayu panjang. Kemudian ada penyanyi dan band tiga pemusik menghibur delegasi. Penyanyi itu menyanyikan banyak lagu patriotik, salah satunya disebut "Ode to Yugoslavia". Diplomat Yugoslavia yang duduk di sebelah Zhang itu mengatakan bahwa ketika Presiden Tito meninggal pada tahun 1980, saat itu semua orang menyanyikan lagu ini ke mana pun pergi. Stasiun radio tidak berhenti memutar lagu ini dengan lirik yang mengatakan "Kita harus bersatu", ini permintaan Presiden Tito semasa hidupnya.

Kemudian penyanyi itu juga memainkan dan menyanyikan lagu yang diciptakannya khusus berjudul "Selamat Datang Tamu dari jauh". Liriknya adalah "Hati Beograd berdetak, karena kami telah mengantar utusan ramah dari negara besar di kejauhan. Ada orang baik dan orang jahat di dunia, tetapi mereka yang datang ke sini semuanya adalah orang baik. 

Selamat datang. Inilah harapan terbaik dari orang-orang Yugoslavia. Beberapa penyair mengatakan bahwa tempat di mana persahabatan dan cinta berkembang itu adalah tempat di mana kemiskinan dan kesepian mati (sirna)."

Dalam sejarah Yogoslavia kita banyak yang mengetahui tentang heroisme mereka dalam perang greliya melawan Jerman yang difilmkan "Walter Defends Sarajevo".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun