Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gejolak Myanmar Tampaknya Lebih Menyulitkan Tiongkok daripada Sengketa Perbatasan Tiongkok-India

13 Maret 2021   20:23 Diperbarui: 13 Maret 2021   20:36 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiongkok telah mencapai masa yang lebih sulit daripada konflik perbatasan Tiongkok-India. Pilihan sulit ini berasal dari sifat kebijakan nasional. Bagi Tiongkok kudeta militer Myanmar tampaknya menjadi lebih menyulitkan daripada konflik perbatasan Tiongkok-India, mengingat prinsip kebijakan nasionalnya.

Akhir-akhir ini militer Myanmar (Tatmadaw) yang melancarkan kudeta benar-benar menunjukkan wajahnya, dan sasarannya adalah setelah banyak hari-hari terjadi kerusuhan, protes dan demonstrasi di banyak tempat telah menyebabkan kematian, situasi di Myanmar mulai berkembang di luar kendali, dan Tatmadaw mulai timbul kepanikan. Tampaknya juga seperti menyasar dan memancing agar Tiongkok mau terlibat.

Tatmadaw infonya juga mengirim utusan khusus ke AS, mengungkapkan harapannya untuk meningkatkan hubungan dengan AS, dan berjanji akan menjaga jarak dengan Tiongkok. Tatmadaw sudah mulai menunjukkan dukungannya kepada militer AS. Ini jelas ditujukan kepada Tiongkok.

Seperti yang kita ketahui, prinsip dasar kebijakan Tiongkok adalah tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.

Selama periode Aung San Suu Kyi, Tiongkok dan Myanmar selalu menjaga hubungan persahabatan dan kooperatif. Sekarang pemerintah militer Myanmar bersatu dengan AS untuk memaksa Tiomgkok ikut campur dalam kudeta Myanmar. Ini bukan hanya bagi Tiongok untuk melanggar dasarnya dari kebijakan nasional, tetapi juga untuk menyeret Tiongok untuk masuk ke dalam perjuangan konfrontasi yang lebih dalam, agar terjerumus ke rawa perang.

Negara barat terutama AS untuk mengekang pembangun Tiongkok, banyak pengamat yang mempertanyakan apa korelasinya kudeta Tatmadaw terhadap Tiongkok?


Jelas korelasi sangat besar, mengingat Myanmar --Tiongkok adalah negara tetangga.

Posisi relatif Myanmar bagi Tiongkok adalah posisi strategis yang sangat penting. AS jelas akan sangat cerdik dalam bertindak. Di satu sisi, AS mengutuk militer Myanmar dan menyatukan banyak negara untuk memberinya sanksi. Tapi kenyataanya, tidak ada sanksi yang dijatuhkan sama sekali, dan sekarang mereka ingin bekerja sama dengan Tatmadaw. Niat AS sudah jelas.

AS pasti berpikir bisa mengirim pasukan AS dengan menempatkannya di perbatasan dengan Yunan Tiongkok, dan divsi ini kan sangat penting, lebih-lebih jika itu terjadi atas undangan Tatmadaw, "bukan upaya" dari AS sendiri. Upaya mudah untuk menempatkan pasukan AS di perbatasan Tiongkok adalah suatu yang diimpikan Biden.

Bagi Tiongkok ini jauh lebih mengancam dan berbahaya bagi daripada manuver AS di Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang harus bersekutu dengan banyak negara dan juga daripada harus menghasut India untuk melakukan sesuatu untuk mengusik Tiongkok.

Biden tentatu tampaknya akan sangat senang saat ini, Tatmadaw datang membawa bantal ketika dia sendang menguap ngatuk.

Bagi Tiongkok, ini jelas sebuah dilema. Pendekatan AS adalah memaksa Tiongkok untuk menghadapinya. Sementara Aung San Suu Kyi ditahan, tetapi tidak memutus komunikasi eksternal. Aung San Suu Kyi menghadapi kudeta seperti itu. Hal pertama yang dia pikirkan pasti adalah Tiongkok, dan dia juga akan mengajukan permintaan tolong ke Tiongkok untuk mengirim orang untuk memsponsori membentuk pemerintahan sementara.

AS pasti sangat rela secara retrospektif, Tatmadaw menduga berita ini sengaja dirilis oleh AS kepada Myanmar untuk memberi sinyal dan melihat apa yang akan dilakukan Tiongkok.

Jika Tiongkok tidak setuju, maka, pertama, akan kehilangan kepercayaan dari negara-negara tetangga kecil ini terhadap tetangganya. Kedua, jika Tiongkok setuju, ini memberikan kesempatan kepada militer AS untuk mengirim pasukan untuk mengancam perbatasan Yunnan Tiongkok.

Selain itu jika menyetujui. Pertama, melanggar prinsip dasar kebijakan nasional non-campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain. Kedua, Tiongkok akan diseret oleh AS ke medan perang baru di perbatasan tenggara, yang bagaimanapun juga bukanlah akan membawa hasil yang baik bagi Tiongkok.

Jadi, Apa yang akan dilakukan Tiongkok? Dan bagaimana manuver AS untuk memancing situasi ini kepada Tiongkok? 

Tindakan tegas Tiongkok kali ini membuat Barat tidak pernah menyangka bahwa setelah terjadi gejolak politik di Myanmar, berdasarkan prinsip non-campur tangan dalam politik negara lain, Tiongkok sudah sangat siap untuk menahan diri dan berjaga-jaga kerusuhan sipil di Myanmar terhadap memburuknya situasi selama ini. Pada saat yang sama, peringatkan negara lain  untuk tidak campur tangan dalam situasi di Myanmar, jika situasi di wilayah tersebut memburuk.

Mengapa Tiongkok selalu menekankan bahwa masalah Myanmar adalah urusan dalam negeri Myanmar? Tampaknya pemerintah Tiongkok jelas menyadari sejak awal bahwa semua manuver ini pernah dipentaskan sesuai dengan skrip kekuatan eksternal, karena subversib dan provokasi semacam ini sudah pernah ditampilkan di Tiongkok, dan mereka telah gagal.

Maka Tiongkok kini selalu meyatakan, tidak ada yang bisa mereka katakan tentang masalah di Myanmar saat ini, tetapi sekarang anasir-anasir anti-Tiongkok di dalam dan luar negeri, elemen anti-Tiongkok secara paksa memberi label kepada Tiongkok. Sehingga tampaknya Tiongkok perlu memperhatikan alasan utama mengapa mereka dicap terutama karena salah satu dari mereka berpartisipasi dalam demonstrasi, seorang gadis Myanmar ditembak mati.


Tetapi banyak pengamat di negara itu atau propaganda internasional, jarang sekali menyebut bahwa yang ditembak itu "gadis keturunan Tionghoa", dan mereka semua menyebutnya "ditembak militer Myanmar," dan beberapa bahkan secara sensasional mengatakan bahwa dia "ditembak oleh polisi militer Myanmar".

Peristiwa ini mau tidak mau pengamat dan peneliti akan berkilas balik tentang peristiwa yang dipentaskan di jalanan Hong Kong berulang kali dalam tahun 2019 telah terjadi kaus yang disebut "Gadis Cedera Mata" .

Pada 9 September 2019, media Hong Kong ada laporan yang komprehensif, selama demonstrasi kekerasan di Tsim Sha Tsui pada 11 Agustus, seorang wanita terluka di mata kanannya. Massa segera membuat keributan, menyatakan di Internet bahwa wanita itu terluka disebabkan oleh tembakan serbuk dari polisi yang menembus masker pelindung mata. 

Wanita yang terluka tidak kooperatif dan terus menghalangi dengan segala cara, mencegah polisi mendapatkan laporan medis dari Otoritas Rumah Sakit, dan gagal mengklarifikasi apakah ledakan itu disebabkan oleh peluru serbuk polisi atau bola peluru massa. Fakta kebenaran tidak bisa diungkapkan.

Namun, pada saat itu, media memotret bahwa penutup mata perempuan yang terluka itu tidak terkena tembakan serbuk polisi, dan beberapa orang menduga luka tersebut disebabkan oleh tidak sengaja terpukul bola baja yang ditembakkan oleh gerombolan demontran di dekatnya. Namun, salah satu dari mereka bukti paling kuat, masker pelindung mata dihilangkan. Perempuan yang terluka secara konsisten menolak untuk bekerja sama, sehingga tidak mungkin bagi polisi untuk memverifikasi penyebab cedera.

Menurut sumber, polisi meminta kepada Otoritas Rumah Sakit dokumen laporan medis dari wanita yang terluka tersebut untuk mengklarifikasi kebenaran dari kejadian tersebut, tetapi ditolak oleh Otoritas Rumah Sakit tanpa persetujuan dari wanita yang terluka tersebut. 

Setelah itu, polisi meminta ke pengadilan untuk surat perintah penggeledahan untuk mendapatkan laporan medis, pihak  rumag sakit menolak memberikan laporan medis kepada polisi karena hanya lokasi mnyatakan TKP dalam konflik dan tidak ada data pribadi perempuan yang terluka.

Tetapi faktanya, itu disebabkan oleh ledakan demontran di Hong Kong, dan dia juga menuntut beberapa juta uang tutup mulut.

Naskah Hong Kong Berpindah Ke Gadis Remaja Myanmar Ma Kyal Sin

Sumber: www.biographydata.org
Sumber: www.biographydata.org
Naskah dan skenarionya tidak berubah motifnya sama kecuali lokasinya telah berpindah dari Hong Kong ke Myanmar. Segala sesuatu yang terjadi di Myanmar begitu dapat mudah dikenali, tetapi itu hanya pengulangan peristiwa demo-demo kekerasan seperti yang terjadi di Hong Kong pada tahun 2019. Semuanya made in AS, baik itu helm, payung, tembok bata atau perlengkapan yang digunakan untuk berurusan dengan polisi, formasi, bahkan gesturnya pun sama persis. Mari kita bahas detailnya. Gadis keturunan Tionghoa asal Myanmar, Ma Kyal Sin, nama Tionghoanya Deng Jiaxi.

Pada 3 Maret hari Rabu pagi hari, bergabung mengikuti teman-temannya yang lain ke kegiatan protes anti-kudeta di daerah pusat Mandalay, dan menghadapi militer dan polisi selama beberapa jam, dengan mengenakan kaos bertuliskan "Semuanya akan baik-baik saja" .

Dia adalah "bintang" paling mempesona yang turun ke jalan hari itu, dan ada lensa yang secara khusus menangkap setiap gerakannya pada jarak dekat dan ideal. Deng Jiaxi melepas topengnya dan tampak sangat menonjol dibandingkan dengan pengunjuk rasa yang mengenakan topeng di sekitarnya. Dia tampaknya menikmati "diperlakukan sebagai bintang" saat itu.

Dari segi penampilan, gadis berusia 19 tahun dengan vitalitas paras sangat muda dan keturunan Tionghoa ini pasti jauh lebih menarik secara online daripada pendukung "NDL" lokal. Berlari, berdiri diam, berbaring, menonton, semua kamera merekamnya. Terlihat sekali ini bukanlah suatu kebetulan.

Sumber: www.biographydata.org
Sumber: www.biographydata.org
Sekitar pukul 12.20, dia jatuh dalam genangan darah. Menurut para pengunjuk rasa, adegan itu terjadi saat dalam kekacauan. Ketika "rekan satu tim" membawanya dengan sepeda motor ke rumah sakit, dia meninggal dunia.

Di malam hari, nama Ma Kyal Sin/Deng Jiaxi menyebar di Twitter dan Facebook. Salah satu yang menjadi sorotan adalah "seorang keturunan Tionghoa pertama yang terbunuh dalam protes jalanan di Myanmar."

Selain itu, media Taiwan merilis berita pada pukul 17:03 pada hari itu bahwa dia "ditembak di leher" dan menyimpulkan bahwa itu disebabkan oleh penembakan polisi. Bahkan ada foto close-up yang lebih tragis. Video ini jelas tidak akan ditayangkan. Sekarang ada satu hal yang bisa kita pastikan bahwa dia ditembak di belakang kepala.


Kantor-kantor berita seperti Associated Press, Reuters, dan Agence France-Presse tidak ada yang keberatan Ma Kyal Sin ini diperlakukan seperti bintang hingga berubah menjadi mayat yang dingin, hanya dalam beberapa jam, gadis muda cantik ini membeku jadi mayat di jalanan Myanmar yang kacau balau.

Dia meninggal dengan sangat menyedihkan, dan dia bahkan tidak tahu mengapa dia harus meninggal?

Setelah tewas, dia disemayamkan di altar dengan berbagai cara dan menjadi "syuhada/martir". Sekitar pukul 11 malam, seseorang mendefinisikannya sebagai "pahlawan" dan mempostingnya di Weibo (semacam twitter Tiongkok), dan menyimpulkan bahwa dia ditembak oleh militer dan polisi. Ada banyak opini-opini memberi ucapan penghargaan di Twitter.

Ada juga tanyangan facebook terakhirnya: Ma Kyal Sin bersedia menyumbangkan organ, jika dia menemui kemalangan, sehingga dia masih dapat membantu orang lain ...

Ibu Ma Kyal Sin merasa sedih dan menyesal, tadinya dia hanya setuju anaknya ikut demo dua atau tiga kali, dia tidak tahu mengapa putrinya harus pergi lagi.

Tetapi ayahnya yang berprofesi sebagai tukang cukur keturunan Tionghoa justru yang memberikan motivasi utama yang mendorongnya ke jalan pada 11 Februari, ayah Ma Kyal Sin/Deng Jiaxi menunjukkan bahwa setuju dia berpartisipasi dalam protes dan mengikatkan pita merah padanya (mendukung NDL).

Sumber: biographydata.org
Sumber: biographydata.org
Pada akhirnya, itu adalah akhir yang sangat menyedihkan dan sangat memilukan pada tanggal 3 Maret 2021. Perlu diketahui situasi politik di Myanmar begitu ruwet, apakah gadis berusia 19 tahun yang masih belia ini harus ikut terjun dalam perpolitikan yang demikian?

Dia mungkin setelah pernah terlihat berpartisipasi dalam beberapa aktivitas pertama, dan kemudian dia terus dihubungi untuk terus berpartisipasi.

Tapi yang membuat beberapa analis dan pengamat, timbul banyak pertanyaan tentang kematian Ma Kyal Sin, karena ada postingan twitter dan facebooknya yang sulit untuk tidak menimbulkan keraguan, sehingga menimbul beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1, dia semestinya posisinya banyak berhadapan dengan polisi, mengapa dia ditembak di belakang kepala?

2, siapa yang memintanya untuk menunjukkan wajah penuhnya dan bekerja sama dalam pengambilan gambar?

3. mengapa segera dikuburkan keesokan harinya?

4, hasil otopsi melaporkan bahwa peluru yang ditembakkan berasal dari pistol, dan polisi dan militer yang behadapan dengan demontran dipersenjatai senapan laras panjang.

5, bagaimana dia bisa login ke Facebook ketika sinyal internet terputus di Mandalay, Myanmar. Dan menulis posting terakhir seperti kata-kata terakhirnya?

6. Jika bukan dia yang memposting, siapa yang masuk ke akunnya dan tahu bahwa dia akan mati?

Pertanyaan-pertanyaan ini tidak akan memiliki jawaban sekarang. Bahkan jika memang betul mereka yang melakukannya, Twitter dan Facebook tidak ingin melihat kebenaran, tapi yang mereka butuhkan sekarang adalah emosi, bukan alasan.

Petunjuk buku pelajaran tentang "Demokrasi" di jalanan ada menuliskan: "Jika tidak ada Kekerasan Bikin Kekerasan, Kalau Tidak Cukup Berdarah Bikin Berdarah" banyak Netizen yang sudah bisa melihat dan merasakannya. Ini bukan menjadi teori konspirasi lagi.

Peristiwa Yang Terjadi di Ukraina

Sumber: picfair
Sumber: picfair
Karena contoh nyata yang terjadi di Kiev, Ukraina, skripnya seperti ini, tujuh tahun lalu: Di akhir tahun 2013, sebuah LSM meminta jurnalis Ukraina Mustafa Nayem untuk memanggil pemilik akun Facebook untuk melakukan protes di Lapangan Nazarezhnosti. Setelah menyalakan api, Media Barat menciptakan badai opini publik bahwa pasukan khusus "Elang Emas" dan polisi menyalahgunakan kekerasan dan melanggar hak asasi manusia yang menyebabkan pertumpahan darah besar-besaran  membuat banyak orang merasa cemas dan marah.

Pada awal Februari 2014, pemerintah Ukraina Nukovych mencapai kesepakatan damai dengan para pemimpin oposisi, setuju untuk mengadakan pemilihan umum lebih cepat dari jadwal dan memulihkan stabilitas nasional, tetapi negara mercusuar tidak mau melihat situasi berkembang ke satu arah.

Pada pagi hari 20 Februari 2014, tembakan pertama terdengar di Lapangan Kemerdekaan. 53 orang tewas pada hari yang sama. Penembak itu adalah orang Georgia. Seseorang hanya menghabiskan $ 60.000 untuk mengundang dua pembunuh Georgia (asal militer) ke Kiev, dibawah komando seorang perwira militer Georgia Mamoravili, dan bertindak sebagai "tuan rumah" Ukraina adalah Senator Sergei, dan dua pembunuh (Negadey dan Levajeshvili) naik penerbangan A9657 dari Tbilisi pada 2 Januari 2014. Terbang ke Bandara Internasional Kiev Boryspil dan kemudian pergi ke hotel untuk menunggu misi.

Pada sore hari 19 Februari 2014, mereka bertemu dengan Mamoravili di Konservatorium Musik Ukraina. Mereka menerima 10.000 dolar AS terlebih dahulu, dan sisa 50.000 dolar AS akan dibayarkan kemudian setelah misi terlaksana.

Kemudian mereka pergi ke hotel dekat Lapangan Kemerdekaan Kiev dan menunggu Sergey. Mereka berhubungan tepat waktu di malam hari. Sergei memasukkan karabin Simonov, senapan otomatis Kalashniv, dan senapan otomatis Dragunov ke dalam kotak instrumen musik dan memberikannya kepada mereka untuk kemuidan dirakit lengkap.

Mamorashvili memberi tahu si pembunuh bahwa pada pagi hari, yaitu pada pagi hari 20 Februari 2014, misi khusus harus dilakukan di Lapangan Kemerdekaan. Target apa pun dapat ditembak, apakah itu petugas polisi atau pengunjuk rasa.

Pada pukul 7:30 pagi 20 Fenruari 2014, si pembunuh mulai memberondong kerumunan orang yang berada di lapangan, dengan terus-menerus berpindah dari jendela satu ke yang lainnya. Kemudian, mereka memerintahkan mereka untuk membuang senjata mereka dan meninggalkan gedung.

Namun, insiden tersebut terungkap setelah Poroshenko berkuasa. Di Kantor Kejaksaan Ukraina, Nergady dan Levadeshvili (pembunuh) menyebutkan bahwa komandan penembakan di tempat kejadian adalah seorang tentara AS, tetapi keduanya menolak memberikan kesaksian di pengadilan Ukraina. Akhirnya, dia membawa keluarganya dan bersembunyi di Armenia dan menolak untuk bersaksi di pengadilan. Belum ada tindak lanjut dalam kasus ini hingga hari ini.

Mereka hanya menghabiskan $ 60.000, untuk mengacaukan negara Ukraina dan hanya dalam satu minggu, mereka mendapatkan situasi "ideal": polisi dan rakyat yang marah menjadi ribut dan kekacauan terjadi di mana-mana di Ukarina, dan setelah semakin banyak orang yang menjadi korban meninggal. Uni Eropa menyebutkan Ukraina sedang menuju perang saudara.

Pada saat itu, siapa pun yang tidak percaya bahwa bukan polisi yang menembakkan senjata pagi itu, mereka akan dituduh: Apakah Anda membantu dan membela si bajingan Yanukovych?   Dua masalah yang tidak berkaitan saling dikaitkan, jadi siapa yang berani meragukan atau membicarakan kebenaran tentang hal ini di depan umum?

Demkian juga sekarang yang terjadi di Myanmar tentang tewasnya Ma Kyal Sin/Deng Jiaxi yang ditembak, siapa pun yang mengemukakan hal-hal mencurigakan seperti ditembak di belakang kepalanya, seseorang akan langsung bertanya kepada Anda: Apakah Anda membantu Tatmadaw dan pemerintahan militer Myanmar? Jadi situasinya diciptakan supaya orang lain tidak bisa berpikir secara mandiri dan berbeda.

Sikap Tiongkok

Tindakan tegas Tiongkok kali ini membuat Barat tidak pernah menyangka bahwa setelah terjadi gejolak politik di Myanmar, berdasarkan prinsip non-campur tangan dalam politik negara lain, Tiongkok sudah sejak awal untuk menahan diri dan berjaga-jaga terhadap memburuknya situasi selama ini. Ketika kerusuhan sipil di Myanmar meletus, pada saat yang sama, memperingatkan negaranya untuk tidak campur tangan dalam situasi di Myanmar, jika situasi di wilayah tersebut memburuk.

Namun, media resmi People's Daily segera mengklasifikasikan bahwa insiden ini sebagai kudeta militer, yang telah menjelaskan posisi Tiongkok. Media asing yang mencurigai adanya dukungan rahasia Tiongkok terhadap Tatmadaw memiliki motif tersembunyi dalam otak mereka, tetapi mereka tidak bisa tahan terhadap tekanan berulang Barat, dan mencoba untuk menginjak garis merah Tiongkok.

Selain itu, Tatmadaw telah berkali-kali melampaui Aung San Suu Kyi, dengan coba mengabaikan perjanjian sebelumnya.

Tindakan tidak sah penindasan bersenjata skala besar terhadap angkatan bersenjata di Myanmar utara, mengakibatkan memburuknya situasi keamanan di perbatasan antara Tiongkok dan Myanmar, dan bahkan menghantamkan peluru artileri ke Tiongkok. Berakibat sejumlah besar orang Myanmar harus mengungsi ke pihak Tiongkok. Dan pada akhirnya Tiongkok harus mengerahkan pusukan besar untuk menekan Myanmar, sehingga yang pada akhirnya tindakan Tatmadaw baru meredah.

Kali ini Tiongkok akhirnya bergerak, meskipun berprinsip tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain, tetapi jika Tatmadaw yang melancarkan kudeta menggunakan kepentingan Tiongkok sebagai alat tawar-menawar, karena Tatmadaw sudah pernah bentrok, lalu mengapa kini harus bersopan-sopanan?

Hal yang menciutkan Tatmadaw, dan pada saat yang sama mengekspresikan posisi Tiongkok dan menarik garis merah ke Tatmadaw dan AS dengan cara yang tegas.

Kenyataanya, AS  tidak hanya diuntungkan dari kudeta di Myanmar tanpa membawa kerugian pada dirinya. Maka dari itu tampaknya mengapa AS dan negara-negara Barat lainnya dengan gencar memicu kerusuhan sipil di Myanmar, yang selanjutnya mengingikan situasi di Myanmar menjadi tidak terkendali, dan membiarkan Tatmadaw yang melancarkan kudeta dengan rasa malu di semua sisi.

AS mencoba bertaruh di kiri dan kanan untuk memperjuangkan chip tawar-menawar terbaik untuk dirinya sendiri, karena pejuang demokrasi Aung San Suu Kyi, yang telah bekerja sangat keras sebelumnya, mengambil kendali rezim Myanmmar atas dukungan Barat dan AS, tapi akhirnya justru bekerja sama dan berjabatan tangan dengan Tiongkok setelah mempertimbangkan pro dan kontra serta untung rugi dalam memperkembangkan ekonomi Myanmar.

Negara-negara Barat awalnya ingin menggunakan Aung San Suu Kyi sebagai pion anti-Tiongkok di Asia dan langsung melebarkan pasukan anti-Tiongkok ke depan pintu Tiongkok. Namun, mereka tidak pernah menyangka bahwa Aung San Suu Kyi akan berbalik melawan keinginan mereka, dan akhirnya berjabatan tangan dengan Tiongkok dan memilih untuk berdamai, bahkan telah membentuk jalur kerjasama yang kuat dan pembangunan bersama dengan Tiongkok.  Baca:

Transformasi Seorang Sipil Aung San Suu Kyi Menjadi Politikus Negarawan

https://www.kompasiana.com/makenyok/601f5461d541df643c285193/transformasi-seorang-sipil-aung-san-suu-kyi-menjadi-politikus-negarawan

Ini mengecewakan seluruh Barat, dan kekacauan nasional yang disebabkan oleh kudeta militer yang tiba-tiba meletus di Myanmar, sekali lagi memberi harapan pada AS untuk bergerak ke Myanmar. Gejolak kali ini dipercaya akan merupakan perombakan situasi politik di Myanmar bagi AS dan negara-negara Barat lainnya.

Mereka memperkirakan, baik Aung San Suu Kyi akan kembali ke arena politik atau pun militer Myanmar yang akan terus berkuasa, mereka akan secara aktif atau pasif mengubah hubungan mereka dengan Tiongkok. Artinya, adegan urusan militer dan politik yang paling mengkhawatirkan pada masa Myanmar kudeta telah terjadi.

Setelah Min Aung Hlaing melancarkan kudeta militer, Tatmadaw secara tak terduga menyatakan posisinya di Barat untuk pertama kalinya dalam menghadapi tekanan dari negara-negara Barat untuk menggunakan kekerasan.

Mereka pro-AS dan anti-Tiongkok, dan berjanji untuk menjaga jarak dengan Tiongkok, berharap untuk bertukar dukungan dari Barat, dan ambisi serigala itu terungkap.

Faktanya, ini bukan pertama kalinya Tatmadaw menunjukkan berbaikan kepada Barat. Pada 2019, Min Aung Hlaing, Panglima Tertinggi Tatmadaw ini, bahkan ingin membagikan cabang zaitun kepada AS dan India, berharap untuk bergabung dengan dominasi AS-India dalam Kelompok anti-Tiongkok, dan rencana itu dibatalkan hanya setelah adanya pencegahan kuat dari Tiongkok.

Namun Tiongkok menyadari cara terbaik untuk menyelesaikan perubahan tersebut di negara tetangga Tiongkok ini adalah melalui ASEAN.

Mengenai perubahan besar situasi politik di Myanmar, masalah yang mendasarinya sangat rumit dan tidak dapat diselesaikan secara utuh.

Misalnya, pada awal-awal Menlu Tiongkok Wang Yi mengutarakan posisinya di ASEAN. Wang Yi mengatakan bahwa Myanmar adalah anggota keluarga ASEAN. Tiongkok mendukung ASEAN dalam berpegang pada prinsip non-campur tangan dalam urusan dalam negeri dan mufakat, dan menengahi dan mencari konsensus melalui "pendekatan ASEAN".

Menlu Tiongkok Wang Yi menyatakan posisi Tiongkok pada konferensi pers menyatakan:

Pertama, perdamaian dan stabilitas merupakan prasyarat pembangunan nasional. . . Prioritas utama adalah untuk mencegah konflik berdarah baru terjadi dan untuk mencapai pelonggaran dan pendinginan situasi secepat mungkin.

Kedua, Myanmar adalah anggota keluarga ASEAN, Tiongkok mendukung ASEAN. Tiongkok tetap berpegang pada prinsip non-campur tangan dalam urusan internal negara luar, dan mencari konsensus, serta menengahi dan mengupayakan konsensus dengan "cara ASEAN". Tiongkok juga bersedia untuk menghubungi dan berkomunikasi dengan semua pihak atas dasar menghormati kedaulatan Myanmar dan kemauan rakyat, untuk memainkan peran hipotesis dalam meredakan ketegangan.

Pernyataan tersebut menyatakan bahwa ASEAN dengan suara bulat percaya bahwa stabilitas politik negara anggota ASEAN sangat penting untuk mencapai perdamaian, stabilitas dan kemakmuran Komunitas ASEAN.

Pernyataan tersebut juga menegaskan bahwa ASEAN siap memberikan bantuan kepada Myanmar secara positif, damai dan konstruktif.

Selain itu, Tiongkok juga meyakini bahwa di ASEAN, melalui metode koordinasi yang lebih moderat yang biasa dilakukan semua pihak, dapat dipastikan bahwa situasi tidak berkembang ke arah intens lebih lanjut, sehingga dapat "soft landing" dan akhirnya menemukan jalan keluar. Pemerintah militer percaya bahwa Tiongkok menyebutkan penggunaan " Cara ASEAN untuk mempromosikan pendinginan situasi di Myanmar.

Tiongkok tetap menekankan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri negara lain, dan menekankan membutuhkan "menolak campur tangan negara-negara luar kawasan" karena Myanmar adalah anggota ASEAN, dan Tiongkok mengungkapkan rasa hormat kepada ASEAN dan semua pihak di Myanmar untuk memainkan peran untuk menahan diri, mengharapkan Tatmadaw bersikap dengan jelas, pertama-pertama Tiongkok tidak akan mencampuri urusan internal Myanmar dan negara lain.  Tiongkok berharap sengketa di Myanmar dapat diselesaikan secara damai melalui ASEAN.

Ketiga, rakyat Tiongkok dan Myanmar yang masih banyak berkerabat satu sama lain, mempunyai takdir dan nasib bersama baik dalam suka dan duka. Jadi tidak peduli bagaimanapun situasi di Myanmar berubah, Tiongkok tetap bertekad untuk terus mempromosikan hubungan Tiongkok-Myanmar tidak akan goyah.

Dalam mempromosikan kerja-sama persahabatan Tiongkok-Myanmar juga tetap tidak berubah. Meskipun banyak pihak-pihak yang coba menghasut dan mendorong kontradiktif di mana-mana untuk coba menyeret Tiongkok masuk dalam lumpur perang domestik Myanmar, namun Tiongkok menyatakan akan tetap berpegang teguh pendiriannya untuk tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain.

Terlepas dari bagaimana negara dan pihak-pihak tertentu membuat rumor dan masalah di bidang opini publik, kirannya semua pihak harap diingat bahwa Myanmar tidak akan menjadi Suriah atau Ukraina, apalagi Yugoslavia. Karena baik Tiongkok maupun negara-nagara  ASEAN ingin memulihkan stabilitas.

Semoga Myanmar cepat pulih dan menjadi stabil dan damai, dan kawasan ASEAN menjadi tenang kembali, lebih-lebih dalam situasi pandemi dan pasca pandemi perlu untuk memulihkan ekonomi dan pembangunannya.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

https://www.guancha.cn/politics/2019_09_09_517172.shtml?s=zwyxgtjbt

https://www.biographydata.org/19-year-old-ma-kyal-sin-aka-angel/3013/

https://www.files.ethz.ch/isn/130048/pub1069.pdf

The Russian Military and the Georgia War 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun