Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Transformasi Seorang Sipil Aung San Suu Kyi Menjadi Politikus Negarawan

7 Februari 2021   09:45 Diperbarui: 19 Februari 2021   06:18 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi Aung San Suu Kyi memilih untuk mengabaikannya, dia tidak memperhatikan keinginan orang-orang Rohingya untuk pembangunan bangsa atau menegur militer Myanmar untuk metode kekerasan.

Sebaliknya, dia mulai mengarahkan ujung tombaknya ke negara-negara Barat yang telah mendukungnya. Dia berkata: Ini adalah urusan internal Myanmar dan negara Barat tidak perlu intervensi.

Mengenai hal ini, CNN meributkan ketidakpuasan dan kekecewaannya terhadap Aung San Suu Kyi tanpa ampun.

Selanjutnya, ada gelombang demi gelombang pukulan yang bertubi-tubi. Dalam setahun, negara-negara Barat membatalkan 8 gelar kehormatan Aung San Suu Kyi.

Dia memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian dan menjadi sasaran kritik publik. Suara yang menuntutnya untuk mencabut Hadiah Nobel tidak pernah berhenti. Mengenai hal ini, Aung San Suu Kyi menyikapinya dengan tidak peduli dengan penghargaan dan pencitraanya.

Dari "pejuang demokrasi" yang disematkan oleh Barat hingga yang tercampakkan kemudian oleh Barat, apakah akan menjadi masalah besar bagi Aung San Suu Kyi apakah dia berubah? Jelas berubah.

Dari tahanan menjadi kepala negara, apakah Aung San Suu Kyi berubah? Tidak ada perubahan, nyatanya dia selalu menjadi seorang patriot yang membela negaranya Myanmar seperti ayahnya. Apakah itu pro-Jepang atau anti-Jepang, itu tujuannya hanya satu untuk Myanmar.

Dan Aung San Suu Kyi sebenarnya hanyalah putri seorang pendiri negara Myanmar, hanya saja negara-negara Barat dan opini publik harus mengemasnya ke dalam sebuah film yang ditulis dan disutradarai oleh negara-negara Barat.

Film ini sebenarnya seperti kisah komik "Si Naga Jahat dan Jagoan " yang telah populer di kalangan  orang Barat sejak kecil. "Naga Jahat" tentu saja adalah pemerintahan militer Burma, dan "Jagoan" adalah wanita Aung San Suu Kyi yang menjadi tahanan rumah di vilanya di danau.

Kemudian, "Naga Jahat" itu akhirnya dikalahkan, dan "Jagoan" itu mendukung rezim Burma. Drama Hollywood di Myanmar telah berakhir dengan sempurna, setelah menonton film tersebut, secara alami penonton berpikir bahwa keadilan telah mengalahkan kejahatan, dan film tersebut memiliki akhir yang sempurna.

Tentu, semua masalah di Myanmar seharusnya bisa diselesaikan dengan memuaskan, tapi nyatanya? Aung San Suu Kyi, yang berkuasa, akan menghadapi ekonomi nasional yang berantakan, pemberontakan Rohingya, dan kendala pemerintahan militer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun