Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

RCEP-Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional Menghantar ke "Abad Asia"

12 Desember 2020   17:16 Diperbarui: 14 Desember 2020   06:37 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://rcepsec.org (asean.org)

RCEP adalah zona perdagangan bebas terbesar di dunia, yang secara kasar dapat disimpulkan menjadi 30%. Populasinya menyumbang sekitar 30% dari populasi dunia, PDBnya sekitar 30% dari dunia, dan volume perdagangan intra-regionalnya juga sekitar 30% dari volume perdagangan global.

Meskipun hanya ada 15 negara anggota RCEP, namun PDB Tiongkok menyumbang lebih dari setengahnya, yaitu sekitar 55%, PDB gabungan Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan melebihi 80% dari keseluruhan RCEP.

Oleh karena itu, RCEP yang dipimpin oleh ASEAN, tetapi Tiongkok jelas merupakan negara yang paling penting, dan kerja sama antara Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan adalah kunci keberhasilan RCEP di masa depan.

Hubungan ekonomi trilateral mereka antara Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan yang telah sejahtera dan makmur, dan mereka telah terikat bersama untuk kebaikan atau keburukan, dan mereka ingin menciptakan zona perdagangan bebas tiga negara.

Namun karena selama ini AS selalu menghalangi, maka sejak dari Maret lalu integrasi kesepakatan tiga negara ini selalu mengalami situasi bergelombang. Seiring dengan kekuatan nasional AS yang terus menurun Jepang dan Korsel tampak melihat adanya sedikit kebebasan dari kendali AS.

Pecahnya pandemi dan kekacauan dalam pemilu AS, Jepang, Korea Selatan dengan tegas mengambil kesempatan bersejarah bahwa tampaknya AS tidak punya waktu untuk memberi banyak perhatian kepada mereka, kesempatan ini secara tidak langsung telah menyebabkan merealisasikan kesepakatan perdagangan (FTA) "Tiongkok-Jepang-Korea Selatan".

Melalui "Perang Dunia" pandemi kali ini, anggota RCEP juga menjadi lebih sadar akan pentingnya penguatan kerja sama di kawasan Asia-Pasifik dalam memerangi pandemi. Mereka kurang lebih telah melihat dengan jelas kekuatan kebangkitan ekonomi Tiongkok, dan mereka juga telah melihat vitalitas model ekonomi pasar sosialis Tiongkok.

Tampaknya situasi belum berubah dalam satu abad, tidak hanya Tiongkok yang melihat peluang di dalamnya, tetapi banyak negara lain juga telah melihat peluang. Setiap negara telah menyelesaikan prestasi membangun zona perdagangan bebas terbesar di dunia.

PM Tiongkok Li Keqiang dengan sangat gembira mengatakan bahwa penanda tanganan RCEP adalah kemenangan bagi multilateralisme dan perdagangan bebas, yang telah memberi umat manusia seberkas cahaya dan harapan dalam kegelapan.

Sebuah "kemenangan", "kecemerlangan", dan "harapan" PM  Li menggunakan tiga bobot kosakata secara berturut-turut. Dapat dilihat bahwa dia tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya dan menginspirasi delapan tahun negosiasi yang sulit. Naik turunnya perundingan zona perdagangan, mengalami berbagai hambatan yang ditimbulkan oleh AS, dan mengalami tahun 2020 yang mendebarkan. Pada akhirnya, 15 negara Asia Pasifik bergandengan tangan dengan erat.

Banyak pengamat dan peneliti beranggapan kesepakatan ini akan mengubah pola ekonomi dan perdagangan dunia selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun