Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pecah! Pertempuran Laut Satu Jam Vietsel-Tiongkok di Kep. Xisha Januari 1974

5 Desember 2020   14:42 Diperbarui: 5 Desember 2020   14:46 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: davfl70.org + yougotttaconsiderthesource.blogspot.com

Kapal No. 389 yang dilengkapi dengan artileri 85mm dengan daya tembak yang sangat kuat. Namun, karena beberapa peralatan di kapal belum diperbarui dan diservice karena tergesa-gesa, kapal tersebut langsung bergegas ke zona perang. Saat menembak terus berlanjut, kait meriam utama tiba-tiba tertutup mengunci, meriam macet.

Menurut peraturan operasi, bom tidak boleh segera ditarik keluar. Ini cukup berbahaya. Sering kali peluru yang baru ditarik keluar meledak, jadi harus menunggu dingin dulu, tapi jika harus menunggu maka kesempatan untuk menyerang hilang .

Seorang tentara bernama Liu Zhanyun bergegas ke depan dan mengeluarkan peluru meriam panas dengan tangannya. Tanpa ragu sedikit pun dan tanpa sempat memakai sarung tangan tahan panas langsung membuka bautnya ditarik keluar, para tentara operator meriam cepat-cepat melemparkan ke dalam laut, untung peluru ini tidak meledak. Dan para tentara operator meriam bisa terus melanjutkan menembak kapal Vietsel.

Meskipun para prajurit kapal Tiongkok tampil sangat berani, tapi kapal Vietnam Selatan memiliki keunggulan yang jelas dalam daya tembak. Dalam pertempuran, kapal 389 itu dihajar terus menerus dan  terbakar besar.

Vietnam Selatan memilih menggunakan bom yang menembus lapis baja. Serangan yang paling serius adalah ruang mesin cadangan kapal No.389 yang dikapteni Xiao De'wan tembus diterjang peluru meriam berlubang besar, dan air laut langsung mengalir masuk. Pada saat yang paling mendesak, seorang tentara menggunakan tubuhnya untuk menyumbatnya agar kapal No. 389 bisa terus bertarung.

Kisah heroik ini dilukiskan dalam sebuah buku, pada halaman tersebut mencatat prajurit Guo Yudong yang menggunakan tubuhnya untuk menyumbat dan menutup lubang tersebut. Guo Yudong petugas pengirim amunisi dari gudang maunisi ke atas kapal No. 389 sedang sibuk mengirimkan amunisi ke geladak. Tiba-tiba, sebuah peluru datang dari sisi kiri buritan. Kabin tiba-tiba dipenuhi asap dan air laut.


Lubang besar mulai membanjiri kapal. Guo Yudong, yang tertembak, tahu bahwa gelombang besar air laut pasti akan membawa bahaya tenggelamnya kapal perang, jadi dia harus menutup lubang peluru. Dia berdiri dengan luka serius dan mengambil pipa penyumbat lubang tapi lubang terlalu besar tetap masih bocor,  air laut masih deras masuk ke kabin kapal, dia terjungkal kesemprot aliran air laut, dia terus bangkit kembali beberapa kali  dan tangannya meraih tangga berusaha berdiri, kali ini dia meraih jaket wolnya dan dengan tubuhnya menyumbat lubang, akhir berahsil tersumbat namun aliran air laut masuk mengecil, sehingga bahaya tenggelam kapal No.389 jauh terkurangi dengan drastis.

Namun Guo Yudong akhirnya tewas. Adegan tewasnya diceritakan oleh saksi hidup Yang Baohe operator pengisi amunisi meriam 85 mm kapal No. 389, dalam sebuah wawancara setelah 36 tahun kemudian pertempuran Xisha, dia sambil tersendak menceritakan kisahnya.

Sumber: kuaibao.qq.com + gd.ifeng.com
Sumber: kuaibao.qq.com + gd.ifeng.com
Setelah gudang amunisi terbakar dan beberapa benda meledak, Guo Yudong juga ikut tewas terbakar, setelah padam hanya ditemukan beberapa tulang yang pada dasarnya habis terbakar. Setelah dia terbakar, tubuh manusia memiliki minyak dan lemak. Dan membekasnya menjadi bayangan dalam postur menahan kebocoran pada saat itu dan bayangan sosoknya tergambar di permukaan pelat baja. Kemudian para prajurit lainnya bisa melihatnya semuanya setelah itu memberinya acungan jempol.

Saat itu Guo Yudong baru berusia 21 tahun. Setelah Pertempuran Xisha, dia dinobatkan sebagai pahlawan pengabdian yang  berjasa kelas satu dan dielu-elukan sebagai "Huang Jiguang di laut". Justru karena Guo Yudong mengorbankan nyawanya untuk menghentikan kebocoran maka dia menyelamatkan kapal No.389 tersebut, tetapi serangan Vietnam Selatan terhadap kapal No. 389 tidak berhenti.

(Huang Jiguang adalah pahlawan Perang Korea (1950an) yang menggunakan dadanya untuk memblokir tembakan senapan mesin musuh ketika dia terluka di 7 tempat, kaki kirinya terputus, dan amunisinya habis saat Pertempuran Shangganling dalam melawan agresi AS).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun