Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bisa Berhasilkah AS Mencekik Tiongkok dengan Embargo Kartu Chip?

18 September 2020   16:52 Diperbarui: 18 September 2020   16:58 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari 2G Tiongkok yang pada awal masih blank, 3G masih tertinggal, dan 4G mulai punya standar sendiri. 3G memiliki standarnya sendiri tetapi skalanya relatif kecil, 4G Tiongkok sepenuhnya mengikuti standarnya sendiri, dan 5G sudah mulai melampaui negara-negara lain di dunia termasuk Barat dan AS.

Di saat yang bersamaan, sejumlah merk seperti Huawei, Xiaomi, Vivo, dll juga sudah naik daun, begitu pula untuk mesin litografi.

Untuk mesin litografi sementara ini hanya ada satu perusahaan di Belanda yang membuat, tetapi jika kita menghitung keuntungannya, jika mereka menjual 40 unit dalam dua tahun dan nilai tambahnya 5 miliar dolar AS, keuntungan yang sangat tinggi untuk perusahaan ini. Namun untuk suatu industri, total keuntungan tidak tinggi untuk suatu industri besar.

Kini Barat dan AS memaksa Tiongkok untuk membangunnya sendiri, dengan investasi dengan potensi yang ada di seluruh negaranya dan dilatar belakangi dengan persyaratan pasar yang besar, jadi banyak pengamat pikir itu akan terjadi se-iring jalannya waktu.

Tampaknya pada awalnya, terlihat Tiongkok telah membuat pengaturan seperti itu untuk beradaptasi dengan pasar dunia global. Tiongkok mungkin mulanya belum sepenuhnya mempertimbangkan segala sesuatu untuk diproduksi sendiri, jadi perusahaan Tiongkok memperlakukan chip komersial sebagai produk biasa.

Mereka menyangka jika membutuhkan untuk produksi normal selama ini, mereka cukup membeli di pasar, dan itu dinaggap akan lebih hemat biaya untuk membelinya daripada memproduksi sendiri. Tetapi kini tiba-tiba AS membangunkan dan menyadarkan Tiongkok, ternyata produk biasa juga bisa diubah dijadikan "senjata".

Maka banyak pengamat dan para pemerhati domestik Tiongkok berkeyakinan mereka akan membangun sendiri sekarang. Jika ini terealisasi dapat menyebabkan kerugian ganda bagi AS.

Ambil contoh jika chip Qualcomm tidak dapat diekspor ke Tiongkok, setidaknya mereka akan kehilangan 40% atau bahkan 60% dari pendapatannya, diperkirakan pengamat, mereka harus memberhentikan banyak tengaga kerjanya. Berapa dana yang sudah mereka keluarkan untuk penelitian dan pengembangannya sendiri sebelumnya.

Selanjutnya begitu Tiongkok telah menguasai teknologi dan membentuk kapasitas produksinya, dan ini pasti akan datang masanya. Harga pasar domestik yang begitu besar di Tiongkok akan membuatnya harga akan turun secara tiba-tiba, dan kemudian akan membanjiri ke pasar dunia.

Pada saat itu harus mengatakan pada saat itu chip produksi Tiongkok akan menjadi "harga seperti kacang goreng", sehingga perusahaan seperti Qualcomm mungkin akan mati. Jadi dikhawatir kebijakan AS untuk mencekik leher Tiongkok dengan kartu chip, akan menjadi bumerang bagi AS. Dan bisa diperkirakan perusahaan AS jauh lebih khawatir dan cemas dari pada perusahaan dan rakyat Tiongkok sendiri atas pelarangan AS untuk mengekspor chip kepada Tiongkok.

Baca juga:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun