Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Perang Dagang AS-Tiongkok (Kapitalisme Vs Sosialisme) Siapa Akan Menang?

19 Desember 2019   17:54 Diperbarui: 23 Desember 2019   00:19 3947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: imf.org
Sumber: imf.org
IMF telah memperingatkan tentang konsekuensi dari konflik perdagangan Tiongkok-AS. Ketua IMF Kristalina Georgieva mengatakan setelah pembicaraan dengan PM Tiongkok Li Keqiang dan organisasi internasional di Beijing pada hari Kamis (21 Novemper) bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi global dapat turun 0,8% pada tahun 2020.

Dia menunjukkan bahwa penurunan ekonomi terutama dipengaruhi oleh sengketa perdagangan Tiongkok-AS dan ketidakpastian yang disebabkan olehnya. Meskipun kedua negara baru-baru ini menjadi lebih dekat satu sama lain, sejauh ini belum ada konsensus yang dicapai mengenai ruang lingkup penghapusan kembali tarif. 

Presiden AS Trump baru-baru ini mengancam akan mengenakan tarif baru jika kedua pihak gagal tidak mencapai kesepakatan dan menandatangani perjanjian perdagangan.

AS menuduh Tiongkok mencuri teknologi dan membatasi perusahaan asing memasuki pasar Tiongkok. PM Tiongkok mengatakan: "Tiongkok akan mematuhi strategi pembukaannya dan akan terus membuka ke dunia luar." PM Tiongkok Li Keqiang juga mengatakan bahwa untuk mendukung ekonomi riil, negara berharap seluruh perekonomian akan menjaga stabilitas dan menurunkan suku bunga.

IMF memprediksikan bahwa, sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, ekonomi Tiongkok dapat tumbuh sebesar 6,1% tahun ini, tetapi akan turun di bawah 6% tahun depan. 

Tingkat pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal ketiga tahun ini telah turun menjadi 6%, tahun paling lambat dalam 30 tahun. Menurut informasi yang dikeluarkan oleh IMF, Tiongkok menderita konsekuensi dari peningkatan hutang dan perang perdagangan.


Perang Dagang AS-Tiongkok Membuat "Kita Semua Harus Membayar untuk Itu"
Negosiasi sedang berlangsung tetapi terbukti sulit. Pada bulan Desember ini, kedua belah pihak mengumumkan kesepakatan awal tetapi beberapa masalah paling sulit tetap belum terselesaikan.

Ketidakpastian seputar perang perdagangan telah merugikan bisnis dan membebani ekonomi global.

Kebijakan tarif Trump bertujuan untuk mendorong konsumen AS untuk membeli barang buatan AS dan membuat barang impor menjadi lebih mahal.

Sejauh ini, AS telah mengenakan tarif lebih dari US$ 360 milyar untuk barang-barang Tiongkok, dan Tiongkok telah membalas dengan tarif lebih dari US$ 110 milyar untuk produk-produk AS.

Washington memberikan tiga putaran tarif tahun lalu, dan yang keempat pada bulan September. Putaran terbaru menargetkan impor Tiongkok, dari daging ke alat musik, dengan bea 15%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun