Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Perang Dagang AS-Tiongkok (Kapitalisme Vs Sosialisme) Siapa Akan Menang?

19 Desember 2019   17:54 Diperbarui: 23 Desember 2019   00:19 3947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perang dagang AS-China.(SHUTTERSTOCK) via Kompas.com

Tapi AS kini dalam perang dagang AS menjadikan komoditas umum sebagai senjata. Sehingga dalam perang dagang kali ini, banyak pengamat dan pakar yang berpandangan AS tidak akan bisa memenangkan perang.

Karena sekitar setengah dari barang biasa di pasar AS dibuat di Tiongkok. Jika Tiongkok juga berbuat dengan mengubah produk biasa menjadi senjata seperti AS, bagaimana orang Amerika bisa hidup, bagaimana perusahaan Amerika, terutama bisnis kecil dan menengah bisa hidup, karena sekecil sekrup, mur, dan mesin apa pun, sekecil pemanggang roti, keluarga Amerika perlu menggunakannya untuk makan malam, ban ukuran sedang untuk mobil, untuk sepeda, dan ban sebesar untuk truk kontainer, derek berat, dan bagian dari ekor Boeing 737 semua dibuat di Tiongkok.

Jika Tiongkok berbuat seperti AS, produk-produk umum dijadikan senjata dalam perang dagang. Bagaimana AS dapat mempertahankan ini, dalam pengertian konstek umum ini. Banyak pengamat dan pakar yang tidak tahu bagaimana perang dagang yang diprakarsai oleh Trump ini akan berakhir.

Tindakan Trump dalam perang dagang kali ini, telah mengingatkan Tiongkok tentang ketertinggalannya dalam produk chip, sehingga perlu untuk ditingkatkan, dan bahkan untuk seluruh teknologi tingginya.

Insiden ZTE telah berubah dari hal buruk menjadi baik, dimana teknologi inti tidak dapat dibeli. "Inovasi independen" telah menjadi konsensus seluruh rakyat di Tiongkok, hingga ke tingkat bawah. Untuk mengejar ketertinggalannya dalam produk tersebut.

Memang AS berusaha untuk mencekik leher Tiongkok dari chip dengan mengenakan embago untuk chip. Namun dibandingkan 20 tahun lalu kehandalkan chip sebagai senjata telah jauh berkurang banyak bahkan dibanding 5 tahun lalu. Tiongkok telah menjadi pasar chip di dunia, lebih besar dari permintaan gabungan negara-negara lain, pembelian Chip Tiongkok menyumbang 50% lebih dari pasaran dunia.

Oleh karena itu, tanpa pasar Tiongkok, perusahaan seperti Qualcomm di AS kemungkinan akan bangkrut. Pasar konsumen terbesar di dunia, termasuk pasar konsumen chip, adalah kartu Ace dan senjata strategis yang ada di tangan Tiongkok.

Selain itu Tiongkok masih memiliki kartu Ace lain yang bisa dilakukan di area ini. Kereta api kecepatan tinggi model Tiongkok telah memainkan kartu yang bagus.

Sekarang setelah konsensus Tiongkok tentang inovasi independen telah dibentuk, atas dasar ini, Tiongkok akan start lagi, dan di mana mereka telah mencapai keunggulan teknologi AS, dan mereka terus melakukan konsolidasi. 

Karena dengan AS pada dasarnya sudah berada dalam kedudukan yang setara, tidak heran jika Tiongkok harus bergegas untuk mengejar ketinggalan. Di mana celah-celah dengan AS akan terus disusul.

IMF Menkhawatirkan Konskuensi Perang Dagang AS-Tiongkok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun